![]() |
Foto: Pexels.com |
Desir anila membangunkan ku
Mengingat kembali begitu banyak anca didalam hidupku
Selaksa tikaman yang tak ada habisnya
Dera nya tak pernah berhenti
Bekasnya tak pernah hilang
Jejal rasanya segala lara yang menimpaku
Pancarona yang hanya kelabu
Cukup untuk menggambarkan ku
Jiwaku yang gusir penuh luka membiru
Setiap langkahku yang terasa seberat batu
Menumpangi trauma di masa lalu
Meski terus tersenyum bibirku
Sayang nya tak dapat mengobati hatiku
Hati kecil yang membeku dari waktu ke waktu
Kehidupan ringan milikku
Ku jalani dengan penuh semangat palsu
Begitulah takdir bermain dengan hidup ku
Sesekali ia bersimpati untuk ku
Membantu hingga menyentuh kalbu
Kemudian ia menertawai ku
Mengambil arah untuk merundung ku
Didalam sanubari ku
Tanpa sadar ku
Ia diam diam mulai memakan ku
Ia lahap akan tangisku
Bahagianya atas setiap luka diriku
Memanjakan dirinya ditengah sendu hidupku
Semulanya Ina bertamu hingga senja menunggu
Begitu pula dirinya
Ia teguh selaksa belenggu
Hingga habis temaram masa ku
Ia masih Bertahan meredum dihidupku
Oleh: Ismi Saydina (Magang)