Portal Berita Al-Kalam

Milad 56 dan Perpres 56: Simbol Kebangkitan UIN Sultanah Nahrasiyah Menuju Kampus Global

  Foto: Qonita Sholihat www.lpmalkalam.com-  Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe menggelar Sidang Senat Terbuka s...

HEADLINE

Latest Post

18 Juni 2025

LGBT Menyerang, Muda-Mudi Dihadang: Respons Al-Qur'an terhadap Perilaku Fahisyah yang Dapat Merusak Moral Anak Bangsa

Foto: Pixabay.com

www.lpmalkalam.com- Islam merupakan agama yang sempurna, mengatur kehidupan umatnya dengan aturan-aturan terbaik yang telah ditetapkan oleh Allah. Salah satu perintah-Nya adalah mengerjakan segala sesuatu yang diperintahkan dan meninggalkan segala yang dilarang. Al-Qur’an menegaskan hal ini melalui kisah umat Nabi Luth a.s. yang termaktub dalam Surah An-Naml ayat 54–58.

Q.S. An-Naml (54–55):
وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ وَأَنتُمْ تُبْصِرُونَ (٥٤) أَئِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِّن دُونِ النِّسَاءِ ۚ بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ (٥٥)

Artinya:
“Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya: ‘Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah itu sedang kamu melihat (kejahatannya)? Sungguh, kamu mendatangi laki-laki (untuk memuaskan nafsumu), bukan perempuan. Sungguh, kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu).’”

Penjelasan Ayat:
Dalam ayat tersebut, “fahisyah” merupakan kata kunci. Menurut Tafsir Al-Munir, istilah ini merujuk pada perbuatan keji dengan mendatangi sesama jenis untuk memuaskan nafsu, padahal mereka menyadari bahwa hal tersebut merupakan kejahatan. Sementara menurut Tafsir Al-Misbah, “fahisyah” adalah perbuatan keji yang belum pernah dilakukan oleh umat-umat sebelum Nabi Luth a.s. Ayat ini secara jelas menunjukkan bahwa salah satu bentuk kerusakan moral anak bangsa adalah penyimpangan terhadap fitrah seksualitas manusia.

Lantas, timbul pertanyaan: apakah di Nanggroe Aceh Darussalam yang dikenal sebagai Serambi Makkah, daerah yang kental dengan nilai-nilai keislaman juga terdapat individu yang tergabung dalam kelompok LGBT?

Hasil analisis penulis dari Januari hingga April 2025 terhadap kasus LGBT di Kota Lhokseumawe menunjukkan kondisi yang cukup memprihatinkan. Berdasarkan wawancara dengan dua informan (MRR dan AS), yang merupakan mahasiswa di salah satu universitas di Lhokseumawe, MRR menyampaikan, “LGBT di kota ini sebenarnya banyak, hanya saja mereka masih tahu batasan untuk menutupi kelainan mereka.”

Faktor utama yang membuat kelompok ini tidak terang-terangan menyuarakan identitas mereka adalah keberadaan Qanun Jinayat yang diterapkan di Aceh, serta peran aktif instansi pemerintah seperti Wilayatul Hisbah (WH) di Lhokseumawe. Mereka yang terbukti melakukan perilaku amoral akan diproses secara hukum dan direhabilitasi.

Bagaimana status mereka di mata masyarakat? “Status kami di mata masyarakat masih sama seperti orang-orang pada umumnya, yakni masih dianggap normal,” ungkap AS. Ternyata, MRR dan AS pernah menjalin hubungan selama hampir dua tahun. Mereka menyebut bahwa faktor penyebab kecenderungan homoseksual tersebut adalah lingkungan yang tidak mendukung, tekanan sosial berupa kecaman dan bullying semasa sekolah, serta ketiadaan kasih sayang dari orang tua.

Mereka mengakui bahwa apa yang mereka lakukan adalah penyimpangan. Ini sejalan dengan makna “fahisyah” dalam ayat sebelumnya, yaitu sadar akan kesalahan namun tidak saling mengingatkan. “Di kota ini banyak LGBT pendatang dari luar daerah. Dominan dari mereka adalah orang-orang pintar, bahkan tidak sedikit yang memiliki posisi penting di kampus maupun di pemerintahan,” lanjut AS. Ketika ditanya bagaimana mereka saling mengenal, AS menjawab, “Awalnya kami kenalan dari aplikasi khusus gay, lalu lanjut ke media sosial biasa.”

Tugas kita sebagai masyarakat adalah menjaga diri dan lingkungan dari perbuatan menyimpang tersebut. Ingatlah kodrat dan fitrah kita sebagai manusia. Seperti ungkapan warganet Indonesia: “Awalnya bercanda, lama-lama jadi suka.” Kebiasaan buruk akan membawa dampak buruk pula, sebagaimana yang dialami oleh kedua informan yang pernah mengidap penyakit menular seksual (IMS) seperti gonore dan sifilis. Penyakit ini dapat menjadi bentuk peringatan dari Allah agar manusia tidak mendekati perbuatan amoral seperti homoseksualitas.

Karya: Galih Novdiantoro, Mahasiswa Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe (Rilis)

Editor: Putri Ruqaiyah

17 Juni 2025

Market Day Syariah 2025: Kolaborasi Kreativitas dan Literasi Mahasiswa di Fakultas Syariah UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe

Foto: Qurrata A'yuni

www.lpmalkalam.com – Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Hukum Ekonomi Syariah (HES) bekerja sama dengan Fakultas Syariah UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe menggelar Market Day Syariah 2025, sebuah ajang pameran kewirausahaan yang menampilkan ragam karya dan produk mahasiswa jurusan HES. Kegiatan ini berlangsung di Fakultas Syariah pada Selasa (17/06/2025). 

Secara resmi kegiatan ini dibuka oleh Rektor UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe, Prof. Dr. Danial, S.Ag., M.Ag. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menumbuhkan semangat entrepreneurship di kalangan mahasiswa, sekaligus menjadi ruang ekspresi kreativitas dalam bingkai nilai-nilai syariah. Berbagai stan bazar hadir dengan menjual produk berupa makanan, minuman, kerajinan tangan, hingga karya seni visual. Market Day Syariah tidak hanya menjadi sarana latihan berbisnis, tetapi juga membentuk karakter mahasiswa yang inovatif dan tangguh dalam menghadapi dunia kerja dan industri halal.

Foto: Qurrata A'yuni

“Selain menjadi peserta bazar, saya juga bisa menyaksikan Halaqah Nahrasiyah yang diumumkan langsung oleh Pak Rektor dan melihat antusiasme luar biasa dari para penerbit buku serta dosen-dosen Fakultas Syariah. Ini pengalaman yang sangat berkesan," ungkap Damayanti selaku salah satu peserta bazar. "Kemudian mengenai konsep tempatnya, difasilitasi dengan stan siap saji yang diadakan di dalam ruangan, sedangkan yang menggunakan kompor di luar. Meskipun tempatnya terpisah, semangat kami untuk menciptakan kreasi kewirausahaan tetap kompak dan solid dari berbagai jurusan," sambungnya. 

Tak hanya bazar, kegiatan ini juga disemarakkan dengan sesi bedah buku syariah, yang digelar di lokasi yang sama. Sesi ini menghadirkan diskusi mendalam tentang pentingnya literasi hukum dan ekonomi syariah di era modern, serta mendorong mahasiswa untuk mencintai ilmu pengetahuan sekaligus mendorong mahasiswa untuk aktif dalam berkarya.


Reporter: Ismi Saydina Lubis

Editor: Zuhra


Fakultas Syariah UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe Bentuk Halaqah Nahrasiyah dan Kegiatan Bedah Buku

Foto: Qurrata A'yuni

www.lpmalkalam.com - Halaqah Nahrasiyah dan Bedah Buku yang diluncurkan oleh Fakultas Syariah (FASYA), fakultas tertua di Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe resmi launching, bertempat di Lobi FASYA pada Selasa (17/06/2025) pukul 09.30 s.d. 12.00 WIB.

