Foto. Ilustrasi/Net Penulis: Yuliana |
Saat dia tersadar dari koma, hidupnya kini
berbeda dari manusia umumnya. Dia lebih menyendiri dan sering berbicara
sendiri, katanya dia berbicara dengan makhluk yang ingin minta tolong
menyelesaikan masalah selama mereka masih hidup . Disitulah Nenek pindah dari
kota ke sebuah desa karena kelakuan andin yang aneh. Bahkan adik semata wayangnya bernama
Sari kerap membantu andin untuk menyelesaikan
visi ghaib tersebut. Sari meyakini bahwa apapun mereka lakukan itu adalah
takdir yang tidak bisa dielak, dimana langkah-langkah yang dilakukan kakaknya
dapat membantu memenangkan jiwa yang
telah tiada. Saat malam jum’at kelion Andin bersama adiknya kini rutin pergi ke sebuah batu besar yang terletak
di sebelah selatan desa, konon ceritanya batu itu wujud dari manusia yang
dikutuk karena melanggar aturan adat.
Kakak beradik itu berbicara dengan batu,
“ kesunyian malam jum’at klion
mengantarkan aku kemari mengurangi kesepian mu wahai batu pekat, bersediakah kau
bercerita denganku soal masa lalumu” sambut andin menghibur batu pekat .
Sari membantu menyirami air untuk mengurangi rasa gerah yang diderita batu
berusia ratusan tahun tersebut. Perdiskusian antara andin dan batu itu tidak
dimengerti oleh sari, sehingga sari hanya mengerjakan sesuatu sesuai arahan
oleh kakaknya.
“Sari..... tolong
ambilkan batu akik putih dibalik batu pekat itu kemari” seru andin kepada adiknya,
Sari menuruti perintah sang kakak tanpa berkata apa-apa, dikarenakan suasana
semakin tegang dan menakutkan apalagi didalam hutan.
” Andin.... ambilah batu akik putih untuk ajimat mu dan bawa pulanglah... nanti kau
akan ku bawa dalam ilusi masa laluku, namun ingatlah kau akan tertidur sampai
kau berhasil menusuk wanita iblis itu hingga darah hitamnya keluar,
berhati-hatilah wanita iblis menyukai gadis cantik dan kerap dijadikan sebagai
tumbalnya, Apabila kau tak berhasil menusuknya hingga purnama tiba maka kau
akan terjebak dalam ilusi itu untuk selama-lamanya, sehingga tubuh nyatamu
dianggap mati oleh manusia “. Bisik batu pekat
kepada andin.
Dengan menelan ludah, andin sangat khawatir
memikirkan misi kali ini. 10 tahun indigo menyelimuti dirinya, banyak sekali
hal menakutkan yang ditempuh dan berulang kali nyawa sebagai taruhan. Seperti
terjebak didalam lubang kuburan, masuk ke sumur berhari-hari, bahkan sesat
didalam hutan terlarang demi menyelesaikan misi ghaib yang datang lewat mimpi
atau bisikan nyata. Jika tidak melakukan semua itu maka hidupnya dihantui oleh
arwah penasaran.
kali ini..... harus menyelesaikan misi dari
batu terkutuk untuk menusuk manusia setengah iblis pada jantung sampai darah
hitam keluar...
krik..krik ,,krikkk bunyi
jangkrik pada kegelapan malam.. “ kak aku
tidak kuat lagi menahan rindingan kuduk ini” tutur sari...“kita pulang sekarang“ respons andin.
Mereka pun bergegas pergi dari hutan itu.
Sesampainya digubuk ....
andin meminta kepada sari dan juga neneknya untuk menyiapkan persiapan selama
berada di dunia ilusi bawah sadar, antara lain batok kepala, air kemenyan,
jarum, gunting, korek lidi dengan batu akik disampingnya. Benda – benda tersebut
akan dijadikan sebagai senjata selama andin berada di dalam dunia lain.
