HEADLINE

Latest Post
Loading...

04 September 2019

Misteri Gaib Dan Jejak Kematian


 
Foto. Ilustrasi/Net

Penulis: Yuliana
Andin... wanita tinggal dipelosok desa yang  jauh dari perkotaan. Tinggal dirumah gubuk bersama nenek beserta adik perempuannya. Wanita berambut panjang, berkulit putih kemerah-merahan  mempunyai keanehan dari dalam dirinya, dia bisa melihat makhluk ghaib yang tidak bisa diliat orang lain. Indra keenam yang diperolehnya itu terjadi ketika tragedi kecelakaan 10 tahun yang lalu, saat andin masih berusia 15 tahun pergi berlibur bersama ayah dan ibunya. Namun Na’as mobil yang mereka tumpangi menabrak pohon besar sehingga ayah ibunya meninggal dunia. Hanya andin yang selamat dalam kecelakaan itu walau pernah koma di rumah sakit selama dua tahun.

Saat dia tersadar dari koma, hidupnya kini berbeda dari manusia umumnya. Dia lebih menyendiri dan sering berbicara sendiri, katanya dia berbicara dengan makhluk yang ingin minta tolong menyelesaikan masalah selama mereka masih hidup . Disitulah Nenek pindah dari kota ke sebuah desa karena kelakuan andin  yang aneh. Bahkan adik semata wayangnya bernama Sari kerap membantu andin  untuk menyelesaikan visi ghaib tersebut. Sari meyakini bahwa apapun mereka lakukan itu adalah takdir yang tidak bisa dielak, dimana langkah-langkah yang dilakukan kakaknya dapat membantu memenangkan  jiwa yang telah tiada. Saat malam jum’at kelion Andin bersama adiknya  kini rutin pergi ke sebuah batu besar yang terletak di sebelah selatan desa, konon ceritanya batu itu wujud dari manusia yang dikutuk karena melanggar aturan adat. 

Kakak beradik itu berbicara dengan batu, “ kesunyian malam jum’at klion mengantarkan aku kemari mengurangi kesepian mu wahai batu pekat, bersediakah kau bercerita denganku soal masa lalumu” sambut andin menghibur batu pekat . Sari membantu menyirami air untuk mengurangi rasa gerah yang diderita batu berusia ratusan tahun tersebut. Perdiskusian antara andin dan batu itu tidak dimengerti oleh sari, sehingga sari hanya mengerjakan sesuatu sesuai arahan oleh kakaknya.

 “Sari..... tolong ambilkan batu akik putih dibalik batu pekat itu kemari” seru andin kepada adiknya, Sari menuruti perintah sang kakak tanpa berkata apa-apa, dikarenakan suasana semakin tegang dan menakutkan apalagi didalam hutan.

” Andin.... ambilah batu akik putih untuk  ajimat mu dan bawa pulanglah... nanti kau akan ku bawa dalam ilusi masa laluku, namun ingatlah kau akan tertidur sampai kau berhasil menusuk wanita iblis itu hingga darah hitamnya keluar, berhati-hatilah wanita iblis menyukai gadis cantik dan kerap dijadikan sebagai tumbalnya, Apabila kau tak berhasil menusuknya hingga purnama tiba maka kau akan terjebak dalam ilusi itu untuk selama-lamanya, sehingga tubuh nyatamu dianggap mati oleh manusia “. Bisik batu pekat  kepada andin.

  Dengan menelan ludah, andin sangat khawatir memikirkan misi kali ini. 10 tahun indigo menyelimuti dirinya, banyak sekali hal menakutkan yang ditempuh dan berulang kali nyawa sebagai taruhan. Seperti terjebak didalam lubang kuburan, masuk ke sumur berhari-hari, bahkan sesat didalam hutan terlarang demi menyelesaikan misi ghaib yang datang lewat mimpi atau bisikan nyata. Jika tidak melakukan semua itu maka hidupnya dihantui oleh arwah penasaran.

kali ini..... harus menyelesaikan misi dari batu terkutuk untuk menusuk manusia setengah iblis pada jantung sampai darah hitam keluar...

krik..krik ,,krikkk bunyi jangkrik pada kegelapan malam.. “ kak aku tidak kuat lagi menahan rindingan kuduk ini” tutur sari...“kita pulang sekarang“ respons andin. Mereka pun bergegas pergi dari hutan itu.

