![]() |
Foto: Neiva Zaida Hasanah Saragih |
Jamal Dani Arifin, S.Sos., M.M.D.S, selaku Komando Distrik Militer (Kodim) 01.03 Aceh Utara dan Fadli Widiyanto S.I.K., SH., M.H. selaku Kepala Satuan Tugas Wilayah (Kasatgaswil) Aceh densus 88 AT Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri) menjadi pemateri dalam tema ini.
Jamal menyampaikan bahwa "radikalisme" bukan berasal dari kita sendiri melainkan dari Siria, kemudian baru berkembang dan menyebar ke Indonesia serta Mesir. Jamal juga menyampaikan bahwa penyebab "radikal kemiskinan" adalah kurangnya pendidikan. Oleh sebab itu, banyak terjadi di Indonesia yang wilayahnya kurang keadilan.
"Seperti kita ketahui, wilayah kita tidak merata secara utuh dari segi pendidikan dan kesejahteraan. Radikal itu pencegahan, orang-orang radikal itu keras, tidak menaati aturan karena kurang pendidikan. Kita pasti bisa memahami karena lingkungan kampus dapat menimba ilmu dari yang tidak tahu jadi tahu, sehingga kita bisa memahami yang benar," tambahnya.
![]() |
Foto: Neiva Zaida Hasanah Saragih |
Fadli juga mengatakan bahwa terorisme ada karena rasa takut, kemudian orang tersebut bertindak sewenang-wenang untuk tunduk dan patuh.
"Benih intoleransi yang tidak menerima perbedaan, itulah awal dari tahapan terorisme radikal. Perbedaan ini menghancurkan negara sehingga runtuh negara," tambah Fadli.
Setelah penyampaian materi, Wakil Rektor (Warek) III menyerahkan plakat kepada Dandim dan Densus 88, sebagai ucapan terima kasih. Penyerahan plakat juga didampingi oleh Presiden Mahasiswa (Presma) dan Ketua Senat Mahasiswa (Sema).
Reporter: Jati Mainah