Kegiatan ini dihadiri oleh rektor, wakil rektor, dekan, wakil dekan, para dosen, serta mahasiswa. Halaqah Nahrasiyah adalah agenda bulanan yang diadakan oleh FASYA, ditujukan sebagai forum diseminasi dan apresiasi karya dosen dan mahasiswa FASYA UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe.

Rektor UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe, Prof. Dr. Danial, S. Ag., M.Ag., dalam kata sambutannya mengangkat filosofi yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa "Setiap orang yang Anda temui adalah guru. Di mana tempat Anda bertemu adalah sekolah." Danial menyampaikan, dengan terbentuknya halaqah ini menjadi forum diskusi yang dapat terus dikembangkan dan menjadi model bagi fakultas lainnya di kampus setempat. 

Dr. Ja'far, M.A., selaku ketua panitia kegiatan mengungkapkan bahwa Halaqah Nahrasiyah menjadi agenda bulanan FASYA yang dilakukan secara hybrid (luring atau daring) dengan mengundang pemateri yang berasal dari luar Aceh. Ja'far mengatakan FASYA juga akan mengadakan seminar berskala nasional dan internasional dengan pemateri yang berasal dari luar negeri. Ia berharap, kegiatan seperti ini terus berlanjut di masa yang akan datang. 

Foto: Aprllia Fira Purnama

Bedah buku yang juga menjadi bagian dari kegiatan ini turut menghadirkan dua narasumber serta pembedah buku yaitu Dr. Munadi, MA., satu dari dua penulis buku Epistemologi Hukum Islam Dayah Aceh yang ditanggapi oleh Dr. Jafar, MA., serta Almira Keumala Ulfah, S.E., M.Si., Ak., CA, ASEAN CPA, salah satu penulis buku Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Berbasis Syariah yang ditanggapi oleh Ramadhan, Lc., MA. 

Munadi menjelaskan isi buku yang telah ditulisnya mengenai bagaimana dayah bisa memproduksi hakikat hukum Islam, apa sumber yang digunakan, apa metode penalaran yang digunakan, dan metode validasi hukum Islam yang mereka gunakan. Ja'far sebagai penanggap mengungkapkan bahwa, "Buku ini sudah sangat bagus. Sudah menghasilkan riset yang digital dan berbasis kearifan lokal. Pembentukan Lajnah Bahtsul Masa'il yang misinya adalah mendiskusikan hukum Islam, membuat dinamika hukum Islam di Aceh terus berkembang dan hidup."

Almira, narasumber kedua juga ikut menjelaskan isi buku yang ditulisnya; bagaimana memadukan inovasi dan nilai-nilai Islam dalam satu aktivitas. "Makanan, kerajinan tangan, pendidikan berbasis keterampilan yang dapat dihasilkan oleh santri membantu mereka membangun usaha, memperluas lapangan kerja, dan mendapatkan income dari daerah dan wilayahnya," jelas Almira. 

Hal ini disetujui oleh pihak penanggap. Ramadhan mengatakan bahwa ekonomi kreatif menjalar ke seluruh sektor dan buku tersebut sangat menjawab tantangan di pesantren. Ia memberi masukan untuk tidak hanya mengkaji ekonomi kreatif, tetapi juga sirkularisasi kreatifitas. Ramadhan mengharapkan buku tersebut bisa dibaca dengan teliti oleh mahasiswa dan dosen sehingga bisa menjadi bahan diskusi lebih lanjut. 

Dekan FASYA, Muhammad Syahrial Razali Ibrahim Lc., M.A., Ph.,D. mengharapkan keistikamahan dari fakultas yang dipimpinnya. "Kita berharap kajian yang seperti ini bisa ditiru oleh yang lain. Mudah-mudahan kami dari fakultas ini bisa istikamah. Mohon doa juga dari semuanya, apa yang sudah kita rancang dan hari ini kita mulai bisa terus berlanjut. Dengan cara-cara seperti ini, kita bisa mengangkat martabat nama besar UIN Sultanah Nahrasiyah ini; cara-cara yang elegan, beradab, berbudaya untuk kemudian kita tampilkan di publik," jelasnya. 


Reporter: Alya Nadila

Editor: Zuhra

Pemanfaatan Artificial Intelligence dalam Dunia Tulisan: Mahasiswa Antusias Ikuti Workshop

Foto: IST

www.lpmalkalam.com- Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe menyelenggarakan kegiatan workshop menulis artikel menggunakan Artificial Intelegence (AI) di Aula Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) pada Senin (16/06/2025). 

Kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa dari jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Tadris Matematika (TMA), dan Bimbingan Konseling Islam (BKI) dengan jumlah peserta sekitar 96 mahasiswa. Dikoordinasikan langsung oleh dosen pengampu mata kuliah serta berkonsultasi dengan Ketua Jurusan TMA, Dr. Mahdalena, M.Pd.; Wakil Dekan I Bidang Akademik dan Kelembagaan, Dr. Susi Yusrianti, M.Pd.; dan Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD), Dr. Ruhama Wazna, M.A.

Workshop ini dilaksanakan sebagai Outcome-Based Education (OBE) dari mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan dan Metode Penelitian Konseling Islam, serta berkolaborasi dengan PkM dosen TMA, Dr. Rosimanidar, S.Si., M.Si., Khairiani., M.Sc., Ph.D., Nur Azmi, M.Pd, dan dosen Pendidikan Profesi Guru (PPG), Nurul Akmal, M.Pd. di UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe. 

Rosimanidar selaku pemateri dari kegiatan tersebut mengungkapkan, “Mahasiswa memahami dan memiliki keterampilan menulis artikel yang terpublis di jurnal bereputasi.” Ia berharap ke depannya mahasiswa terbiasa untuk menulis dan mempublikasikan ide-idenya ke masyarakat serta menginspirasi dosen perkuliahan lainnya agar ada outcome guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa.


Reporter: Aprllia Fira Purnama

Editor: Zuhra

15 Juni 2025

Jalan Santai dan Doorprize Warnai Peringatan Milad ke-56 UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe

Foto: Intan Nuraini

www.lpmalkalam.com- Dalam rangka memperingati Milad ke-56, Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe menggelar kegiatan jalan santai yang berlangsung di kawasan kampus pada Minggu, (15/6/2025).

Kegiatan ini diikuti oleh seluruh civitas academica, termasuk dosen, tenaga kependidikan (tendik), petugas kebersihan, organisasi mahasiswa (Ormawa), seluruh mahasiswa UIN Sultanah Nahrasiyah, serta anggota keluarganya. Jalan santai dimulai pukul 08.00 hingga 10.00 WIB di lingkungan kampus setempat. Setelah kegiatan selesai, para peserta dikumpulkan di area parkir Biro untuk beristirahat. Di lokasi tersebut, peserta juga disediakan bubur gratis dan minuman. 

Foto: Intan Nuraini

Rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan pembagian doorprize yang dilakukan oleh para dosen dan tendik. Hadiah dibagikan melalui sistem undian berdasarkan nomor kupon yang telah dibagikan sebelumnya.

Foto: Intan Nuraini

Zanzibar, M.Sos., selaku Koordinator Lapangan, menyampaikan harapannya terhadap kegiatan tersebut. Ia mengungkapkan, “Semoga UIN terus maju dan terus berkembang sehingga bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan khususnya untuk keluarga besar kita di sini, keluarga besar Universitas Islam Negeri Sultanah Nahrasiyah.”

Selain itu, ia juga berharap melalui kegiatan jalan santai ini, suasana kekeluargaan di lingkungan kampus semakin erat dan kompak dalam mendukung kemajuan UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe di masa depan.


