![]() |
Foto: IST |
Kegiatan ini mengusung tema "Integrasi Nilai Islam, Teknologi, dan Alam: Membangun Karakter dan Kompetensi di Sekolah Alam.” Duta Gender dan Anak UIN SUNA Lhokseumawe yang diwakili oleh dua anggota, Nanda Alifa dan Muthmainnah, menjadi pemateri dalam sesi bertajuk “Ketahanan Diri terhadap Bullying” yang diikuti oleh siswa SMP kelas VII hingga IX. Materi mencakup pengenalan bullying, jenis-jenisnya, dampak yang ditimbulkan, strategi membangun ketahanan diri, hingga bagaimana bersikap jika melihat tindakan bullying.
Kegiatan berlangsung di lapangan terbuka, diawali dengan ice breaking untuk mencairkan suasana, kemudian pemutaran video animasi "Stop Perundungan” sebagai pengantar materi. Metode ini membuat siswa lebih mudah memahami topik yang dibahas.
Para peserta juga diajak berdiskusi dan berbagi pengalaman mereka terkait bullying. Antusiasme terlihat saat mereka mengajukan pertanyaan dan menanggapi materi yang disampaikan. Salah satu peserta memberikan jawaban yang menyentuh ketika ditanya bagaimana seharusnya bersikap jika melihat teman dibuli. Ia berkata, “Membantunya, jangan ikutan membuli, karena kita semua adalah teman.” Kalimat ini langsung disambut tepuk tangan dari teman-temannya, menegaskan pentingnya solidaritas di antara siswa.
Menjelang penutupan, pemateri kembali memutar sebuah video singkat sarat makna untuk menegaskan kembali poin-poin yang telah dibahas. Siswa terlihat sangat antusias menyimak video tersebut dan mengaitkannya dengan materi yang baru mereka pelajari.
Nanda Alifa mengungkapkan, kegiatan ini bukan hanya sekadar memberi materi, tetapi juga membuka ruang aman bagi siswa untuk bercerita. “Kami ingin mereka merasa nyaman berbagi pengalaman supaya mereka sadar bahwa mereka tidak sendirian dan ada cara untuk melindungi diri,” ujarnya.
Muthmainnah menambahkan, keterampilan sosial dalam menghadapi bullying sangat penting dimiliki setiap siswa. “Kami tidak hanya menjelaskan apa itu bullying, tapi juga bagaimana menghadapi, melapor, dan mendukung teman yang menjadi korban. Harapannya, mereka bisa langsung mempraktikkannya di kehidupan sehari-hari,” jelasnya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan siswa dapat membangun kesadaran bersama untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, ramah, dan bebas dari perundungan.
Penulis: Nurul Fadhilla
Editor: Putri Ruqaiyah