Portal Berita Al-Kalam

Klasik Goes to SMA Negeri 1 Syamtalira Bayu Raih Antusias Siswa Pelajari Cara Penulisan Berita

Foto: Nurul Fadilah   www.lpmalkalam.com - Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al-Kalam Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) L...

HEADLINE

Latest Post

09 Desember 2025

Kelompok 15 KPM UIN SUNA Desa Menye Cut Bahagia Hadiri Takziah Korban Banjir Bandang di Aceh Utara

Foto: IST
www.lpmalkalam.com– Sebelas anggota Kelompok 15 Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) UIN Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe, Desa Menye Cut Bahagia, Kecamatan Kuta Makmur, menghadiri takziah di kediaman almarhum Muhammad Jamil bin Muhammad Yasin, ayah dari salah satu anggota kelompok 15, Nurul Mukminati. Almarhum merupakan salah satu korban banjir bandang yang melanda Desa Nibong, Kecamatan Syamtalira Bayu, Kabupaten Aceh Utara pada Kamis 27 November 2024. Takziah berlangsung pada Kamis (04/12/2025) 

Rombongan KPM yang turut didampingi Kepala Desa Menye Cut Bahagia, Tengku Imum (Ismail Adam) serta sejumlah ibu-ibu setempat, tiba di rumah duka sekitar pukul 11.00 WIB. Kedatangan mereka disambut dengan penuh haru oleh keluarga almarhum. Dalam kesempatan tersebut, rombongan juga membacakan doa dan samadiah yang dipimpin oleh Tengku Imum Ismail Adam.

Nurul Mukminati, yang akrab disapa Mina, menceritakan kembali kronologi kejadian yang menimpa ayahnya. Menurutnya, almarhum terseret arus banjir bandang saat dalam perjalanan pulang dari Desa Nibong menuju rumahnya di Cot Girek Kandang, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe. Saat itu, almarhum membawa satu unit sepeda motor Honda Beat yang hingga kini belum ditemukan.

“Sebelum terbawa arus, motor tersebut sempat diparkirkan di rumah warga karena jalan sudah tidak bisa dilewati,” ungkap Mina.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, proses evakuasi terhadap korban dimulai sekitar pukul 09.00 WIB setelah petugas menerima laporan adanya dugaan temuan jenazah yang terbawa banjir bandang. Operasi evakuasi melibatkan personel gabungan dari Koramil 05 Syamtalira Bayu, Polsek Syamtalira Bayu, Bhabinkamtibmas, serta bantuan pasukan Yon Kav 11/Serbu.

Kapolres Aceh Utara, AKBP dr. Ahzan, S.H., S.I.K., M.S.M., M.H., melalui Kapolsek Syamtalira Bayu IPTU Gunanto, membenarkan bahwa laporan tersebut valid dan langsung ditindaklanjuti.

“Tim bergerak cepat memverifikasi laporan dan menuju lokasi dengan perlengkapan evakuasi lengkap. Kondisi air saat itu sangat deras, sehingga seluruh proses dilakukan dengan kehati-hatian yang tinggi,” ujarnya.

Takziah tersebut menjadi bentuk dukungan moral dan empati dari keluarga besar KPM kelompok 15 Desa Menye Cut Bahagia UIN SUNA Lhokseumawe atas musibah yang menimpa keluarga sahabat mereka.


Penulis: Mulia Pobrina, Mahasiswi KPM  Kelompok 15 UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe 

Editor: Zuhra

Dari Warga untuk Warga, Mahasiswa KPM UIN SUNA Bantu Salurkan Donasi Banjir di Langkahan

Foto: IST

www.lpmalkalam.com- Mahasiswa Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Kelompok 01 dan 50 Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe ikut serta membantu dan menyalurkan donasi dari masyarakat Kecamatan Simpang Keuramat untuk warga yang terdampak banjir di Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara pada Kamis (04/12/2025).

Penyaluran bantuan dilakukan secara langsung oleh sejumlah tokoh masyarakat dan mahasiswa KPM. Bantuan yang diberikan berupa kebutuhan pokok seperti beras, air mineral, makanan instan, makanan bayi, serta beberapa pakaian layak pakai.

