Portal Berita Al-Kalam

Klasik Goes to SMA Negeri 1 Syamtalira Bayu Raih Antusias Siswa Pelajari Cara Penulisan Berita

Foto: Nurul Fadilah   www.lpmalkalam.com - Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al-Kalam Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) L...

HEADLINE

Latest Post

09 Desember 2025

Akhiri Masa Pengabdian di Gampong Lang Kuta: Mahasiswa KPM Kelompok 40 UIN SUNA Sukses Gelar MTQ Festival Cahaya Qur’ani

Foto: IST

www.lpmalkalam.com– Mahasiswa Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Kelompok 40 Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe sukses menyelenggarakan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Festival Cahaya Qur’ani di Gampong Lang Kuta pada Sabtu–Minggu (6–7/12/2025) 

Kegiatan ini mengusung tema Generasi Qurani Cerdas, Beriman, dan Berprestasi sekaligus menjadi acara penutup sebelum mahasiswa resmi berpamitan dari Gampong Lang Kuta setelah satu bulan penuh mengabdi.

Festival MTQ berlangsung dengan penuh semangat dan antusiasme masyarakat. Berbagai cabang perlombaan seperti azan, hafalan ayat pendek, doa harian, pidato, tartil Al-Qur’an serta cerdas cermat diikuti oleh anak-anak dan remaja gampong. Sorak dukungan orang tua dan masyarakat menambah kemeriahan dua hari pelaksanaan acara tersebut.

Ketua KPM Kelompok 40, Rizky Nanda menyampaikan rasa syukur atas lancarnya kegiatan MTQ dan berterima kasih kepada seluruh masyarakat yang telah mendukung berbagai program selama keberadaan mereka di desa. “Festival Cahaya Qur’ani ini kami persembahkan sebagai bentuk bakti terakhir sebelum kami kembali ke kampus. Kami berharap kegiatan ini menjadi motivasi bagi anak-anak untuk terus dekat dengan Al-Qur’an dan tumbuh sebagai generasi berprestasi,” ujarnya.

M. Ali, Sekretaris Gampong Lang Kuta mengapresiasi semangat mahasiswa yang aktif membantu masyarakat mulai dari kegiatan pendidikan, keagamaan, hingga turun langsung ke sawah pasca banjir. "Kami merasa kehilangan, tapi juga bangga. Terima kasih sudah menjadi bagian dari kami. Semoga ilmu dan pengalaman ini bermanfaat di masa depan,” ujar beliau.

Penutupan MTQ diisi dengan pembagian hadiah kepada para juara serta penyampaian pesan dan kesan dari mahasiswa kepada warga. Banyak orang tua mengaku bangga karena anak-anak mereka berani tampil dan mendapatkan pengalaman baru. 

Dalam kesempatan itu, salah satu mahasiswi, Rika Amelia menyampaikan rasa terima kasih kepada geuchik, perangkat gampong, tokoh masyarakat, dan seluruh warga yang telah menerima mereka seperti keluarga. “Gampong Lang Kuta bukan hanya lokasi pengabdian, tapi sudah menjadi rumah kedua bagi kami. Banyak pengalaman, pelajaran, dan kenangan yang akan kami bawa pulang,” ujarnya.

Acara perpisahan ditutup dengan foto bersama dan doa agar mahasiswa sukses melanjutkan pendidikan serta tetap menjaga silaturahmi. Dengan berakhirnya masa pengabdian, KPM Kelompok 40 meninggalkan kesan mendalam bagi masyarakat melalui kegiatan bermanfaat yang mereka jalankan selama berada di Gampong Lang Kuta.


Reporter: Meutia Rahma

Editor: Zuhra

08 Desember 2025

Masihkah Sumatra Bagian dari NKRI?

Foto: Pandemicktalks

www.lpmalkalam.com– Indonesia dikenal sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang mampu menarik banyak perhatian warga negara asing. Salah satu pulau terbesar di Indonesia ialah Sumatra yang kaya akan alamnya. Namun, kekayaan itu sirna pada beberapa minggu lalu. Sumatra berduka. Bencana alam telah meluluhlantakkan tiga provinsi di Indonesia, di antaranya Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara. Hingga saat ini luka itu belum pulih, keadaan wilayah terdampak seolah menjadi kota mati. Di Aceh, makanan dan minuman tidak tersedia, listrik padam, dan korban hidup maupun meninggal tidak mampu diselamatkan.

Hancurnya Pulau Sumatra seharusnya mengundang simpati dari berbagai kalangan, terutama pemerintah pusat, khususnya Bapak Presiden Prabowo Subianto beserta jajarannya. Pemerintah seolah tidak acuh akan bencana yang terjadi. Bantuan di Aceh justru lebih cepat dikirimkan oleh negara tetangga, Malaysia. Melalui media sosial, tersebar video-video yang menunjukkan banyak warga terus meminta pertolongan dari dalam air yang ganas maupun di atas atap dengan sejuta harapan untuk hidup.

