Al-Kalam- Lhokseumawe – Komunitas perempuan yang
berada di Lhokseumawe Aceh Utara menggelar acara 16 hari anti kekerasan
terhadap perempuan (16 HAKTP) di Gedung sekretariat HmI Cabang kota
Lhokseumawe-Aceh Utara. Pembukaan acara ini berlangsung dan sekaligus rangkaian
agenda pertama yakni Diskusi Publik yang bertema “ Akhiri Kekerasan Seksual
Terhadap Perempuan di Aceh” di aula Bupati Aceh Utara setempat. Selasa, 29 November 2016 jam 09.00
Wib.
Anggota
Gerper mengatakan (tidak mau disebutkan namanya) Sebenarnya ini merupakan
agenda setiap tahun yang di laksanakan, akan tetapi ada perbedaan pada tahun
sebelumnya kami melibatkan Pemerintah Daerah agar mereka mengetahui kegiatan ini dan berhasil di dukung oleh
Pemda, maka pada tahun ini melaksanakan bersama seluruh mahasiswa untuk dapat
mengetahui permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakat khususnya
kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak kecil. Dan mereka juga berharap
kepada pemerintah untuk mengesahkan RUU Penghapusan kekerasan Seksual, karena
semakin mengancam keselamatan perempuan
akibat masalah ini. Acara dimulai dari tanggal 25 November sampai 10 Desember
sebagaimana yang di cantumkan judul 16 HAKTP tersebut, yakni 16 hari kegiatan
acara kekerasan terhadap perempuan.
Kegiatan ini
merupakan agenda Komunitas pergerakan
perempuan yang berada di kawasan aceh
utara dan Lhokseumawe, diantara komunitas tersebut yaitu: Flower Aceh, Gerakan
Perempuan Aceh (Gerper), Balai Syura, Komunitas wanita Teumpok Berandang Muara
Batu dan Kohati HmI. Tujuan dilaksanakan kegiatan ini untuk mengurangi dan mengakhiri kekerasan
seksual terhadap perempuan muda yang kerap terjadi selama ini khususnya di Aceh
utara sangat banyak terjadi angka kekerasan seksual terhadap perempuan muda dan
anak. Melalui kegiatan ini menawarkan solusi kepada perempuan muda, mungkin
untuk selama ini mereka belum mengetahui informasi tentang kekerasan seksual
ini. Ujar Husna, Komunitas Flower Aceh.
Kami berharap
semoga kreaktifitas pemuda pemudi ini
bisa di tingkatkan lagi dan terus bisa mengurangi angka kekerasan pada
perempuan dengan kreaktifitas perempuan aceh, ujar salah satu perempuan muda (M.F)