![]() |
Foto: Pixabary.com |
www.lpmalkalam.com- Malam Jumat 23 Desember 2004 seluruh penjuru Nanggroe Aceh Darussalam melantunkan ayat-ayat-Nya.
Disebuah bilik tampak seluruh anggota keluarga mengatakan "Allahu Akbar," lantas beribadah kepada Rabb-Nya.
Tak lama sesudah itu seorang anak melantunkan sebuah doa "Aku ingin hidup lebih lama."
25 Desember 2004 tepat perayaan Natal tiba.
Umat Kristiani menuju gereja, berdoa kepada Tuhan-nya.
Seorang umat itu mengatakan "Ya Tuhan, berikan aku kesempatan hidup di masa akan datang."
Malam Minggu, 25 Desember 2004
Semua orang bergembira, penuh kasih kepada sanak saudaranya
Seakan tak terlintas gelombang besar hendak menghancurkan semua
Minggu, 26 Desember 2004
Di ufuk timur fajar memeluk Aceh
Cahaya pagi menjanjikan keindahan
Hamparan laut menjadi saksi
Akan Gelombang kelam masa itu
Melodi indah bergemuruh syahdu diiringi isak tangis bayi
Menggores luka, menggeliat, tercipta pilu, tak berkesudahan
Harapan baru melenggu jiwa yang tertinggal
Kenangan mengunci mereka pada hari itu
Pada pukul yang merampas segalanya
Doa tercipta ditengah puing-puing reruntuhan
Seolah menggantung tanpa arah, menjadi harapan semu
Tangan yang menggenggam, menadah, menggantungkan suatu harapan
Keindahan Aceh seakan tergarap habis
Gelombang setinggi 30 meter
Menghantam daratan luas
Membawa kisah kelam yang tidak pernah mereka bayangkan
Tiap puing bergeming dalam bisu
Ruang yang tidak berisi irama
Dengan tubuh gemetar, menuju hamparan gelap kala terang
Melihat aceh lenyap dihantam gempa dan tsunami
Sebuah kapal terseret jauh dari perairan
Rumah hancur tak berkeping
Mayat berhamburan tanpa nama
Isak tangis menyelimuti seluruh penjuru Aceh
Luka tak berkesudahan
Mati menelan kenyataan
Doa-doa mulai tergantung dilangit
Menciptakan kenangan kelam tak terlupakan
Selang kejadian para keluarga mencari keluarga nya
Seorang anak bertanya pada ibunya
"Ibu, dimana letak pusara ayah aku hendak berkunjung."
Dengan suara parau sang ibu menjawab "nak, pusara ayah tak bertempat namun ayah berada disamping-Nya."
Karya: Ririn Dayanti Harahap & Halifah Tarisah Hani