Pasca bencana, Bapak Presiden turun di tengah-tengah masyarakat. Namun kehadirannya justru membuat keadaan semakin buruk di mata publik. Dalam sebuah wawancara bersama para pers, ia berkata, “Saya kira situasi membaik,” padahal kenyataannya di Aceh Tamiang mayat masih diselimuti terpal, rumah-rumah tenggelam, dan listrik padam.

Tidak hanya itu, di wilayah Aceh Tengah, infrastruktur hancur sehingga wilayah tersebut terisolasi dan tidak mendapatkan bantuan apa pun selama beberapa hari setelah bencana alam menimpa. Melalui media sosial, tersebar pula berita bahwa masyarakat tidak butuh bantuan makan dan minum, tetapi cukup dikirimkan kain kafan. Bukankah hal tersebut sangat ironis?

Keadaan jelas memburuk. Masyarakat bukan hanya mati karena bencana alam, melainkan juga mati karena kelaparan. Aceh yang mencoba sembuh dari trauma tsunami 21 tahun silam kembali berduka dan justru lebih memprihatinkan. Dahulu pemerintah langsung mengirimkan bantuan, namun sekarang pemerintah pusat hadir beberapa hari setelah bencana terjadi. Banyak yang menilai bahwa tempat yang dikunjungi oleh pemerintah merupakan wilayah yang tidak terlalu terdampak. Pemerintah mengatakan tidak ada wilayah terisolasi, tetapi realita memang tidak seindah omong-omong. Kehadiran pemerintah seolah hanya formalitas agar tidak diturunkan dari jabatannya.

Jajaran pemerintahan yang turun seolah sedang berlibur ke tempat bencana. Tidak ada wajah-wajah kepedihan terlihat di antara mereka; jika ada, jelas itu hanya formalitas. Pada unggahan video beredar, pelaku kerusakan hutan yaitu Zulkifli Hasan seolah sedang mencari popularitas dengan menggendong satu sak beras yang disorot oleh berbagai angle kamera. Di tempat lainnya, Verrel Bramasta, seorang anggota DPR RI, justru turun menggunakan rompi antipeluru dengan tulisan namanya. Apakah ia lupa bahwa ini tempat banjir bandang, bukan tempat peperangan? Ia tampak menunjukkan pose terbaiknya dengan menunjuk berbagai arah yang diikuti angle kamera yang baik pula.

Selain utusan presiden, terdapat pula Bupati Aceh Utara yang mencoba menjilat kepada presiden dengan mengatakan, “…Kalau bisa Bapak Presiden Prabowo menjadi presiden seumur hidup.” Masih banyak kejadian janggal yang disajikan pemerintah, salah satunya terkait status bencana ini yang tidak dikategorikan sebagai bencana nasional.

Bencana yang sudah menghabiskan tiga provinsi di Indonesia dengan beribu korban jiwa hingga saat ini statusnya sebagai bencana nasional masih menjadi angan-angan para korban. Banyak masyarakat bertanya: apa yang sebenarnya terjadi di Sumatra? Akankah keadaan hanya mencekam di media sosial saja seperti ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto? Jelas keadaan di lapangan jauh lebih mencekam dibandingkan di media sosial seperti yang diujarkannya.

Pemerintah mengatakan ini adalah bencana alam yang terjadi karena curah hujan yang tinggi. Argumen tersebut jelas tidak relevan dengan yang terjadi di tiga provinsi yang telah disebutkan. Para korban memperlihatkan adanya batang-batang pohon yang sudah ditebang dan terbawa arus banjir bandang di tiga provinsi.

Penemuan itu dibantah oleh pemerintah yang mengatakan bahwa pohon-pohon tersebut merupakan hasil dari tanah longsor yang kemudian terbawa hujan deras. Namun hal tersebut dinilai tidak masuk logika, karena pohon yang roboh karena bencana alam seharusnya masih memiliki ranting dan daun, tidak seperti keadaan di lapangan. Pohon-pohon yang masih keras itu justru terpotong rapi, bahkan terdapat tulisan nomor yang mengisyaratkan bahwa pohon itu dijadikan pilihan untuk ditebang. Penebangan ini bertujuan untuk perluasan lahan sawit milik oknum tertentu, salah satunya milik Presiden Republik Indonesia (RI) saat ini, Prabowo Subianto.