Foto: Indira Ulfa
Puja Alaiya, salah satu anggota KPM Kelompok 01, menyampaikan bahwa aksi donasi ini merupakan bentuk kepedulian mahasiswa terhadap kondisi masyarakat yang mengalami musibah banjir. 

“Donasi ini dikumpulkan selama tiga hari dan juga dibantu oleh masyarakat simpang empat. Semoga bantuan ini bisa meringankan beban warga yang terdampak banjir,” ujarnya.

Foto: Indira Ulfa
Salah satu warga penerima bantuan, mengucapkan terima kasih atas kepedulian mahasiswa dan masyarakat dalam membantu kebutuhan warga. Ia berharap bantuan serupa dapat terus dilakukan sampai kondisi banjir benar-benar pulih.

Banjir yang melanda Kecamatan Langkahan menyebabkan sejumlah rumah terendam dan sebagian warga mengungsi di posko umum yang disediakan.

Foto: Indira Ulfa

Namun, tidak semua warga memilih mengungsi di posko umum. Sebagian dari mereka mendirikan tenda darurat secara mandiri di lokasi yang dianggap lebih aman. Kondisi tersebut menyebabkan masih banyak warga yang belum mendapatkan bantuan secara merata. 

Foto: Indira Ulfa
Selain itu, menurut informasi dari masyarakat setempat, beberapa warga juga dilaporkan belum ditemukan setelah terbawa arus banjir.

Dengan adanya bantuan tersebut, diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan dasar warga selama masa tanggap darurat serta menjangkau masyarakat yang belum memperoleh bantuan.


Reporter: Indira Ulfa

Editor: Zuhra

Tumbuhkan Kebersamaan: Mahasiswa KPM 01 UIN SUNA Bantu Warga Berkebun di Kebun Desa

Foto: Indira Ulfa

www.lpmalkalam.com– Mahasiswa Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe, Kelompok 01 ikut membantu warga untuk berkebun pada salah satu kebun milik desa di Desa Simpang Empat, Kecamatan Simpang Keuramat, Kabupaten Aceh Utara pada Minggu (08/12/2025).

Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk pengabdian dan dukungan terhadap pengelolaan kebun desa yang saat ini dikelola oleh salah satu warga, yakni Faisal. Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa ikut terlibat dalam penanaman cabai dan singkong, serta memanen hasil kebun.

Kebun desa Simpang Empat menanam berbagai jenis tanaman, mulai dari cabai, ubi, kunyit, nanas, tomat, kates, hingga kentang. Pengelolaan ini diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi warga serta wadah pembelajaran bagi mahasiswa KPM dalam memahami pertanian lokal.

"Di lahan kebun ini kita menanam cabai, ubi, kunyit, nanas, pepaya, dan kentang. Tapi kentang hanya sebagai uji coba tanam saja di lahan kebun ini," ujar Faisal.

“Kami senang bisa ikut membantu proses berkebun bersama warga. Selain belajar secara langsung, kami juga bisa memahami bagaimana upaya desa dalam memanfaatkan lahan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat,” ujar Cut, salah satu anggota KPM Kelompok 01.


Reporter: Indira Ulfa

Editor: Tiara Khalisna

Mahasiswa KPM Kelompok 01 UIN SUNA Edukasi Pergaulan Aman di MIN 25 Aceh Utara

Foto: IST

www.lpmalkalam.com- Mahasiswa Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe, Kelompok 01 melaksanakan Sosialisasi Aman Bergaul dan Menjaga Diri kepada siswa MIN 25 Aceh Utara, Desa Simpang Empat, Kecamatan Simpang Keuramat pada Senin (24/11/2025).

Kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang pergaulan bebas serta dampak negatif yang ditimbulkan, baik secara psikologis maupun sosial.

“Kami berharap melalui sosialisasi ini para siswa dapat lebih memahami pentingnya pergaulan dan cara menjaga diri,” ujar Syafira, salah satu anggota dari KPM Kelompok 01.

