![]() |
Mawardi, mahasiswa IAIN Lhokseumawe |
www.lpmalkalam.com - Lhokseumawe – Beberapa hari terakhir dikalangan Mahasiswa Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe digegerkan dengan pernyataan Mawardi, selaku
sekretaris umum Himpunan Mahasiswa Bidikmisi (HIMADIKSI) kampus tersebut,
mempertanyakan kondisi Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) di kampus melalui status
WhatApp miliknya, pada Selasa (24/4/2018). Pasalnya sebagian pengurus DEMA saat ini sedang
megikuti Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) di Kabupaten Bener Meriah.
Mawardi menjelaskan, dia membuat pernyataan demikian
karena haknya sebagai mahasiswa dan juga aktivis kampus. “Kami mengkritik, itu
hak kami demi kebaikan kampus kita, perihal ketua dan sebagian pengurusnya
sedang mengikuti KPM kami maklumi mereka itu sebagai mahasiswa, namun
seharusnya DEMA dapat menunjuk perwakilan atau pelaksana tugas sementara untuk menggantikan kekosongan ketua, agar bisa
mengurusi masalah yang ada di kampus kita". Ujarnya, Jum’at (27/04/2018)
pada lpmalkalam.com.
Dia berharap, untuk periode mendatang
ketua DEMA harus dari kalangan semester 6 (minimal). Karena pada semester tua,
mahasiswa akan disibukkan mengurusi urusan perkuliahan. Ucapnya.
Dia juga menambahkan “terkadang mahasiswa
takut memberitahukan secara langsung keluhan kepada DEMA, makanya kami sebagai
mahasiswa berharap kedepan harus ada kotak suara yang bisa menampung apirasi agar
mahasiswa bisa menulis keluhan secara langsung yang nantinya dibaca dan
diselesaikan langsung oleh DEMA,” pintanya.
Sementara itu, Ketua DEMA IAIN Lhokseumawe,
Fajar Buana, saat dikonfirmasi via whatApp oleh wartawan Al-kalam terkait
beredarnya pernyataan tersebut merespon dengan positif tentang kritikan
tersebut, dikarenakan sangat baik untuk mahasiswa mengkritik demi perubahan
yang lebih baik.
"Mengkritik itu penting, tugas
dari DEMA memang menyelesaikan masalah yang ada, namun sejauh ini upaya laporan
permasalahan dari masalah tidak ada yang sampai ke DEMA dan posisi 80% pengurus
DEMA saat ini sedang tidak berada dikampus dikarenakan kewajiban tuntutan
kuliah". Ujar Fajar Buana. (YL/FY)