 |
| Foto:Pixabary.com |
www.lpmalkalam.com- Di era digital dan sosial media saat ini, kampus bukan hanya menjadi tempat untuk belajar, tetapi juga menjadi ajang pamer gaya dan tren fashion. Banyak mahasiswa kini lebih sibuk memperhatikan penampilan mereka daripada fokus pada kegiatan akademik. Tren ini mencuat sebagai fenomena baru yang tampaknya semakin berkembang di berbagai universitas.
Dari hari ke hari, kampus dipenuhi oleh mahasiswa yang saling berlomba mengenakan outfit terbaik mereka, baik itu untuk kegiatan perkuliahan, seminar, maupun hanya sekedar nongkrong di area kampus. Tak jarang, mereka lebih memperhatikan kecocokan warna, model pakaian, hingga aksesoris yang dikenakan, daripada mengikuti materi kuliah atau tugas yang menumpuk.
Fenomena ini semakin diperparah dengan adanya platform media sosial seperti Instagram dan TikTok, yang membuat mahasiswa lebih terpapar pada gaya hidup glamor dan tren fashion terkini. Tak jarang, mahasiswa berbagi foto atau video outfit mereka dengan hastag #OOTD (Outfit of The Day), yang semakin memperburuk kecenderungan untuk lebih fokus pada penampilan daripada kegiatan akademik.
Padahal, banyak pihak yang mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan antara dunia akademik dan kehidupan sosial. Dosen dan orang tua berharap agar mahasiswa tetap fokus pada pembelajaran dan pengembangan diri, bukan hanya sekedar mengandalkan penampilan fisik.
Namun, meskipun demikian, ada juga yang berpendapat bahwa dunia fashion di kampus bisa menjadi sarana untuk meningkatkan rasa percaya diri dan kreativitas mahasiswa. Dengan cara yang positif, mahasiswa dapat mengekspresikan diri mereka melalui pakaian, yang pada gilirannya bisa memengaruhi suasana kampus menjadi lebih berwarna dan dinamis.
Bagaimanapun juga, para mahasiswa perlu mengingat bahwa perkuliahan adalah tempat untuk mengasah pengetahuan dan keterampilan yang akan membentuk masa depan mereka. Jadi, meskipun "adu outfit" bisa jadi seru, jangan sampai itu mengalahkan prioritas utama di kampus: belajar dan berkembang.
Oleh: Putri Ruqaiyah (Magang)
Editor: Redaksi
0 Comments.jpg”height=”280” width=)
