![]() |
Foto: Pexels.com |
Cabai, sebagai bahan dapur yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, mendadak menjadi komoditas yang mahal dan sulit dijangkau oleh sebagian orang. Presiden yang menyarankan untuk "jangan makan pedas dulu" tentu menjadi perbincangan hangat.
Meskipun pernyataan tersebut bisa saja dimaksudkan untuk menyampaikan keprihatinan dan menyerukan agar masyarakat bisa lebih bijak dalam menghadapi lonjakan harga, namun bisa juga dianggap sebagai respons yang kurang sensitif terhadap kondisi banyak orang. Makanan pedas bagi sebagian orang bukan hanya soal selera, tetapi sudah menjadi bagian dari budaya dan tradisi makan. Saran semacam ini bisa terasa seperti mengabaikan kenyataan bahwa sebagian besar rakyat kecil juga merasakan dampak signifikan dari tingginya harga cabai ini, yang pada gilirannya bisa memperburuk daya beli mereka.
Lebih baik jika pemerintah dapat memberikan solusi yang lebih konkret, seperti pengawasan terhadap distribusi cabai, memperbaiki rantai pasokannya, atau bahkan membantu petani cabai agar produksinya bisa lebih stabil. Alih-alih hanya mengurangi konsumsi, pendekatan yang lebih holistik dan menyentuh akar masalah mungkin akan lebih efektif dan dihargai oleh masyarakat.
Dan sebaiknya pemerintah dapat membantu masyarakat dalam kesulitan pangan disaat menjelang idul Fitri agar kesulitan pangan di Indonesia saat ini bisa teratasi dengan baik.
Oleh: Nurul Fadila
Editor: Redaksi