Salah satu siswa juga menyampaikan bahwa kegiatan sosialisasi ini sangat bermanfaat dan bisa menambah wawasan tentang pergaulan.

Melalui kegiatan sosialisasi ini, mahasiswa KPM berharap agar para siswa dapat menerapkan pergaulan yang sehat, saling menghargai antar teman, dan bisa membentuk karakter yang baik di lingkungan sekolah.



Reporter: Indira Ulfa

Editor: Tiara Khalisna

Akhiri Masa Pengabdian di Gampong Lang Kuta: Mahasiswa KPM Kelompok 40 UIN SUNA Sukses Gelar MTQ Festival Cahaya Qur’ani

Foto: IST

www.lpmalkalam.com– Mahasiswa Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Kelompok 40 Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe sukses menyelenggarakan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Festival Cahaya Qur’ani di Gampong Lang Kuta pada Sabtu–Minggu (6–7/12/2025) 

Kegiatan ini mengusung tema Generasi Qurani Cerdas, Beriman, dan Berprestasi sekaligus menjadi acara penutup sebelum mahasiswa resmi berpamitan dari Gampong Lang Kuta setelah satu bulan penuh mengabdi.

Festival MTQ berlangsung dengan penuh semangat dan antusiasme masyarakat. Berbagai cabang perlombaan seperti azan, hafalan ayat pendek, doa harian, pidato, tartil Al-Qur’an serta cerdas cermat diikuti oleh anak-anak dan remaja gampong. Sorak dukungan orang tua dan masyarakat menambah kemeriahan dua hari pelaksanaan acara tersebut.

Ketua KPM Kelompok 40, Rizky Nanda menyampaikan rasa syukur atas lancarnya kegiatan MTQ dan berterima kasih kepada seluruh masyarakat yang telah mendukung berbagai program selama keberadaan mereka di desa. “Festival Cahaya Qur’ani ini kami persembahkan sebagai bentuk bakti terakhir sebelum kami kembali ke kampus. Kami berharap kegiatan ini menjadi motivasi bagi anak-anak untuk terus dekat dengan Al-Qur’an dan tumbuh sebagai generasi berprestasi,” ujarnya.

M. Ali, Sekretaris Gampong Lang Kuta mengapresiasi semangat mahasiswa yang aktif membantu masyarakat mulai dari kegiatan pendidikan, keagamaan, hingga turun langsung ke sawah pasca banjir. "Kami merasa kehilangan, tapi juga bangga. Terima kasih sudah menjadi bagian dari kami. Semoga ilmu dan pengalaman ini bermanfaat di masa depan,” ujar beliau.

Penutupan MTQ diisi dengan pembagian hadiah kepada para juara serta penyampaian pesan dan kesan dari mahasiswa kepada warga. Banyak orang tua mengaku bangga karena anak-anak mereka berani tampil dan mendapatkan pengalaman baru. 

Dalam kesempatan itu, salah satu mahasiswi, Rika Amelia menyampaikan rasa terima kasih kepada geuchik, perangkat gampong, tokoh masyarakat, dan seluruh warga yang telah menerima mereka seperti keluarga. “Gampong Lang Kuta bukan hanya lokasi pengabdian, tapi sudah menjadi rumah kedua bagi kami. Banyak pengalaman, pelajaran, dan kenangan yang akan kami bawa pulang,” ujarnya.

Acara perpisahan ditutup dengan foto bersama dan doa agar mahasiswa sukses melanjutkan pendidikan serta tetap menjaga silaturahmi. Dengan berakhirnya masa pengabdian, KPM Kelompok 40 meninggalkan kesan mendalam bagi masyarakat melalui kegiatan bermanfaat yang mereka jalankan selama berada di Gampong Lang Kuta.


Reporter: Meutia Rahma

Editor: Zuhra

08 Desember 2025

Masihkah Sumatra Bagian dari NKRI?