Reporter: Muhammad Alif Maulana

Editor: Putri Ruqaiyah

14 Juni 2025

Mengenang Jejak Peradaban: Kolaborasi Kementerian Sosial dan Budaya DEMA UIN dan Agam Inong Aceh Utara Ziarah ke Makam Sultanah Nahrasiyah

 

Foto: Qurrata A'yuni

www.lpmalkalam.com- Kementerian Sosial dan Budaya Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe Kegiatan ini bekerja sama dengan Agam Inong Aceh Utara menjalankan program kerja Kementerian Sosial dan Budaya dengan melaksanakan kegiatan ziarah bersama ke makam Sultanah Nahrasiyah pada Jumat (13/06/2025).

Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh civitas academica dari DEMA, SEMA, HMJ, serta Agam Inong Pasai Aceh Utara. Ziarah ini menjadi sarana pembelajaran sejarah, khususnya mengenai peninggalan dan silsilah para pendiri kerajaan-kerajaan lokal di Aceh sebelum masuknya Islam.

Menariknya, kegiatan kali ini bertepatan dengan 17 Zulhijah, yang merupakan hari wafat Sultanah Nahrasiyah. Momen tersebut menjadi waktu yang tepat untuk mengenang jasa beliau sebagai tokoh penting dalam sejarah Aceh.

Wakil Presiden Mahasiswa (Wapresma) Asyraf Zaky mengungkapkan, “Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan lebih jauh sosok Sultanah Nahrasiyah yang menjadi nama kampus kita. Dengan ziarah ini, kami ingin mahasiswa tidak hanya mengenal namanya, tetapi juga memahami sejarah dan perjuangannya. Harapannya, semangat mengenal sejarah tidak berhenti hanya pada kegiatan hari ini saja.”

Foto: Qurrata A'yuni

Muhammad Irfan, selaku Menteri Sosial dan Budaya DEMA UIN Sultanah Nahrasiyah sekaligus penanggung jawab kegiatan, menyatakan, “Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengenang para pahlawan Kesultanan Aceh, serta mengabadikan sejarah yang kerap dimanipulasi dan dilupakan. Kami berharap kegiatan ini dapat menginspirasi mahasiswa, pemuda, dan masyarakat Aceh untuk lebih mencintai dan melestarikan sejarah daerahnya.”

Sementara itu, Muqsal Mina, selaku Agam Pasai Aceh Utara 2025, menuturkan, “Kita tetap harus menjaga sejarah yang ada di Aceh Utara ini, dan selalu mengingat serta menghidupkan nama-nama tokoh sejarah yang ada di sini. Harapannya, semoga akan ada generasi yang termotivasi untuk memberikan contoh positif dalam menjaga sejarah yang kita punya. Dengan adanya langkah kehadiran Dewan Eksekutif Mahasiswa UIN Sultanah Nahrasyiah bersama Duta Wisata Aceh Utara, ini menjadi langkah yang baik untuk melestarikan warisan sejarah yang dimiliki.”


Reporter: Aprillia Fira Purnama

Editor: Putri Ruqaiyah


13 Juni 2025

Milad ke-56, Rektor UIN Sultanah Nahrasiyah Ziarah ke Makam Pendahulu

Foto: IST

www.lpmalkalam.com- Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe, Prof. Dr. Danial, M.Ag., berziarah ke makam almarhum Dr. Hafifuddin, M.Ag., mantan Rektor IAIN Lhokseumawe yang juga merupakan tokoh penting dalam sejarah perjalanan panjang STAIN menjadi UIN.

Ziarah dan doa bersama ini berlangsung khidmat di Kompleks Pemakaman Mane Kawan, Aceh Utara, dipimpin langsung oleh Rektor UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe didampingi oleh para wakil rektor, kepala biro, serta jajaran pimpinan lainnya pada Jumat (13/06/2025).

Rektor dalam rangkaian kegiatan tersebut menyampaikan bahwa ziarah ini bukan sekadar seremonial, melainkan bentuk nyata penghormatan dan penghargaan atas jasa besar almarhum Dr. Hafifuddin, M.Ag., dalam membangun fondasi kuat bagi kemajuan kampus yang kini telah bertransformasi menjadi UIN. “Almarhum adalah sosok yang visioner dan penuh dedikasi. Banyak pencapaian yang kita rasakan hari ini merupakan hasil kerja keras dan pengabdian beliau di masa lalu. Semangat juang beliau akan terus kami kenang dan jadikan inspirasi” ujar Rektor.


Foto: IST

Kegiatan ziarah ini menjadi salah satu rangkaian penting dalam peringatan Milad ke-56 yang mengusung tema “Bersinergi Membangun Kampus Unggul, Moderat, dan Berdaya Saing Global.”

Kegiatan ini termasuk dalam rangkaian peringatan Milad ke-56 dan alih bentuk dari IAIN menjadi UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe. Dalam agendanya, rektor dan sivitas akademika juga berziarah ke makam Sultanah Nahrasiyah yang menjadi asal muasal penamaan UIN.

Selain ziarah, berbagai agenda akademik dan keagamaan telah dilaksanakan, dengan puncak acara pada Sidang Senat Terbuka yang dilaksanakan kemarin (12/06/2025).


Sumber: Rilis

Editor: Putri Ruqaiyah

 

Milad 56 dan Perpres 56: Simbol Kebangkitan UIN Sultanah Nahrasiyah Menuju Kampus Global

 

Foto: Qonita Sholihat

www.lpmalkalam.com- Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe menggelar Sidang Senat Terbuka sebagai bagian dari rangkaian peringatan Milad ke-56 tahun 2025 dengan tema “Bersinergi Membangun Kampus Unggul, Moderat, dan Berdaya Saing Global". Acara ini berlangsung di Gedung Serbaguna UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe yang dihadiri oleh pejabat daerah, tamu kehormatan, dan Mahasiswa pada Kamis, (12/06/2025).

Acara diawali dengan prosesi masuk para pejabat dan undangan kehormatan ke ruangan utama, disusul dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Hymne Aceh yang dinyanyikan penuh semangat.

Pembacaan ayat suci Al-Qur’an yang merdu dan penuh penghayatan membuka acara secara spiritual, menghadirkan harapan agar seluruh rangkaian kegiatan mendapat keberkahan dari Allah SWT.

Ketua panitia dalam sambutannya menekankan pentingnya semangat kebersamaan dan rasa syukur atas perjalanan panjang institusi ini. Sebagai simbol rasa syukur, dilakukan prosesi pemotongan tumpeng yang disambut dengan doa dan tepuk tangan dari para hadirin.

Rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan penampilan musikalisasi puisi serta pemutaran video dokumenter yang menampilkan perjalanan dan capaian UIN Sultanah Nahrasiyah sejak awal berdiri hingga kini. Dokumenter tersebut menunjukkan komitmen kampus dalam menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman serta kearifan lokal.

Rektor UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe dalam sambutannya menyampaikan arah strategis dan visi universitas ke depan. Ia menekankan pentingnya sinergi seluruh elemen civitas academica dalam mewujudkan kampus yang tidak hanya unggul secara nasional, tetapi juga mampu bersaing di kancah global.

Pada kesempatan yang sama, logo baru UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe juga secara resmi diperkenalkan kepada publik. Penampilan Mars UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe oleh tim paduan suara GESBIKA turut menyemarakkan suasana.

Sejumlah tokoh penting turut hadir dan memberikan sambutan dalam acara tersebut. Di antaranya Dr. Fauzan, S.STP, M.P.A. selaku Asisten I Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Utara, A. Haris, S.Sos., M.Si. selaku Sekretaris Daerah Kota Lhokseumawe yang hadir mewakili wali kota, serta Drs. Muhammad Diwarsyah, M.Si. selaku Asisten Administrasi Umum Sekretaris Daerah Aceh yang hadir mewakili Pemerintah Provinsi Aceh.