PT Tusam Hutani Lestari yang mengelola 97.300 hektare di tiga wilayah Aceh yaitu Bener Meriah, Bireuen, dan Aceh Utara menjadi salah satu faktor parahnya banjir yang terjadi. Penebangan hutan yang digantikan pohon sawit bukanlah reboisasi, karena sawit tidak mampu menahan air layaknya pohon-pohon hutan. Ironis sekali jika seorang pemimpin berpikir bahwa sawit mampu meresap air hujan hanya karena sama-sama pohon dan memiliki daun. Dalam hal ini, apakah menurut saudara daun putri malu mampu menampung air hujan dan jika ditanam di lereng bisa mencegah longsor? Jawabannya tentu saja tidak.

Belum habis kepedihan terkait status bencana nasional, pedihnya lagi beberapa negara luar yang juga ingin membantu justru belum mendapatkan izin dari pemerintah pusat. Ada apa dengan pemerintah pusat? Ada apa dengan Sumatra? Akankah Sumatra masih menjadi bagian NKRI? Muzakir Manaf selaku Gubernur Aceh juga telah mengungkapkan ketidaksanggupan menangani bencana ini. Bencana yang telah menghilangkan beberapa desa di Aceh menjadi alarm pengingat kisah kelam 21 tahun silam. Seharusnya status bencana nasional dikeluarkan ketika pemerintah daerah tidak mampu menangani bencana tersebut. Namun kenyataannya berbanding terbalik, seolah Presiden RI tidak mau usahanya diawasi dan ditutup. Dalam kejadian ini tampak bahwa uang berada di atas segalanya, bahkan di atas nyawa sekalipun.

Ibu Pertiwi berduka bukan karena kemarahan alam, tetapi karena ulah para penguasa yang haus kekuasaan, jabatan, dan uang.


Penulis: Ririn Dayanti Harahap

Editor: Putri Ruqaiyah

Masyarakat dan Mahasiswa KPM Kelompok 50 UIN SUNA Salurkan Donasi untuk Korban Banjir di Kecamatan Sawang

Foto: IST

www.lpmalkalam.com– Mahasiswa Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Kelompok 50 Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe ikut serta dan menyalurkan donasi dari masyarakat Kecamatan Simpang Keuramat untuk warga terdampak banjir di dua titik posko di Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara, yaitu Gampong Riseh Tunong dan Gampong Sawang pada Minggu (07/12/2025).

Penyaluran donasi tersebut turut didampingi langsung oleh Wakil Bupati Aceh Utara, Tarmizi, S.I.Kom., jajaran Komite Peralihan Aceh (KPA) Simpang Keuramat, serta mahasiswa UIN SUNA Lhokseumawe.

Pada kesempatan tersebut, Afrizal, warga Gampong Riseh Tunong, mengungkapkan bahwa banjir yang terjadi membawa dampak yang sangat berat bagi masyarakat. “Ada beberapa rumah yang hanyut terbawa arus, dan seorang perempuan juga ikut terseret banjir, tetapi alhamdulillah berhasil diselamatkan,” ujarnya.

Afrizal juga menambahkan bahwa sebagian wilayah Kampung Seuh Tengeuh mengalami kerusakan parah. “Setengah tanah kampung hilang dibawa arus,” tambahnya.

Sementara itu, donasi yang diterima di Gampong Sawang selanjutnya akan disalurkan kembali ke wilayah pedalaman yang akses jalannya terputus akibat banjir. Kedatangan rombongan disambut hangat oleh masyarakat dan anak-anak di dua posko tersebut.


Penulis: Yusri

Editor: Putri Ruqaiyah

Solidaritas Pascabanjir: KPM Kelompok 40 UIN SUNA Bantu Petani Panen dan Menjemur Padi

Foto: IST

www.lpmalkalam.com– Mahasiswa Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Kelompok 40 Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe kembali menunjukkan kepedulian mereka terhadap masyarakat dengan terjun langsung membantu warga memanen dan menjemur padi pascabanjir yang bertempat di Gampong Lang Kuta, Kecamatan Kuta Makmur pada Jumat (05/12/2025).

Kegiatan ini dilakukan setelah banjir melanda wilayah Gampong Lang Kuta pada akhir November lalu, yang menggenangi sebagian besar lahan pertanian warga. Kondisi tersebut membuat banyak petani kesulitan memanen padi tepat waktu karena batang padi menjadi rusak, berat, dan licin akibat terendam air.

Melihat situasi tersebut, mahasiswa KPM Kelompok 40 berinisiatif turun ke sawah bersama para petani sejak pagi hari. Mereka membantu proses pemotongan padi yang sudah memasuki masa panen serta mengangkat hasil panen untuk dijemur di area yang aman dan kering.

Ibu Hawilah menyampaikan rasa terima kasihnya dengan penuh haru. “Alhamdulillah, saya sangat terbantu sekali. Padi saya baru dipanen dan masih basah akibat banjir, tapi anak-anak mahasiswa dari KPM datang membantu,” ujarnya.