Foto: Pandemicktalks

www.lpmalkalam.com– Indonesia dikenal sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang mampu menarik banyak perhatian warga negara asing. Salah satu pulau terbesar di Indonesia ialah Sumatra yang kaya akan alamnya. Namun, kekayaan itu sirna pada beberapa minggu lalu. Sumatra berduka. Bencana alam telah meluluhlantakkan tiga provinsi di Indonesia, di antaranya Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara. Hingga saat ini luka itu belum pulih, keadaan wilayah terdampak seolah menjadi kota mati. Di Aceh, makanan dan minuman tidak tersedia, listrik padam, dan korban hidup maupun meninggal tidak mampu diselamatkan.

Hancurnya Pulau Sumatra seharusnya mengundang simpati dari berbagai kalangan, terutama pemerintah pusat, khususnya Bapak Presiden Prabowo Subianto beserta jajarannya. Pemerintah seolah tidak acuh akan bencana yang terjadi. Bantuan di Aceh justru lebih cepat dikirimkan oleh negara tetangga, Malaysia. Melalui media sosial, tersebar video-video yang menunjukkan banyak warga terus meminta pertolongan dari dalam air yang ganas maupun di atas atap dengan sejuta harapan untuk hidup.

Pasca bencana, Bapak Presiden turun di tengah-tengah masyarakat. Namun kehadirannya justru membuat keadaan semakin buruk di mata publik. Dalam sebuah wawancara bersama para pers, ia berkata, “Saya kira situasi membaik,” padahal kenyataannya di Aceh Tamiang mayat masih diselimuti terpal, rumah-rumah tenggelam, dan listrik padam.

Tidak hanya itu, di wilayah Aceh Tengah, infrastruktur hancur sehingga wilayah tersebut terisolasi dan tidak mendapatkan bantuan apa pun selama beberapa hari setelah bencana alam menimpa. Melalui media sosial, tersebar pula berita bahwa masyarakat tidak butuh bantuan makan dan minum, tetapi cukup dikirimkan kain kafan. Bukankah hal tersebut sangat ironis?

Keadaan jelas memburuk. Masyarakat bukan hanya mati karena bencana alam, melainkan juga mati karena kelaparan. Aceh yang mencoba sembuh dari trauma tsunami 21 tahun silam kembali berduka dan justru lebih memprihatinkan. Dahulu pemerintah langsung mengirimkan bantuan, namun sekarang pemerintah pusat hadir beberapa hari setelah bencana terjadi. Banyak yang menilai bahwa tempat yang dikunjungi oleh pemerintah merupakan wilayah yang tidak terlalu terdampak. Pemerintah mengatakan tidak ada wilayah terisolasi, tetapi realita memang tidak seindah omong-omong. Kehadiran pemerintah seolah hanya formalitas agar tidak diturunkan dari jabatannya.

Jajaran pemerintahan yang turun seolah sedang berlibur ke tempat bencana. Tidak ada wajah-wajah kepedihan terlihat di antara mereka; jika ada, jelas itu hanya formalitas. Pada unggahan video beredar, pelaku kerusakan hutan yaitu Zulkifli Hasan seolah sedang mencari popularitas dengan menggendong satu sak beras yang disorot oleh berbagai angle kamera. Di tempat lainnya, Verrel Bramasta, seorang anggota DPR RI, justru turun menggunakan rompi antipeluru dengan tulisan namanya. Apakah ia lupa bahwa ini tempat banjir bandang, bukan tempat peperangan? Ia tampak menunjukkan pose terbaiknya dengan menunjuk berbagai arah yang diikuti angle kamera yang baik pula.

Selain utusan presiden, terdapat pula Bupati Aceh Utara yang mencoba menjilat kepada presiden dengan mengatakan, “…Kalau bisa Bapak Presiden Prabowo menjadi presiden seumur hidup.” Masih banyak kejadian janggal yang disajikan pemerintah, salah satunya terkait status bencana ini yang tidak dikategorikan sebagai bencana nasional.