Ketiganya menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan sinergi antarlembaga untuk mendorong kemajuan pendidikan tinggi Islam di Aceh. Mereka juga menyampaikan dukungan terhadap langkah-langkah strategis UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe dalam membangun kampus yang unggul dan berdaya saing global.

Sebagai bentuk apresiasi, sejumlah penghargaan juga diberikan kepada individu yang telah menunjukkan dedikasi dan prestasi di berbagai bidang.

Puncak acara ditandai dengan ketukan palu oleh Dr. Munawar Khalil, M.A., selaku Ketua Senat UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe, sebagai penanda resmi penutupan Sidang Senat Terbuka sekaligus momentum dimulainya babak baru dalam perjalanan universitas menuju kampus yang unggul dan berkarakter global.

Di sela-sela kegiatan, Dr. Iskandar, M.Si, selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan, menyampaikan pandangannya dalam sesi wawancara terkait semangat milad tahun ini.

“Kampus saat ini hidup dalam era globalisasi, di mana perubahan terjadi sangat cepat dan kita bisa terhubung dengan lingkungan luar. Karena itu, kita dan UIN ini harus bekerja lebih luas. Kita harus bangkit dan maju bersama, tidak bisa lagi berjalan sendiri-sendiri. Sekarang saatnya untuk partnership,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa makna bersinergi tidak hanya sebatas kerja sama internal, tetapi juga melibatkan kolaborasi strategis dengan pihak eksternal.

“Dalam bersinergi, kita bisa unggul secara global. Apalagi saat ini tidak ada lagi batasan yang menghambat. Inilah mengapa tema ini kita angkat sebagai semangat bersama,” tambahnya.

Momentum milad ke-56 ini juga menjadi semakin bermakna dengan turunnya Peraturan Presiden (Perpres) yang mengatur status kelembagaan UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe.

“Ini hadiah terindah dalam milad ke-56 ini dan kebetulan Perpresnya juga bernomor 56. Jadi angka 56 menjadi simbol yang istimewa. Milad ini adalah waktu kita, rakyat kampus, bahagia bersama, bersyukur bersama. Harapannya, semoga UIN semakin besar, berjaya, dan membawa keberkahan, serta mahasiswa kita mendapatkan kelancaran studi dan kehidupan yang layak di masa depan,” pungkasnya.


Reporter: Putri Ruqaiyah

Editor: Tiara Khalisna

UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe Menjadi Salah Satu Destinasi Roadshow Literasi Komunitas Seni Kuflet

 

Foto: Putri Ruqaiyah


www.lpmalkalam.com- Komunitas Seni Kuflet bersama Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe menyelenggarakan kegiatan Roadshow Literasi di Gedung Serbaguna kampus setempat pada Kamis (12/6/2025).

Kegiatan ini mengusung tema menulis kreatif sebagai jembatan antara imajinasi, budaya, dan ilmu. Naufa Rayluna selaku ketua panitia mengungkapkan bahwa Komunitas Seni Kuflet ini berkeliling Aceh mulai dari tanggal 26 Mei–16 Juni 2025 dan salah satu destinasi kunjungan komunitas ini adalah UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe. Kegiatan diawali dengan kata sambutan oleh Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Dr. Jumat Barus, SS., MS. serta dibuka langsung oleh Rektor UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe, Prof. Dr. Danial, M.Ag.

Kegiatan ini menghadirkan dua pemateri yang berasal dari Padang Panjang, Sumatera Barat, yaitu Dr. Sulaiman Juned, M.Sn., selaku sastrawan, sutradara teater, Pimpinan Komunitas Seni Kuflet, dan Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) perwakilan Sumatera Barat dengan materinya terkait menulis puisi serta Muhammad Subhan, S.Sos.I selaku penulis, pegiat literasi, pendiri Sekolah Menulis Elipsis, dan Dewan Majalah elipsis.id dengan materinya terkait menulis cerita pendek (Cerpen).

Pemateri pertama, Sulaiman mempersembahkan sebuah pertunjukan puisi di tengah penjelasan materinya untuk mengajarkan serta memberi gambaran kepada mahasiswa dalam membaca puisi. Sulaiman mengungkapkan bahwa penulis puisi harus menemukan sisi lain dari kreativitasnya, mampu melihat suatu hal dari berbagai sudut pandang, serta pandai dalam menggunakan diksi-diksi yang ada. Ia berharap kegiatan seni harus dilaksanakan secara rutin serta mahasiswa harus juga mendapat aspirasi untuk menulis.

Pemateri kedua, Subhan menjelaskan bahwa menulis bukan sebuah pekerjaan di saat seseorang tidak memiliki pekerjaan. Tapi, sampingan di saat kita sudah memiliki pekerjaan. Ia menegaskan bahwa keterampilan menulis harus mulai diasah dari saat ini, jika keterampilan menulis tidak dipelajari, maka akan terjadi masalah seperti manusia yang bergantung pada kecerdasan buatan (AI) atau mencuri karya orang lain (plagiasi). “Jangan sampai diperalat oleh alat,” tegasnya. Terakhir, Subhan juga turut memberikan kata-kata motivasi untuk para penulis pemula, “Tulis, kirim, lupakan, kejutan,” ungkapnya.

Novi Diana, M.Pd., selaku Wakil Dekan II FTIK mengungkapkan bahwa kegiatan ini dilaksanakan agar mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan mereka tentang seni, menambah wawasan terkait adat istiadat, mampu menulis dengan baik dan benar, serta memahami tata cara membaca puisi yang benar. “Ini tanggung jawab kami sebagai dosen bahwa seni itu perlu dikembangkan, jangan hanya sebuah isu-isu saja,” ungkapnya.


Reporter: Zuhra

Editor: Putri Ruqaiyah

11 Juni 2025

Ujian UM-PTKIN 2025 di UIN Sultanah Nahrasiyah: Siap Sambut Mahasiswa Baru

 

Foto: Putri Ruqaiyah

wwww.lpmalkalam.com- Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe menjadi salah satu lokasi pelaksanaan Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) tahun 2025. Ujian ini resmi dimulai pada Selasa, 10 Juni 2025 dan akan berlangsung selama tiga hari hingga Kamis, 12 Juni 2025.

“Pelaksanaan ujian UM-PTKIN dimulai hari Selasa sampai dengan Kamis, yaitu dari tanggal 10 sampai 12 Juni 2025,” ujar Marhalim, S.Pd., M.A., selaku penanggung jawab bidang Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) dalam kegiatan tersebut.

Ia menjelaskan bahwa total sebanyak 329 peserta mengikuti ujian tahun ini di UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe. Pelaksanaan ujian dibagi menjadi sembilan sesi, dengan tiga sesi setiap harinya. “Sesi pertama dimulai pukul 07.00 WIB, sesi kedua pukul 10.00 WIB, dan sesi ketiga pukul 13.00 WIB,” jelasnya.

Ujian berlangsung di 17 ruang yang telah disediakan oleh panitia. Setiap ruang diawasi oleh satu Penanggung Jawab (PJ) ruang dan satu petugas TIK untuk memastikan kelancaran dan keamanan pelaksanaan ujian berbasis komputer.

“Alhamdulillah, hingga sesi pertama hari ini, pelaksanaan ujian berjalan dengan tertib dan tanpa kendala teknis yang berarti. Kami terus melakukan pemantauan secara berkala demi menjamin kenyamanan dan ketertiban selama seluruh rangkaian ujian berlangsung,” jelas Marhalim.

Di akhir wawancara, Marhalim juga menyampaikan harapannya kepada seluruh peserta. “Saya berharap seluruh peserta diberikan hasil terbaik, bisa lulus sesuai harapan, dan nantinya melanjutkan ke tahap daftar ulang sebagai mahasiswa baru di UIN Sultanah Nahrasiyah,” tuturnya.

