![]() |
Foto: Pexels.com |
Pendahuluan
Partisipasi perempuan dalam politik bukan sekadar isu representasi, tetapi menyangkut kualitas demokrasi itu sendiri. Meski jumlah pemilih perempuan sangat besar, keterwakilan mereka dalam lembaga politik formal masih rendah. Pemilu 2024 menjadi momentum penting untuk mengubah kenyataan ini. Namun, perubahan tidak datang begitu saja. Butuh kerja advokasi dan pemberdayaan yang terstruktur, seperti yang dilakukan oleh Lembaga Kajian Pemberdayaan Perempuan dan Anak (LKP2A) Pati, yang menjadi contoh konkret gerakan akar rumput dalam meningkatkan partisipasi politik perempuan.
Pembahasan
1. Politik Perempuan: Dari Representasi ke Substansi
Perempuan bukan sekadar pelengkap dalam politik. Mereka membawa perspektif khas dalam merespons isu-isu penting seperti kesehatan reproduksi, kekerasan dalam rumah tangga, dan ketimpangan akses pendidikan. Sayangnya, dominasi laki-laki dalam politik masih menghambat perempuan untuk maju. Gerakan seperti LKP2A membuktikan bahwa dengan pendidikan politik dan pendampingan yang konsisten, perempuan bisa tampil sebagai aktor politik yang tangguh.
2. Strategi Advokasi LKP2A Pati
LKP2A menerapkan strategi pemberdayaan melalui berbagai kegiatan seperti kursus kepemiluan, diskusi politik, sekolah calon legislatif (caleg) perempuan, kampanye tolak politik uang, dan pelatihan relawan demokrasi. Tiga kelompok sasaran utama mereka adalah perempuan calon penyelenggara pemilu, perempuan calon legislatif, dan perempuan pemilih. Dari strategi ini, tercatat 8 perempuan lolos sebagai penyelenggara pemilu, 2 perempuan terjun ke politik, dan lebih dari 1.200 perempuan menjadi pemilih cerdas.
3. Tantangan Kultural dan Struktural
Meskipun dampak positifnya nyata, LKP2A masih menghadapi tantangan besar. Budaya patriarki, keterbatasan dana, serta kurangnya dukungan dari partai politik dan lembaga negara menjadi hambatan utama. Perempuan sering dianggap tidak layak atau kurang kompeten untuk terlibat dalam politik. Padahal, pengalaman mereka di ranah domestik justru bisa menjadi kekuatan dalam merumuskan kebijakan publik yang berpihak pada rakyat kecil.
4. Efek Domino dari Gerakan Akar Rumput
Kekuatan utama LKP2A terletak pada pendekatannya yang berbasis komunitas. Gerakan ini membuktikan bahwa perubahan tidak selalu datang dari pusat kekuasaan, tetapi bisa lahir dari komunitas kecil yang konsisten bekerja. Model seperti ini harus direplikasi di berbagai daerah, agar gerakan perempuan semakin masif, dan perubahan politik menjadi lebih inklusif.
Penutup
Karya: Elya Munawwaroh Nasution, Mahasiswi Jurusan Hukum Tata Negara Fakultas Syariah UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe (Rilisan)
Editor: Tiara Khalisna