Di Indonesia, penerapan digitalisasi terlihat dari maraknya e-commerce, dompet digital, hingga layanan berbasis aplikasi. Contohnya, usaha kecil dan menengah (UMKM) kini mampumenjangkau pasar nasional bahkan internasional hanyamelalui platform digital. Hal ini menciptakan peluang besar, terutama bagi sektor informal yang sebelumnya sulit bersaingdi pasar konvensional. UMKM, yang menjadi fondasiperekonomian Indonesia, sangat diuntungkan oleh digitalisasi.
Data dari Kementerian Koperasi dan UMKM menunjukkanbahwa digitalisasi dapat meningkatkan omzet hingga 30% karena jangkauan pasar yang lebih besar dan efisiensioperasional yang lebih baik. Bahkan, pelaku usaha di daerahterpencil kini memiliki peluang yang sama untuk bersaingdengan bisnis besar di kota-kota besar. Lebih jauh, digitalisasijuga menciptakan model bisnis baru yang sebelumnya sulitdibayangkan.
Contohnya adalah layanan berlangganan (subscription services) yang memungkinkan konsumen mendapatkan aksesrutin ke produk atau layanan tanpa harus membelinya secaraterpisah. Model ini sering diterapkan oleh platform sepertiNetflix, Spotify, dan bahkan penyedia layanan makanan. Selain itu, pengembangan produk kini dapat dilakukanberdasarkan kebutuhan spesifik konsumen melalui analisisdata besar (big data). Hal ini memungkinkan bisnis untuktidak hanya menawarkan produk, tetapi juga pengalamanpelanggan yang lebih personal dan relevan.
Meski potensinya besar, digitalisasi di Indonesia juga menghadapi tantangan yang tidak kecil. Salah satu hambatanterbesar adalah infrastruktur teknologi yang belum merata. Banyak daerah di Indonesia, terutama di wilayah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal), masih kesulitanmendapatkan akses internet yang memadai. Kondisi inimembuat pelaku usaha di wilayah tersebut sulit untukmengadopsi teknologi digital secara maksimal.
Selain itu, literasi digital yang rendah di kalangan masyarakatdan pelaku bisnis menjadi tantangan lain yang perlu diatasi. Banyak pelaku usaha kecil yang masih enggan beralih keplatform digital karena kurangnya pemahaman tentang carakerja teknologi atau kekhawatiran terhadap keamanan data. Hal ini diperparah dengan tingkat persaingan yang semakintinggi di dunia digital, yang memaksa bisnis untuk terusberinovasi agar tetap relevan di mata konsumen.
Keamanan data juga menjadi isu penting dalam proses digitalisasi. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telahmenghadapi sejumlah kasus kebocoran data yang merugikankonsumen dan pelaku usaha. Kepercayaan terhadap teknologidigital perlu ditingkatkan melalui regulasi yang lebih ketatdan sistem keamanan yang lebih baik.
Namun, proses digitalisasi tidak tanpa tantangan. Infrastrukturteknologi yang belum merata dan rendahnya literasi digital menjadi penghambat utama, terutama di wilayah rural. Pemerintah dan pelaku bisnis perlu bekerja sama untukmengatasi hambatan ini melalui investasi teknologi dan pelatihan sumber daya manusia. Ke depan, bisnis yang mampu memanfaatkan data, kecerdasan buatan, dan teknologilainnya akan lebih unggul. Namun, penting untuk diingatbahwa teknologi hanyalah alat. Nilai utama sebuah bisnistetap terletak pada kemampuan untuk memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cara yang inovatifdan manusiawi.
Oleh: Alya Salsabila (Magang)
Editor: Redaksi