Foto: Putri Ruqaiyah


Sementara itu, salah satu peserta bernama Tiara Annisa turut membagikan kesannya setelah mengikuti ujian sesi pertama. “Saya sudah mempersiapkan diri jauh-jauh hari sebelum ujian. Tapi saat mulai mengerjakan soal, saya merasa gugup dan takut,” ungkap Tiara. Meski begitu, ia tetap berharap dapat memberikan hasil terbaik dan lolos seleksi di kampus pilihannya.

Pelaksanaan UM-PTKIN tahun ini menjadi langkah awal UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe dalam menyaring calon mahasiswa baru yang berkualitas dan berkomitmen untuk menempuh pendidikan tinggi berbasis nilai-nilai keislaman.

Reporter: Putri Ruqaiyah

Editor: Zuhra

10 Juni 2025

#JusticeForArgo - Ketika Hukum Membungkuk di Hadapan Privilege

 

Foto: Pixabay.com

www.lpmalkalam.com- Peristiwa tragis yang menimpa Argo Ericko Achfandi, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM), tidak bisa dianggap sekadar kecelakaan lalu lintas biasa. Kasus ini mencerminkan bagaimana ketidakadilan masih hidup di tengah masyarakat kita, terutama ketika kekuasaan dan pengaruh ikut bermain dalam proses penegakan hukum. Argo adalah mahasiswa muda yang cerdas, berasal dari keluarga sederhana, dan dikenal memiliki banyak prestasi akademik. Namun, hidupnya berakhir tragis setelah ditabrak mobil BMW yang dikendarai oleh Christiano Tarigan, mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis di UGM yang merupakan anak dari petinggi perusahaan besar.

Setelah kejadian itu, publik dikecewakan oleh lambannya penanganan hukum. Meski pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka, ia tidak langsung ditahan. Bahkan, muncul rekaman CCTV yang menunjukkan bahwa pelat nomor mobil sempat diganti secara diam-diam saat berada di kantor polisi. Tindakan tersebut semakin memperburuk kepercayaan masyarakat terhadap aparat penegak hukum.

Suara publik pun menggema di media sosial. Tagar #JusticeForArgo menjadi trending dan dipenuhi oleh protes serta seruan keadilan. Salah satu unggahan dari akun @craven** menunjukkan gambar pelaku dengan tulisan “Awas! Pembunuh!” sebagai bentuk kemarahan atas ketidakjelasan proses hukum. Sementara itu, akun @pxx* mengunggah doa penuh haru untuk Argo, yang menunjukkan betapa besarnya empati dan solidaritas dari masyarakat.

Latar belakang Argo yang berasal dari keluarga kurang mampu menambah kepedihan cerita ini. Ayahnya telah meninggal, dan ibunya menghidupi keluarga dengan berjualan kue. Argo adalah harapan keluarga, pemuda yang ingin menjadi pengacara korporat demi mengubah nasib. Kini, harapan itu sirna bukan hanya karena kelalaian, tetapi karena sistem hukum yang lemah di hadapan kekuasaan.

Kita harus bertanya secara jujur, apakah hukum masih mampu berdiri tegak di hadapan orang-orang yang memiliki jabatan dan uang? Sampai kapan hukum hanya berlaku keras untuk mereka yang lemah dan tunduk pada mereka yang kuat? Keadilan seharusnya menjadi hak semua warga negara, bukan hak istimewa yang hanya bisa dibeli oleh segelintir orang.

Jika hukum tidak mampu memberikan keadilan bagi Argo, maka ini bukan sekadar kegagalan prosedur, melainkan kegagalan moral. Sebuah bangsa yang membiarkan hukum tunduk pada kekuasaan adalah bangsa yang sedang kehilangan jiwanya. Kita semua punya tanggung jawab untuk terus menyuarakan keadilan agar tragedi seperti ini tidak terulang lagi.


Penulis: Putri Ruqaiyah
Editor: Tiara Khalisna

09 Juni 2025

Raja Ampat Digusur: Ketika Surga Dikorbankan Demi Rakusnya Beton dan Investor

Foto: Pixabay.com

www.lpmalkalam.com- Penggusuran kawasan adat dan pesisir di Raja Ampat atas nama pembangunan merupakan tamparan keras bagi akal sehat dan nurani. Di negara yang kerap membanggakan kekayaan alamnya ke seluruh dunia, justru masyarakat asli yang menjaga tanah itu turun-temurun malah dipaksa pergi, seolah-olah mereka tidak punya hak atas ruang hidup sendiri. Ironisnya, semua ini dibungkus rapi dengan label kemajuan dan kesejahteraan.

Raja Ampat bukan hanya tempat wisata yang indah di mata dunia. Ia adalah tanah kelahiran, tempat berteduh, dan ruang hidup masyarakat adat yang menjaganya dengan nilai-nilai luhur. Tapi hari ini, mereka yang menjaga alam justru dituding sebagai penghambat, sementara pihak luar yang membawa proyek beton dan infrastruktur dianggap pahlawan pembangunan.

Situasi ini menyisakan pertanyaan besar. Siapa sebenarnya yang menikmati hasil dari pembangunan tersebut? Apakah warga lokal yang terusir dan kehilangan ruang hidup atau para pemodal besar yang membangun resor mewah di atas tanah yang bukan milik mereka, lalu menjual keindahan alam untuk keuntungan pribadi?

Lebih menyakitkan lagi, negara yang seharusnya melindungi hak rakyat justru terlihat lebih sibuk melayani kepentingan investor. Hukum adat diabaikan, suara masyarakat dibungkam, dan warisan budaya dianggap tidak lebih penting dari selembar izin proyek.

Jika pembangunan hanya berarti menggusur, menghancurkan ruang hidup, dan meminggirkan masyarakat adat, maka kita tidak sedang maju melainkan mundur secara perlahan namun pasti. Pembangunan tersebut bukanlah masa depan yang cerah, tapi kenangan pahit yang akan diwariskan pada generasi berikutnya.

Jika Raja Ampat hilang, bukan hanya destinasi wisata yang musnah melainkan jati diri bangsa, harga diri masyarakat adat, dan keseimbangan alam yang tak bisa digantikan uang sebesar apa pun.


Penulis: Putri Ruqaiyah 

Editor: Tiara Khalisna 

08 Juni 2025

UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe Gelar Pemotongan Hewan Kurban Iduladha 1446 H

Foto: Abdul Azis Perangin-angin

www.lpmalkalam.com- Dalam rangka memperingati Iduladha 1446 Hijriah, Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe melaksanakan kegiatan pemotongan hewan kurban di halaman Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) pada Sabtu, (7/6/2025). 

Kegiatan ini dihadiri oleh rektor, dosen, tenaga kependidikan (tendik), serta tenaga kerja kampus lainnya. Nur Anwar, S.Pd.I., M.Pd. selaku ketua panitia kegiatan kurban mengungkapkan kegiatan ini telah rutin dilaksanakan selama enam tahun terakhir. Namun, pada tahun ini jumlah hewan kurban mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tercatat ada tiga ekor lembu, empat ekor domba, dan satu ekor kambing yang disembelih. Hewan kurban ini merupakan sumbangan dari para dosen dan tendik UIN Sultanah Nahrasiyah.

Foto: Abdul Azis Perangin-angin

Anwar menjelaskan bahwa penurunan jumlah hewan kurban tahun ini disebabkan oleh banyaknya dosen dan tendik yang melaksanakan kurban di luar kampus.

Daging kurban akan dibagikan kepada masyarakat internal dan eksternal kampus. Untuk kalangan internal, penerima daging kurban antara lain cleaning service, sopir, satpam, tendik non-PNS, dan dosen non-PNS. Sementara itu, masyarakat eksternal yang menerima manfaat berasal dari Alue Awe, Bukit Rata, dan warga pedalaman Aceh Utara di kawasan Nisam Antara.

