HEADLINE

Latest Post
Loading...

06 April 2017

KOTAK KOSONG

                                                                      Oleh: Abdul Ghani

Saya masih ingat ketika SMP, guru pelajaran kesenian memberikan tugas kerajinan tangan kepada saya beserta teman sekelas untuk membuat sesuatu berdasarkan ide sendiri, hasilnya akan dinilai sebagai nilai tugas akhir. Jadi saya berfikir untuk membuat sesuatu yang dapat menarik perhatian, tujuannya untuk mendapatkan nilai tinggi, minimal dapat 85 poin, jadi saya coba mendaftarkan beberapa alat bermanfaat dalam secarik kertas untuk kepentingan sehari-hari seperti; sapu lidi, bunga plastik, asbak rokok, hiasan lampu, dan bingkai foto. Tugasnya harus dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya, lama durasi waktunya berarti 7 hari, karena kelas kesenian hanya dapat satu pertemuan dalam seminggu.

Teman teman ternyata memilih untuk membuat alat yang sama dalam daftar list saya, sehingga saya mengalah dan mencari ide lain untuk mendapatkan sesuatu yang menarik. "Hanya satu" kata bu guru kepada semua murid, ini membuat saya harus berfikir lebih kreatif supaya karyanya beda, karena saya bukan ahli seni, jadi saya hanya bisa meniru buatan orang lain, ujian semester lalu saya membuat seruling pipa hasil jiplakan saya pada seruling penjual di kaki lima, kini saya berkeliling kota untuk melihat-lihat sekedar menambah inspirasi hingga sampai pada toko bingkisan kado, disana saya melihat banyak corak kado yang unik dan menarik seperti kado bentuk kipas, Candy raksasa, Tas Selempang, Boneka teddy. Saya tertarik sekali dengan bentuk-bentuk itu hingga sampai dirumah saya coba buat, akhirnya saya punya banyak kotak kado yang unik di rumah, Teddy Bear, Kipas, Box, Bola, Tas Selempang, Keranjang buah dan bentuk Angsa. Semakin cintanya saya pada hasil karya itu, pada sesi pengumpulan tugas kesenian, saya pilih dua kotak kado untuk hasil karya saya.

Saat giliran saya  membawakan 2 kotak kado yang besar kepada guru, tepuk tangan teman-teman saya begitu meriah. Saya tidak menyangka mendapat penghargaan begitu banyak apalagi diikuti puja puji dari teman sebangku,  "makasi nak ya, kadomu sungguh indah, kamu begitu perhatian hingga ulang tahun ibu kamu ingat" kata bu guru kesenian, sontak membuat saya kaget, tujuanku bukanlah sebagai hadiah tapi untuk kuperlihatkan pada ibu guru bahwa aku bisa membuat kotak kado yang begitu indah.

Apalah tujuanku mengerjai guru dengan memberikan kotak kosong di hari spesialnya. Tanpa kata apa-apa aku mundur selangkah demi selangkah menghadapi rasa gugup dan bersalah. Bu guru membawa pulang dua kado indah bentuk teddy bear dan kipas china buatan tanganku  tanpa mengetahuinya sama sekali. Pastilah karma terhadapku berlaku karena mengerjai guru  hingga aku terhantui rasa bersalah tidak bisa melupakan kotak kosong.

Kini aku hidup 10 tahun kemudian, masih dengan kotak kosong yang bersalah, bahkan aku putus asa menghadapi karma itu, sampai aku takut bahwa ibu guru telah berdoa supaya orang-orang yang kucintai menghadiahiku sebuah kotak kosong. Hari-hari kujalani dengan penuh kewaspadaan, tidur pun aku takut mimpi akan terjatuh dalam kotak kosong sampai tak kuasa keluar lagi, hari bahagiaku pun kujalani dengan cemas, takut orang menghadiahkan ku kotak kosong hingga pada suatu hari ketakutan itu tiba. aku  mengalaminya, saat yang kucintai memberikan harapan kebahagiaan dalam setiap pujiannya, hingga pada akhirnya dia memilih meninggalkanku bersama harapan kosong. karma ibu guru benar-benar membuatku ingin kembali ke masa lalu untuk sekedar minta maaf. Supaya karma itu hilang, karena aku tidak tahu entah sampai kapan karma itu berlaku padaku.

Abdul Ghani Merupakan Alumnus Mahasiswa Bahasa Inggris IAIN Lhokseumawe  
banner
Previous Post
Next Post
Comments
0 Comments

0 comments:

Pers Mahasiswa AL-Kalam, IAIN Lhokseumawe Phone. 0852 6017 5841 (Pimpinan Umum). Powered by Blogger.