Bencana yang sudah menghabiskan tiga provinsi di Indonesia dengan beribu korban jiwa hingga saat ini statusnya sebagai bencana nasional masih menjadi angan-angan para korban. Banyak masyarakat bertanya: apa yang sebenarnya terjadi di Sumatra? Akankah keadaan hanya mencekam di media sosial saja seperti ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto? Jelas keadaan di lapangan jauh lebih mencekam dibandingkan di media sosial seperti yang diujarkannya.

Pemerintah mengatakan ini adalah bencana alam yang terjadi karena curah hujan yang tinggi. Argumen tersebut jelas tidak relevan dengan yang terjadi di tiga provinsi yang telah disebutkan. Para korban memperlihatkan adanya batang-batang pohon yang sudah ditebang dan terbawa arus banjir bandang di tiga provinsi.

Penemuan itu dibantah oleh pemerintah yang mengatakan bahwa pohon-pohon tersebut merupakan hasil dari tanah longsor yang kemudian terbawa hujan deras. Namun hal tersebut dinilai tidak masuk logika, karena pohon yang roboh karena bencana alam seharusnya masih memiliki ranting dan daun, tidak seperti keadaan di lapangan. Pohon-pohon yang masih keras itu justru terpotong rapi, bahkan terdapat tulisan nomor yang mengisyaratkan bahwa pohon itu dijadikan pilihan untuk ditebang. Penebangan ini bertujuan untuk perluasan lahan sawit milik oknum tertentu, salah satunya milik Presiden Republik Indonesia (RI) saat ini, Prabowo Subianto.

PT Tusam Hutani Lestari yang mengelola 97.300 hektare di tiga wilayah Aceh yaitu Bener Meriah, Bireuen, dan Aceh Utara menjadi salah satu faktor parahnya banjir yang terjadi. Penebangan hutan yang digantikan pohon sawit bukanlah reboisasi, karena sawit tidak mampu menahan air layaknya pohon-pohon hutan. Ironis sekali jika seorang pemimpin berpikir bahwa sawit mampu meresap air hujan hanya karena sama-sama pohon dan memiliki daun. Dalam hal ini, apakah menurut saudara daun putri malu mampu menampung air hujan dan jika ditanam di lereng bisa mencegah longsor? Jawabannya tentu saja tidak.

Belum habis kepedihan terkait status bencana nasional, pedihnya lagi beberapa negara luar yang juga ingin membantu justru belum mendapatkan izin dari pemerintah pusat. Ada apa dengan pemerintah pusat? Ada apa dengan Sumatra? Akankah Sumatra masih menjadi bagian NKRI? Muzakir Manaf selaku Gubernur Aceh juga telah mengungkapkan ketidaksanggupan menangani bencana ini. Bencana yang telah menghilangkan beberapa desa di Aceh menjadi alarm pengingat kisah kelam 21 tahun silam. Seharusnya status bencana nasional dikeluarkan ketika pemerintah daerah tidak mampu menangani bencana tersebut. Namun kenyataannya berbanding terbalik, seolah Presiden RI tidak mau usahanya diawasi dan ditutup. Dalam kejadian ini tampak bahwa uang berada di atas segalanya, bahkan di atas nyawa sekalipun.

Ibu Pertiwi berduka bukan karena kemarahan alam, tetapi karena ulah para penguasa yang haus kekuasaan, jabatan, dan uang.


Penulis: Ririn Dayanti Harahap

Editor: Putri Ruqaiyah

Masyarakat dan Mahasiswa KPM Kelompok 50 UIN SUNA Salurkan Donasi untuk Korban Banjir di Kecamatan Sawang

Foto: IST

www.lpmalkalam.com– Mahasiswa Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Kelompok 50 Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe ikut serta dan menyalurkan donasi dari masyarakat Kecamatan Simpang Keuramat untuk warga terdampak banjir di dua titik posko di Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara, yaitu Gampong Riseh Tunong dan Gampong Sawang pada Minggu (07/12/2025).

Penyaluran donasi tersebut turut didampingi langsung oleh Wakil Bupati Aceh Utara, Tarmizi, S.I.Kom., jajaran Komite Peralihan Aceh (KPA) Simpang Keuramat, serta mahasiswa UIN SUNA Lhokseumawe.