Tahun ini, panitia kurban tidak melibatkan warga Alue Awe sebagai tenaga kerja karena mereka juga sedang melaksanakan kegiatan serupa di musala daerah setempat. Pelaksanaan penyembelihan dilakukan oleh dosen FUAD, Sufrian Suri, Lc., M.A., dibantu masyarakat di lingkungan tempat tinggal beliau, serta didukung oleh dosen dan tendik kampus.

Anwar menegaskan bahwa pemotongan hewan kurban merupakan perintah agama yang penting untuk dilaksanakan setiap tahunnya. Ia berharap kegiatan ini membawa berkah bagi kampus dan seluruh penerima daging kurban.

"Semoga ini menjadi keberkahan bagi yang berkurban dan juga keberkahan bagi kampus kita bersama," ujarnya.


Reporter: Zuhra dan Ririn Dayanti Harahap

Penulis: Ririn Dayanti Harahap

Editor: Zuhra

05 Juni 2025

Ketika Kesopanan Menjadi Harta yang Langka

Foto: Pexels.com

www.lpmalkalam.com- Dulu, kita tumbuh dengan kalimat-kalimat sederhana seperti "permisi", "maaf", "terima kasih", dan "tolong". Ungkapan-ungkapan ini bukan sekadar basa-basi, melainkan bagian dari budaya kesopanan yang diajarkan sejak dini. Namun hari ini, kita mulai bertanya-tanya, ke mana perginya kesopanan itu?

Di ruas jalan kota besar, orang merasa paling benar sendiri seperti klakson ditekan tanpa henti dan pejalan kaki diabaikan. Di media sosial, komentar pedas seolah-olah lebih dihargai daripada pendapat yang santun. Di ruang publik, remaja menyela percakapan orang tua, dan orang dewasa berbicara tanpa rasa hormat. Seakan-akan kesopanan adalah barang kuno yang tak lagi relevan di era modern.

Padahal, kesopanan bukan sekadar etika atau sikap sopan, ia adalah cermin dari karakter dan kematangan seseorang dalam berpikir. Sopan santun mengajarkan kita untuk mengendalikan emosi, menghormati sesama, menghargai perbedaan, dan menjaga harmoni dalam kehidupan bermasyarakat. Ketika kesopanan hilang, yang tersisa hanyalah arogansi, kebisingan, dan konflik.

Ironisnya, kemajuan teknologi justru mempercepat hilangnya sopan santun. Dunia digital menciptakan ruang tanpa wajah, di mana orang merasa bebas berkata apa saja tanpa memikirkan konsekuensinya. Akun anonim digunakan untuk menyerang, bukan berdiskusi. Kritik berubah menjadi hujatan. Diskusi berubah menjadi debat tanpa ujung.

Kita tidak bisa menyalahkan satu pihak saja. Hilangnya kesopanan adalah hasil dari banyak hal mulai dari kurangnya keteladanan, lemahnya pendidikan karakter, dan budaya populer yang sering mengagungkan kontroversi daripada nilai-nilai moral.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan?

Jawabannya sederhana, yaitu mulai dari diri sendiri. Jadilah pribadi yang tetap menjaga tutur kata, meskipun berbeda pendapat. Ajarkan pada anak-anak kita bahwa bersopan santun bukan tanda kelemahan, melainkan kekuatan. Bangun ruang-ruang dialog yang sehat, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Jangan pernah lelah menjadi orang yang santun, walaupun dunia terasa semakin kasar.

Karena di tengah dunia yang keras, mereka yang tetap lembut akan menjadi penyejuk. Meski kini langka, kesopanan akan selalu bernilai tinggi di mata siapa pun yang masih waras.


Penulis: Lisa Ayu Lestari

Editor: Putri Ruqaiyah

04 Juni 2025

Rektor UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe Gelar Zikir dan Pembacaaan Al-Quran Bersama dalam Rangka Merayakan Milad ke-56

Foto: Muhammad Alif Maulana

www.lpmalkalam.com- Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe menggelar kegiatan zikir dan pembacaan Al-Quran bersama dalam rangka merayakan milad ke-56 UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe di Gedung Serbaguna kampus setempat pada Selasa, (03/06/2025).

Kegiatan ini dihadiri oleh pimpinan kampus, dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. Tujuan utama kegiatan ini adalah sebagai bentuk menyukseskan ibadah haji 2025 sekaligus bersyukur atas peralihan bentuk Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe menjadi UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe. Momen ini juga dikaitkan dengan Peraturan Presiden No. 56 yang mendukung perubahan tersebut sebagai bagian dari bentuk simbolik nasional.

Pembacaan Al-Qur’an dan zikir dipimpin oleh Safwan S.H.I., M.S.I, serta diiringi doa khusus untuk kelancaran dan keselamatan jamaah haji Indonesia, khususnya yang berasal dari Aceh. Kemudian, dilanjutkan dengan pembacaan sholawat.

Rektor UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe, Prof. Dr. Danial, M.Ag, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas peresmian alih status institusi ini. Danial mengungkapkan bahwa perubahan ini merupakan langkah besar dalam pengembangan perguruan tinggi Islam di Aceh, khususnya wilayah Lhokseumawe dan sekitarnya.

"Perubahan dari IAIN menjadi UIN bukan hanya soal nama, melainkan tentang komitmen untuk memperluas cakupan keilmuan, memperkuat riset, dan melahirkan generasi unggul yang berlandaskan nilai-nilai Islam," ujarnya .

Danial berharap setelah terlaksananya kegiatan ini, segala doa yang dipanjatkan diterima oleh Allah Swt. serta mampu membawa keberhasilan untuk mewujudkan kampus yang semakin berkembang, berjaya, dan sejahtera di masa depan.


Reporter: Qonita Sholihat

Penulis: Juramaida Ziliwu

Editor: Tiara Khalisna

03 Juni 2025

Penerimaan Mahasiswa Baru UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe Tembus 2.048 Peserta dari Jalur SPAN-PTKIN

Foto: Muhammad Alif Maulana

www.lpmalkalam.com- Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe melalui jalur Seleksi Prestasi Akademik Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (SPAN-PTKIN) tembus 2.048 peserta. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Subbagian Layanan Akademik, Marhalim, S.Pd.I., M.A., di Ruang Layanan Akademik pada Senin, (02/06/2025) pukul 09.30 s.d. 10.30 WIB. 

Menurut pengakuan Marhalim, dari 2.048 peserta yang telah dinyatakan lulus jalur SPAN-PTKIN di UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe, di antaranya telah mendaftar ulang dan memperoleh Nomor Induk Mahasiswa (NIM) sebanyak 603 peserta, telah masuk ke menu daftar Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) sebanyak 759 peserta, dan sebanyak 706 peserta telah finalisasi data yakni mengisi biodata di SIAKAD. 

Ia juga menambahkan, kemungkinan peserta yang telah melakukan finalisasi data 90 persen akan melanjutkan pendaftaran ulang hingga mendapatkan NIM, mengingat batas pendaftaran ulang SPAN-PTKIN yang sebelumnya ditetapkan 28 Mei 2025 kini diperpanjang hingga 28 Agustus 2025. 

Selain SPAN-PTKIN, Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) juga menjadi salah satu jalur yang ditempuh calon mahasiswa untuk mendaftarkan diri ke perguruan tinggi. Adapun jadwal ujian tersebut pada Selasa, 10 Juni 2025 dan uji coba ujian yang dilakukan pada Kamis, 5 Juni 2025. Penutupan pendaftaran yang semula dijadwalkan 28 Mei 2025, kini telah diperpanjang hingga 2 Juni 2025 dengan rincian pendaftar: 537 peserta yang memilih prodi di UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe dan 306 peserta yang mengikuti ujian di kampus setempat. 

