![]() |
Foto: Pixabary.com |
www.lpmalkalam.com-
Di bawah langit yang biru dan luas,
Ada cerita yang kau bawa tanpa putus.
Langkah-langkahmu mengukir jejak pasti,
Menembus batas hari demi hari.
Kau bangun sebelum fajar merekah,
Menyambut dunia dengan napas yang lelah.
Namun, tak pernah kau keluhkan hidup,
Hanya senyum yang tersisa, meski tubuh tertunduk.
Ayah, engkau adalah dinding yang kokoh,
Yang melindungiku dari angin dan amarah.
Meski tak sering bicara, kasihmu nyata,
Tertanam dalam setiap tindakan sederhana.
Aku ingat tanganmu yang kasar,
Namun sentuhannya selalu lembut, benar.
Dari keringatmu mengalir kehidupan,
Dari usahamu terbitlah harapan.
Engkau menahan langit agar tak runtuh,
Menggenggam dunia dengan kedua tanganmu.
Beban berat tak kau biarkan jatuh,
Karena kau tahu, keluargamu bergantung padamu.
Ayah, tulang punggung rumah ini,
Dalam diam, kau berjuang tanpa pamrih.
Terkadang aku lupa melihat lelahmu,
Terkadang aku alpa memahami pilumu.
Kini aku mengerti, setiap langkah yang kau lalui,
Adalah doa yang kau panjatkan untuk kami.
Setiap lelah yang kau rasa di tubuh,
Adalah tanda cinta yang tak pernah berubah.
Ayah, doaku untukmu tak akan pudar,
Semoga bahagia senantiasa mendekapmu hangat.
Kau adalah pahlawan dalam hidupku,
Tulang punggungku, selamanya aku rindu.
Karya: Putri Ruqaiyah (Magang)