Sesampainya digubuk .... andin meminta kepada sari dan juga neneknya untuk menyiapkan persiapan selama berada di dunia ilusi bawah sadar, antara lain batok kepala, air kemenyan, jarum, gunting, korek lidi dengan batu akik disampingnya. Benda – benda tersebut akan dijadikan sebagai senjata selama andin berada di dalam dunia lain.

“ Cuk...Apa kau tidak berlebihan dengan mengorbankan nyawamu demi permintaan jin itu ? Nenek khawatir pada mu sayang “.  Tanya nenek kepada andin.” Jangan khawatir Nek.. selama nenek berdoa terus ..Niscaya andin tidak ada apa-apa nek.. Lagian andin pusing dihantui mulu oleh arwah gentayangan dari Batu itu ..”.

 Andin Mulai meletak kan tubuh nya pada ranjang berbalut kelembu di kamar paling belakang gubuk neneknya itu, ia berpesan selama berada didalam dunia ilusi jangan ada satu orang pun mengganggu dirinya. Sesaat usai  andin menutup mata .. Mulailah kabut putih menyelimuti perkampungkan itu, hawa pada malam tersebut semakin terasang kekuduk seluruh masyarakat dikampung , bayi-bayi menangis merajok tampa sebab, ayam beriuh- piyuh di tengah malam, suara ngaungan anjing menemani malam itu. Penduduk sangat khawatir musibah akan tiba, Menurut mereka Andin dan seluruh keluarganya itu telah Kafir karena mengayomi hal-hal diluar nalar Manusia. Ia, sari dan nenek sering kali diusir oleh masyarakat sehingga mereka berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.

“ wahai kafir keluar kalian... angkat kaki dari kampung ini “. Teriakan warga. Sari keluar menjumpai warga “ Maaf  buk...pak.. kami tidak bisa pergi sementara ini, nanti akan terjadi petaka pada kampung ini jika kami angkat kaki sekarang”.

Warga tidak memperdulikan perkataan sari.. mereka menerobos masuk ke gubuk tempat ia tinggali, salah satu warga kaget melihat andin terbuju kaku berbalutkan kain kafan seperti pocong di dalam kelembu.. Warga merinding melihat andin. “ dasar kafir.... “ ujar salah satu warga sambil menunjuk-nunjuk andin. Tiba-tiba warga tersebut kerasukan dan terbanting ke atas atap dengan sendirinya.  Selontak warga yang emosi berubah menjadi ketakutan.. setiap orang yang berusaha merusak misi andin pasti akan kena imbasnya bahkan kematian bisa terjadi, sehingga satupun tidak ada yang berani meganggu andin dalam menyelesaikan visi ghaibnya itu.
            
Andin wanita indigo mulai menelusuri jejak didalam dunia lain. Sebuah perkampungan yang ramai itulah letak saat ini yang ia rasakan. Kampung yang indah dengan sawah-sawah dan perkebunan subur serta gadis-gadis kegirangan menyuci dialiran sugai yang jernih menandakan betapa bahagianya perkampungan itu. “ kukira tempat menakutkan yang akan kujumpai ternyata tempat seindah ini Namun apa gerangan batu pekat itu mengutus aku kemari.. ”. 

ia mulai berjalan jauh memasuki perkampungan itu... tetapi pemandangan yang semula indah kini berubah seketika, semua orang mulai menatap andin dengan sinis, mereka semakin risih dengan kedatangan andin, setiap langkah kaki andin pada diperhatikan. Udara yang siangnya bau harum, malamnya bau darah, kampung itu sepi layaknya kuburan jika malam hari... lampu atau lentera tidak mengiasi perumahan setiap penduduk. Disitulah andin mulai ketakutan dan menangis sendirian  di pondok desa.

“ kampung apa ini... wahai batu pekat mengapa kampung ini menyeramkan pada malam hari.. aku harus kemana lagi..”. drukk..drukk..drukk bunyi langkah kaki yang datang menghampiri andin.  ( bersambung )

Yuliana merupakan reporter Pers Mahasiswa Al-Kalam dan Mahasiswa Hukum ekonomi Syariah semester 5. 

banner
Previous Post
Next Post
Comments
0 Comments

0 comments:

Pers Mahasiswa AL-Kalam, IAIN Lhokseumawe Phone. 0852 6017 5841 (Pimpinan Umum). Powered by Blogger.