“ Cuk...Apa kau tidak berlebihan dengan
mengorbankan nyawamu demi permintaan jin itu ? Nenek khawatir pada mu sayang
“. Tanya nenek kepada andin.” Jangan khawatir Nek.. selama nenek berdoa
terus ..Niscaya andin tidak ada apa-apa nek.. Lagian andin pusing dihantui mulu
oleh arwah gentayangan dari Batu itu ..”.
Andin Mulai meletak kan tubuh nya pada ranjang
berbalut kelembu di kamar paling belakang gubuk neneknya itu, ia berpesan
selama berada didalam dunia ilusi jangan ada satu orang pun mengganggu dirinya.
Sesaat usai andin menutup mata ..
Mulailah kabut putih menyelimuti perkampungkan itu, hawa pada malam tersebut
semakin terasang kekuduk seluruh masyarakat dikampung , bayi-bayi menangis
merajok tampa sebab, ayam beriuh- piyuh di tengah malam, suara ngaungan anjing
menemani malam itu. Penduduk sangat khawatir musibah akan tiba, Menurut mereka
Andin dan seluruh keluarganya itu telah Kafir karena mengayomi hal-hal diluar
nalar Manusia. Ia, sari dan nenek sering kali diusir oleh masyarakat sehingga
mereka berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.
“ wahai kafir keluar kalian... angkat kaki dari kampung ini
“. Teriakan
warga. Sari keluar menjumpai warga “ Maaf buk...pak.. kami tidak bisa pergi sementara
ini, nanti akan terjadi petaka pada kampung ini jika kami angkat kaki
sekarang”.
Warga tidak memperdulikan
perkataan sari.. mereka menerobos masuk ke gubuk tempat ia tinggali, salah satu
warga kaget melihat andin terbuju kaku berbalutkan kain kafan seperti pocong di
dalam kelembu.. Warga merinding melihat andin. “ dasar kafir.... “ ujar salah satu warga sambil menunjuk-nunjuk
andin. Tiba-tiba warga tersebut kerasukan dan terbanting ke atas atap dengan
sendirinya. Selontak warga yang emosi
berubah menjadi ketakutan.. setiap orang yang berusaha merusak misi andin pasti
akan kena imbasnya bahkan kematian bisa terjadi, sehingga satupun tidak ada
yang berani meganggu andin dalam menyelesaikan visi ghaibnya itu.
Andin
wanita indigo mulai menelusuri jejak didalam dunia lain. Sebuah perkampungan
yang ramai itulah letak saat ini yang ia rasakan. Kampung yang indah dengan
sawah-sawah dan perkebunan subur serta gadis-gadis kegirangan menyuci dialiran
sugai yang jernih menandakan betapa bahagianya perkampungan itu. “ kukira tempat menakutkan yang akan
kujumpai ternyata tempat seindah ini Namun apa gerangan batu pekat itu mengutus
aku kemari.. ”.
ia mulai berjalan
jauh memasuki perkampungan itu... tetapi pemandangan yang semula indah kini
berubah seketika, semua orang mulai menatap andin dengan sinis, mereka semakin
risih dengan kedatangan andin, setiap langkah kaki andin pada diperhatikan.
Udara yang siangnya bau harum, malamnya bau darah, kampung itu sepi layaknya
kuburan jika malam hari... lampu atau lentera tidak mengiasi perumahan setiap
penduduk. Disitulah andin mulai ketakutan dan menangis sendirian di pondok desa.
“ kampung apa ini... wahai batu pekat mengapa kampung ini
menyeramkan pada malam hari.. aku harus kemana lagi..”. drukk..drukk..drukk bunyi
langkah kaki yang datang menghampiri andin. ( bersambung )
Yuliana merupakan reporter Pers Mahasiswa Al-Kalam dan Mahasiswa Hukum ekonomi Syariah semester 5.