Marhalim mengungkapkan bahwa 306 peserta tersebut adalah peserta yang berdomisili di sekitar UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe. "Tidak semua yang ikut ujian di sini masuk ke sini. Yang ikut ujian di sini orang terdekat dengan kampus kita, karena ikut ujiannya harus di PTKIN terdekat, terserah mau masuk ke mana. Boleh jadi 306 peserta ini ada yang memilih di kita, ada yang di tempat lain," ungkapnya. 

Ia juga mengungkapkan adanya peningkatan jumlah pendaftar dari tahun sebelumnya. Menurutnya, kemungkinan pendaftar melalui jalur UM-PTKIN lebih besar karena bisa saja peserta tersebut sudah mendaftar di tempat lain, tetapi tidak lulus, sehingga memilih mendaftar dan mengikuti tes masuk ke UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe. 

Bersamaan dengan dibukanya pendaftaran UM-PTKIN, jalur Mandiri di UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe juga telah dibuka. Hingga saat ini, pendaftar melalui jalur Mandiri mencapai 21 peserta. Marhalim mengatakan bahwa jalur Mandiri di UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe disebut sebagai jalur Lokal, mengingat adanya kesalahpahaman masyarakat tentang biaya kuliah melalui jalur Mandiri umumnya lebih besar. "Kalau jalur Mandiri di tempat orang, biaya kuliahnya besar, banyak orang takut masuk lewat jalur Mandiri, makanya kita gunakan sebutan jalur Lokal. Kalau di tempat kita, pintu saja berbeda, tetapi kuliahnya sama, biaya kuliahnya juga sama," katanya.  

Sampai saat ini, pendaftar di UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe melalui jalur SPAN-PTKIN, UM-PTKIN, dan Mandiri didominasi oleh jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan Bimbingan Konseling Pendidikan Islam (BKPI) di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Sementara Pendidikan Agama Islam (PAI) yang semula menduduki peringkat tertinggi, kini berada di bawah keduanya. 


Reporter: Alya Nadila
Editor: Zuhra

02 Juni 2025

Kasubbag Layanan Akademik UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe Tanggapi Perihal Libur Iduladha

Foto: Putri Ruqaiyah

www.lpmalkalam.com– Menjelang Hari Raya Iduladha 1446 H, kebijakan mengenai jadwal libur perkuliahan di Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe menimbulkan kebingungan di kalangan mahasiswa. Menanggapi hal tersebut, Kepala Subbagian Layanan Akademik, Marhalim, S.Pd.I., M.A., memberikan klarifikasi resmi di Ruang Layanan Akademik, pada Senin (02/06/2025). 

Menjawab pertanyaan mahasiswa seputar jadwal libur perkuliahan, ia menegaskan bahwa secara institusi, kampus hanya mengikuti ketentuan libur nasional yang telah ditetapkan pemerintah. “Sebenarnya tidak ada libur khusus dari kampus untuk Iduladha. Karena tidak ada surat edaran resmi, maka jadwal perkuliahan tetap berjalan sesuai kalender akademik, kecuali pada hari libur nasional,” jelas Marhalim di ruangannya.

Ia menambahkan bahwa sistem ini sudah diterapkan sejak lama dan bukan merupakan kebijakan baru. “Ramadan saja tidak diliburkan, apalagi ini Iduladha yang hanya berlangsung beberapa hari. Maka, libur kita hanya mengikuti libur nasional dari tanggal 5 sampai 9 Juni 2025,” tambahnya.

Menurutnya, hal ini dilakukan demi menjaga konsistensi pelaksanaan kegiatan akademik dan menghindari gangguan terhadap jadwal yang telah ditetapkan. Ia juga menyampaikan bahwa pihak kampus tetap memperhatikan kebutuhan mahasiswa, tetapi harus menyesuaikan dengan regulasi dan efisiensi institusi.

Kegiatan perkuliahan akan kembali berlangsung normal pada Selasa, 10 Juni 2025. Mahasiswa yang memutuskan untuk pulang lebih awal atau kembali lebih lambat diminta untuk menyesuaikan diri dengan jadwal akademik yang berlaku.

Ketiadaan surat edaran resmi menunjukkan bahwa tidak ada perubahan kebijakan dari kampus terkait libur hari besar keagamaan ini. Kalender akademik tetap berjalan seperti biasa berdasarkan hari kerja nasional, dan mahasiswa diharapkan tidak mengabaikan kewajiban akademiknya.


Reporter: Alya Nadila dan Muhammad Syahru 

Penulis: Putri Ruqaiyah

Editor: Zuhra

Antara Kewajiban dan Tekanan: Praktik Pungli di Dunia Pendidikan

 

Foto: Pexels.com

www.lpmalkalam.com- Lembaga pendidikan sering kali dianggap sebagai tempat yang menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, integritas, dan kebebasan akademik. Namun, realitas di lapangan tak selalu seideal itu. Di balik semangat mendidik, masih ada praktik-praktik yang mencederai nilai-nilai luhur pendidikan, salah satunya adalah pungutan liar (pungli) terselubung.

Sebagian mahasiswa pernah menghadapi situasi di mana mereka harus membeli buku yang ditulis oleh dosen sendiri, bukan sebagai pilihan, melainkan sebagai kewajiban agar dapat mengikuti ujian. Fenomena ini bukan sekadar kabar burung. Seperti yang dilaporkan oleh media kampus Washilah di Makassar, seorang dosen diduga mewajibkan mahasiswanya membeli buku senilai Rp60.000, dengan ancaman bahwa nilai mereka tidak akan dikeluarkan jika tidak menuruti perintah tersebut (Washilah.com, 2023).

Kondisi serupa juga ditemukan di wilayah lain. Mahasiswa yang enggan membeli buku kerap kali menerima tekanan halus, seperti pernyataan bahwa nilai bisa terganggu jika mereka tidak membeli temuan dari Ekspresionline menyoroti bagaimana dosen kerap menyampaikan himbauan tidak langsung yang menyudutkan mahasiswa untuk membeli buku tersebut sebagai syarat kelulusan (Ekspresionline.com, 2023).

Tak hanya soal buku, pungli juga muncul dalam bentuk iuran kegiatan akademik yang tidak jelas dasar hukumnya. Mahasiswa kadang diwajibkan membayar sejumlah uang untuk mengikuti acara seminar atau kunjungan akademik yang diselenggarakan dosen, tanpa kejelasan anggaran atau laporan pertanggungjawaban.

Masalah ini bukan hal sepele. Dalam Laporan Tahunan 2022, Ombudsman RI menyatakan bahwa sektor pendidikan masih menjadi salah satu yang paling banyak menerima laporan pelanggaran pelayanan publik, termasuk pungli berkedok akademik. Mereka menegaskan bahwa setiap pungutan yang tidak berdasar hukum, seperti pemaksaan membeli buku atau sumbangan tanpa legalitas, merupakan bentuk penyimpangan administratif dan etika publik (Ombudsman RI, 2022).

Bahkan media nasional seperti Media Indonesia juga menyoroti kasus serupa, menyatakan bahwa praktik menjual buku sebagai syarat lulus ujian adalah bentuk penyalahgunaan wewenang yang harus dihentikan karena bertentangan dengan prinsip pendidikan yang adil dan transparan (Media Indonesia, 2019).

Pendidikan semestinya membebaskan, bukan menekan. Ketika tekanan finansial justru datang dari pihak yang seharusnya menjadi pendamping pembelajaran, maka proses pendidikan kehilangan makna moralnya. Mahasiswa menjadi korban sistem yang diam-diam membebani mereka, bukan hanya secara akademik, tetapi juga secara ekonomi dan psikologis.

Maka, penting bagi semua pihak, baik kampus, pengawas, maupun mahasiswa untuk tidak tinggal diam. Kesadaran dan keberanian untuk bersuara menjadi kunci. Karena jika praktik-praktik ini terus dibiarkan, maka lembaga pendidikan hanya akan menjadi tempat reproduksi kekuasaan yang sewenang-wenang, bukan tempat menumbuhkan pemikiran kritis dan nilai-nilai keadilan.


