![]() |
Foto: IST |
Pendahuluan
Pendirian Dayah Darussa’adah pada tanggal 25 Rabi’ul Akhir 1388 H / 20 Juli 1968 M didasarkan pada cita-cita Al-Qur’an dan Hadits dengan berpegang pada i’tiqad ahlussunnah wal jama’ah dengan prinsip mura’atul adh-dhamir (prinsip mempersatukan ummat islam dalam ikatan yang hakiki, bukan pada ikatan suku, ras dan golongan tertentu) yang dikukuhkan dalam AD&ART Darussa’adah (15 Sya’ban 1388 H / 5 November 1968 M).
Darussa’adah merupakan dayah yang memiliki pendidikan formal seperti dayah/pesantren lainnya, Sekolah Menengah Umum Tingkat Pertama (SMP) Darussa’adah didirikan pada tahun 1984 dan Sekolah Menengah Umum Tingkat Atas (SMA/SMU) didirikan pada tahun 1986. Kedua jenis sekolah ini dibuka di kampus Darussa’adah pusat Teupin Raya. Fasilitas yang tersedia antara lain berupa ruang belajar, Sekretariat, dan berbagai fasilitas pendukung lainnya untuk mendukung proses belajar mengajar di lingkungan Dayah Darussa’adah.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, yang bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis secara mendalam peran Teungku Muhammad Ali Irsyad dalam pengembangan dakwah, pendidikan, dan karya ilmiah Islam di Aceh.
Hasil dan Pembahasan
Teungku Muhammad Ali Irsyad, atau lebih dikenal dengan Abu Teupin Raya, adalah ulama kharismatik dari Aceh yang lahir tahun 1921 di Kayee Jatoe, Teupin Raya, Glumpang Tiga, Pidie. Beliau berasal dari keluarga ulama dan pejuang, baik dari jalur ayah maupun ibu.
Peran dan kontribusi dalam dunia pendidikan Islam, beliau dikenal sangat aktif dalam pengembangan dakwah ilmiah dan pendidikan keislaman. Melalui penulisan kitab dan pengajaran di dayah, beliau membentuk generasi yang kuat dalam akidah dan keilmuan Islam.
Sejarah Dayah
Dayah yang diasuh oleh Teungku Muhammad Ali Irsyad dikenal sebagai pusat pendidikan Islam tradisional di Aceh. Didirikan di Teupin Raya, dayah ini menjadi tempat lahirnya banyak ulama dan cendekiawan Muslim. Didirikan sebagai bentuk pengabdian terhadap agama dan masyarakat, dayah ini awalnya merupakan tempat belajar kecil yang berkembang karena kharisma dan keilmuan sang pendiri.
Tradisi Kitab Kuning
- Awaluddin Ma’rifatullah (Tauhid)
- Al-Qaidah (Nahwu)
- Taqwimu Al-Hijri (Ilmu Falak)
- Ad-Da’watul Wahabiyah (Gerakan Dakwah Wahabi)
Kitab-kitab lain yang membahas fiqh, tasawuf, dan alat (bahasa Arab).
a.Tingkat Tsanawiyah
Tabel. 1 Pelajaran dan Judul dan Penulis Kitab di Tingkat Tsanawiyah
Penutup
Dayah Darussa’adah merupakan lembaga pendidikan Islam yang berdiri dengan dasar Al-Qur'an dan Hadits, berpegang pada manhaj Ahlussunnah wal Jama'ah serta memiliki prinsip persatuan umat Islam tanpa memandang suku, ras, dan golongan. Lembaga ini telah memberikan kontribusi besar dalam bidang pendidikan agama dan umum sejak didirikan pada tahun 1968 oleh seorang ulama kharismatik, Teungku Muhammad Ali Irsyad, yang dikenal luas sebagai Abu Teupin Raya. Melalui perjuangan beliau, Dayah Darussa’adah tidak hanya menjadi pusat pendidikan, tetapi juga menjadi wadah pengembangan dakwah dan ilmu pengetahuan Islam.
Kesimpulan
Dayah Darussa’adah merupakan lembaga pendidikan Islam yang berdiri sejak tanggal 25 Rabi’ul Akhir 1388 H atau 20 Juli 1968 M, dengan visi membentuk umat Islam yang berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Hadits sesuai dengan manhaj Ahlussunnah wal Jama’ah. Dayah ini tidak hanya fokus pada pendidikan agama, tetapi juga menyediakan pendidikan formal tingkat SMP dan SMA sejak tahun 1984 dan 1986. Pendirinya, Teungku Muhammad Ali Irsyad, adalah seorang ulama kharismatik asal Aceh yang dikenal aktif dalam dakwah dan penulisan karya-karya ilmiah dalam berbagai bahasa. Melalui perjuangan beliau, Dayah Darussa’adah telah berkembang menjadi pusat pendidikan dan dakwah yang berpengaruh di Aceh, dengan prinsip persatuan umat Islam tanpa memandang suku, ras, atau golongan tertentu. Peran besar beliau serta kontribusi Dayah Darussa’adah menjadikan lembaga ini sebagai salah satu pilar penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan syariat Islam di daerahnya.
Saran-saran
1. Pengembangan Sarana dan Prasarana: Dayah Darussa’adah diharapkan dapat terus meningkatkan kualitas sarana dan prasarana guna menunjang pembelajaran yang lebih optimal.
2. Digitalisasi dan Dokumentasi: Penting untuk melakukan digitalisasi terhadap karya-karya tulis peninggalan Teungku Muhammad Ali Irsyad agar dapat diakses lebih luas dan tidak hilang dimakan zaman.
3. Peningkatan Kerjasama: Dayah ini disarankan menjalin kerja sama dengan lembaga pendidikan lain baik nasional maupun internasional untuk pengembangan mutu pendidikan dan pertukaran keilmuan.
4. Pemberdayaan Alumni: Perlu adanya wadah organisasi alumni yang aktif untuk memperkuat jejaring dakwah dan pendidikan Dayah Darussa’adah.
Sumber data: wawancara dengan alumni Dayah Yayasan Pendidikan Islam Darussa'adah Aceh Pusat
Karya: Nurul Maulita, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini UIN Sultanah Nahrasiyah
Editor: Indira Ulfa