Pada kesempatan tersebut, Afrizal, warga Gampong Riseh Tunong, mengungkapkan bahwa banjir yang terjadi membawa dampak yang sangat berat bagi masyarakat. “Ada beberapa rumah yang hanyut terbawa arus, dan seorang perempuan juga ikut terseret banjir, tetapi alhamdulillah berhasil diselamatkan,” ujarnya.

Afrizal juga menambahkan bahwa sebagian wilayah Kampung Seuh Tengeuh mengalami kerusakan parah. “Setengah tanah kampung hilang dibawa arus,” tambahnya.

Sementara itu, donasi yang diterima di Gampong Sawang selanjutnya akan disalurkan kembali ke wilayah pedalaman yang akses jalannya terputus akibat banjir. Kedatangan rombongan disambut hangat oleh masyarakat dan anak-anak di dua posko tersebut.


Penulis: Yusri

Editor: Putri Ruqaiyah

Solidaritas Pascabanjir: KPM Kelompok 40 UIN SUNA Bantu Petani Panen dan Menjemur Padi

Foto: IST

www.lpmalkalam.com– Mahasiswa Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Kelompok 40 Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe kembali menunjukkan kepedulian mereka terhadap masyarakat dengan terjun langsung membantu warga memanen dan menjemur padi pascabanjir yang bertempat di Gampong Lang Kuta, Kecamatan Kuta Makmur pada Jumat (05/12/2025).

Kegiatan ini dilakukan setelah banjir melanda wilayah Gampong Lang Kuta pada akhir November lalu, yang menggenangi sebagian besar lahan pertanian warga. Kondisi tersebut membuat banyak petani kesulitan memanen padi tepat waktu karena batang padi menjadi rusak, berat, dan licin akibat terendam air.

Melihat situasi tersebut, mahasiswa KPM Kelompok 40 berinisiatif turun ke sawah bersama para petani sejak pagi hari. Mereka membantu proses pemotongan padi yang sudah memasuki masa panen serta mengangkat hasil panen untuk dijemur di area yang aman dan kering.

Ibu Hawilah menyampaikan rasa terima kasihnya dengan penuh haru. “Alhamdulillah, saya sangat terbantu sekali. Padi saya baru dipanen dan masih basah akibat banjir, tapi anak-anak mahasiswa dari KPM datang membantu,” ujarnya.

Muhammad Saleh, salah satu petani di Gampong Lang Kuta, menjelaskan bahwa kondisi pascabanjir membuat proses panen tahun ini jauh lebih berat dari biasanya. “Biasanya kami memanen padi menggunakan combine (mesin panen), tapi kali ini terpaksa pakai arit karena sawah baru saja terendam. Mesin tidak bisa masuk karena padinya sudah jatuh semua,” tuturnya.

Foto: IST

Kegiatan ini sekaligus menjadi momen kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat dalam menghadapi dampak bencana alam. Selain membantu panen, para mahasiswa juga belajar cara memanen padi menggunakan arit.

Dengan berakhirnya kegiatan panen hari itu, mahasiswa KPM Kelompok 40 berharap kehadiran mereka dapat terus memberikan manfaat selama masa penugasan di Gampong Lang Kuta. Mereka juga berkomitmen untuk mendukung masyarakat dalam berbagai kegiatan pemberdayaan hingga program KPM selesai dijalankan.


Penulis: Meutia Rahma

Editor: Putri Ruqaiyah

Mengenai Saya

Foto saya
Lhokseumawe, Aceh, Indonesia
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al – Kalam adalah salah satu lembaga pers mahasiswa guna mengembangkan bakat jurnalis muda yang berada di lingkungan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe.

Redaksi Al-Kalam

Nama

Email *

Pesan *

LPM AL-Kalam UIN SUNA Lhokseumawe, 0823-6508-3003 (Pemimpin Redaksi) 0852-6227-8755 (Sekretaris Redaksi) Alamat:Jl. Medan Banda Aceh,Alue Awe,Kec. Muara Dua, Kota Lhokseumawe. Diberdayakan oleh Blogger.