Penulis: Putri Ruqaiyah

Editor: Zuhra

01 Juni 2025

Mahasiswa UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe Dinobatkan Menjadi Duta Wisata Aceh Utara 2025

 
Foto: IST

www.lpmalkalam.com- Muqsal Mina, mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe dinobatkan menjadi Duta Wisata Aceh Utara 2025 bertempat di Aula Kantor Bupati Kabupaten Aceh Utara pada Sabtu, (31/05/2025) pukul 13.30 s.d. selesai.

Mahasiswa jurusan Ekonomi Syariah (ES) ini mengaku senang dan bangga mampu mengharumkan nama UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe di tingkat kabupaten usai peralihan IAIN menjadi UIN. “Saya merasa senang dan bangga bisa menjadi mahasiswa yang meneriakkan UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe di tingkat kabupaten. Semoga di tingkat provinsi nanti, bisa menjadi ajang promosi untuk kampus saya tercinta. Sebagai perwakilan UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe, saya harap ini bisa menjadi sebuah hadiah bagi kampus saya yang baru saja berubah status menjadi UIN,” ungkapnya saat diwawancarai melalui WhatsApp.

Di sela-sela mengerjakan tugas akhirnya sebagai mahasiswa semester 8 dan mengemban tanggung jawab sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Institut, Muqsal memberanikan diri untuk mengikuti ajang tersebut dengan potensi yang ia miliki. Ia yakin dapat menyeimbangkan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa, Sekretaris Jenderal DEMA-I, dan Agam Aceh Utara 2025.

Berbagai tahapan dan seleksi berhasil dilaluinya: interview yang diikuti lebih dari 100 peserta, pemilihan 10 pasang finalis, hingga pemilihan Duta Wisata Aceh Utara 2025. Di samping itu, sebelum diadakannya acara penobatan, para finalis yang terpilih dikarantina untuk pembekalan materi terkait budaya, pariwisata, personal branding, public speaking, dan penampilan bakat finalis. Tak sampai di situ, deep interview di hari terakhir karantina juga dilakukan, termasuk penilaian pada malam penobatan Duta Wisata Aceh Utara 2025.

Melalui ajang pemilihan Duta Wisata Aceh Utara 2025 bertajuk “New Spirit of Bumoe Pase”, Muqsal mendapatkan banyak pelajaran. Ia merasa ada perubahan dalam kemampuan public speaking-nya. Setelah dinobatkan menjadi Agam Aceh Utara 2025, rasa percaya dirinya terus meningkat.

Perjalanannya tak berhenti di sini. Muqsal masih harus mempersiapkan diri untuk pemilihan Duta Wisata Aceh 2025 di tingkat provinsi nanti. Bahasa Inggris, bekal pengetahuan tentang adat dan budaya, sejarah, serta potensi wisata yang dimiliki Aceh Utara menjadi hal-hal yang harus dipersiapkan dengan matang olehnya.

Ia yakin dan percaya, Pemerintah Aceh Utara akan mendukung semua program yang diinisiasi oleh Ikatan Agam Inong Pasai.

Enam mahasiswa UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe turut menjadi finalis dan berhasil meraih penghargaan pada ajang ini. Berikut adalah nama-nama mahasiswa yang menjadi finalis serta penghargaan yang diraih pada ajang Duta Wisata Aceh Utara 2025.

Nama Jurusan Penghargaan
Muqsal Mina Ekonomi Syariah Agam Aceh Utara 2025
Muhammad Khalilullah Hukum Keluarga Islam Wakil II Agam Aceh Utara 2025
Ravika Nuzula Tadris Bahasa Inggris Wakil III Inong Aceh Utara 2025
Muhammad Israfil Bimbingan dan Konseling Islam Wakil IV Agam Aceh Utara 2025
Natasya Fahira Hukum Tata Negara Inong Berbakat Aceh Utara 2025
Intan Mahliza Ekonomi Syariah Inong Sosial Media Aceh Utara 2025
Zulfa Puan Auliani Pendidikan Bahasa Arab Inong Ekonomi Kreatif Aceh Utara 2025

Reporter: Alya Nadila
Editor: Zuhra dan Putri Ruqaiyah

Media Sosial: Teman atau Musuh?

Foto: Pexels.com

www.lpmalkalam.com- Seiring berkembangnya zaman yang semakin maju, media sosial menjadi sarana yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi membawa perubahan yang sangat pesat bagi masyarakat. Lahirnya media sosial menjadikan pola perilaku masyarakat mengalami pergeseran, baik dari segi budaya, etika, maupun norma. Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat besar dengan berbagai suku, ras, dan agama, yang turut mengalami perubahan sosial.

Media sosial merupakan platform yang sangat bermanfaat bagi masyarakat, mulai dari mudahnya memperoleh dan menyebarkan informasi dengan sangat cepat, berinteraksi, memiliki banyak teman, hingga berkomunikasi. Dari berbagai kalangan dan usia, hampir seluruh masyarakat Indonesia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, memiliki akun platform media sosial seperti Instagram, TikTok, dan WhatsApp. Bahkan, media sosial membuat masyarakat menjadi kecanduan mulai dari bangun tidur hingga kembali ke tempat tidur dan hampir sepanjang waktu dihabiskan untuk menatap layar handphone guna melihat berbagai platform seperti Instagram dan TikTok.

Lalu, pertanyaannya: Apakah media sosial merupakan teman atau musuh?

Di satu sisi, media sosial memberikan banyak manfaat, seperti yang telah dijelaskan di atas. Media sosial mempermudah kita dalam berinteraksi, berkomunikasi, serta menyebarkan informasi dengan mudah dan cepat hanya dengan satu klik. Bahkan, platform media sosial juga dapat menjadi sumber penghasilan yang mudah bagi banyak orang. Di media sosial kita juga bisa melihat berita-berita yang sedang trending, belajar hal baru, berbagi, serta menyimak isu-isu atau video viral yang menghebohkan masyarakat.

Namun, di sisi lain, media sosial juga mempunyai dampak negatif yang sangat nyata. Misalnya, anak-anak menjadi kurang konsentrasi dalam belajar, dan media sosial menjadi tempat maraknya perundungan (bullying). Media sosial juga dapat merusak kesehatan mental, terutama bagi para remaja. Banyak video atau konten yang menampilkan gaya hidup mewah yang tidak sesuai dengan kenyataan. Hal ini membuat banyak masyarakat membandingkan dirinya dengan orang lain, sehingga menyebabkan kurang percaya diri, stres, hingga depresi.

Jadi, media sosial bukanlah teman atau musuh, melainkan netral, tergantung pada bagaimana cara kita menggunakannya. Jika media sosial digunakan dengan bijak dan baik, maka kita akan mendapatkan banyak manfaat. Sebaliknya, jika tidak digunakan dengan bijak, media sosial bisa membawa kemudaratan, membuat kita lalai, dan menimbulkan dampak negatif.

Intinya, semua tergantung pada diri kita masing-masing, karena kuncinya ada pada kita.


Penulis: Ishfa Naisila
Editor: Putri Ruqaiyah

Mengenai Saya

Foto saya
Lhokseumawe, Aceh, Indonesia
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al – Kalam adalah salah satu lembaga pers mahasiswa guna mengembangkan bakat jurnalis muda yang berada di lingkungan kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe.

Redaksi Al-Kalam

Nama

Email *

Pesan *

LPM AL-Kalam IAIN Lhokseumawe, 0823-6508-3003 (Pemimpin Redaksi) 0852-6227-8755 (Sekretaris Redaksi) Alamat:Jl. Medan Banda Aceh,Alue Awe,Kec. Muara Dua, Kota Lhokseumawe. Diberdayakan oleh Blogger.