![]() |
| Foto: Meutia Rahma |
Program ini bertujuan untuk mengajak masyarakat memanfaatkan lahan kosong di sekitar rumah sebagai sumber tanaman obat keluarga. Melalui kegiatan ini, mahasiswa menanam berbagai jenis tanaman herbal seperti jahe, kunyit putih, serai, lengkuas, dan tanaman bermanfaat lainnya yang mudah dirawat dan memiliki nilai kesehatan tinggi.
Ketua Kelompok 40, Rizky Nanda, menyampaikan bahwa penanaman apotik hidup menjadi salah satu program kerja utama karena dianggap relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini. “Kami ingin memperkenalkan kembali tanaman obat tradisional yang sebenarnya sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Dengan adanya apotik hidup, warga bisa mendapatkan bahan herbal tanpa harus membeli,” ujarnya.
![]() |
| Foto: Meutia Rahma |
Mahasiswa bekerja langsung menyiapkan tanah, membuat bedengan sederhana, hingga menanam bibit secara bersama-sama. Mereka juga memberikan penjelasan ringan mengenai manfaat setiap tanaman serta cara perawatan yang sederhana agar tanaman tetap tumbuh subur.
Salah satu mahasiswa peserta KPM, Mayasari menyebutkan bahwa kegiatan ini juga menjadi wadah pembelajaran bagi mereka. “Selain membantu masyarakat, kami juga belajar bagaimana mengelola tanaman herbal dan memahami nilai kesehatan yang terkandung di dalamnya."
Kegiatan penanaman apotik hidup ini diharapkan menjadi langkah awal untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat sekaligus mendorong masyarakat agar lebih mengenal pengobatan alami yang mudah ditemukan di sekitar rumah.
Ke depannya, kelompok 40 berencana melakukan pemantauan berkala untuk melihat perkembangan tanaman serta mendorong warga agar menambah lebih banyak jenis tanaman herbal sehingga manfaatnya kian besar bagi kebutuhan sehari-hari.
Reporter: Meutia Rahma