Muhammad Saleh, salah satu petani di Gampong Lang Kuta, menjelaskan bahwa kondisi pascabanjir membuat proses panen tahun ini jauh lebih berat dari biasanya. “Biasanya kami memanen padi menggunakan combine (mesin panen), tapi kali ini terpaksa pakai arit karena sawah baru saja terendam. Mesin tidak bisa masuk karena padinya sudah jatuh semua,” tuturnya.

Foto: IST

Kegiatan ini sekaligus menjadi momen kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat dalam menghadapi dampak bencana alam. Selain membantu panen, para mahasiswa juga belajar cara memanen padi menggunakan arit.

Dengan berakhirnya kegiatan panen hari itu, mahasiswa KPM Kelompok 40 berharap kehadiran mereka dapat terus memberikan manfaat selama masa penugasan di Gampong Lang Kuta. Mereka juga berkomitmen untuk mendukung masyarakat dalam berbagai kegiatan pemberdayaan hingga program KPM selesai dijalankan.


Penulis: Meutia Rahma

Editor: Putri Ruqaiyah

Mahasiswa KPM Kelompok 25 UIN SUNA Selenggarakan Lomba untuk Anak-Anak Tingkat SD

Foto: IST

www.lpmalkalam.com– Mahasiswa Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Kelompok 25 Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe menyelenggarakan lomba bertema Gebyar Anak Hebat: Bersih, Sehat, dan Beriman yang berlangsung di Meunasah Desa Saweuk, Kecamatan Kuta Makmur, Kabupaten Aceh Utara pada Sabtu (06/12/2025).

Kegiatan lomba diawali dengan pemberian materi kepada anak-anak guna menumbuhkan semangat belajar mereka. Materi yang diberikan disesuaikan dengan cabang lomba yang diperlombakan, yaitu azan, tahfiz (hafalan ayat-ayat pendek), doa sehari-hari, dan cerdas cermat.

Pelaksanaan lomba turut dimeriahkan dengan rangkaian acara pembukaan, mulai dari pembacaan ayat suci Al-Qur’an, kata sambutan, hingga laporan ketua panitia.

Dalam sambutannya, Muhibuddin, selaku Teuku Imam Gampong Saweuk, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut. “Kami sangat berterima kasih kepada mahasiswa KPM Kelompok 25 karena telah menyelenggarakan acara ini. Walaupun sederhana, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi anak-anak Gampong Saweuk untuk menggali bakat dan minat mereka,” ujarnya.

Acara lomba ini sebenarnya telah direncanakan pada 28–30 November namun terpaksa ditunda karena terkendala banjir. Oleh karena itu, seluruh rangkaian kegiatan mulai dari lomba, penutupan, hingga pembagian hadiah dilaksanakan pada Sabtu (06/12/2025).


Penulis: Mursyidatul Khaira

Editor: Putri Ruqaiyah

06 Desember 2025

Mahasiswa KPM Kelompok 30 UIN SUNA Selenggarakan MTQ Qur'ani Talent Day

Foto: IST

www.lpmalkalam.com– Mahasiswa Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Kelompok 30 Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe selenggarakan MTQ Qur'ani Talent Day dengan tema Mewujudkan Generasi Qur'ani, Harapan Masa Depan Desa yang diselenggarakan di Meunasah Desa Blang Talon, Kecamatan Kuta Makmur, Kabupaten Aceh Utara pada Minggu (23/11/2025).

Kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) ini dimulai dengan pemberian materi kepada anak-anak pada Rabu hingga Jumat (19-21/11). Pemberian materi ini sesuai dengan cabang lomba yang diadakan, meliputi lomba azan, hifdzil (hafalan) juz 30, salawat solo, dan pidato.

Pembekalan ini bertujuan agar para peserta lebih mahir terhadap bidang lomba yang akan diikuti. 

Perlombaan dimeriahkan oleh serangkaian pembukaan, mulai dari pembacaan ayat suci Al-Qur'an, selawat badar, laporan ketua panitia, dan kata sambutan sekaligus pembukaan oleh Geuchik (Kepala Desa/Kades) Blang Talon, yakni Zahrul Fauzi, S.Kep.

Dalam sambutannya, Zahrul menyampaikan apresiasinya terhadap acara yang diselenggarakan oleh mahasiswa KPM Kelompok 30 ini. "Kami berharap acara ini bermanfaat untuk anak Desa Blang Talon dalam mengembangkan bakatnya," ujarnya 

Penutupan dan pembagian hadiah seharusnya berlangsung pada Kamis (27/11), namun harus diundur akibat terkendala musibah banjir. Sehingga, penutupan dan pembagian hadiah ini dilaksanakan pada Senin (01/12). 


Penulis: Najatia, Mahasiswi KPM Kelompok 30, UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe 

Editor: Tiara Khalisna

05 Desember 2025

Dosen FEBI dan Fasya UIN SUNA Salurkan Bantuan Sembako bagi Mahasiswa Rantau yang Mengalami Keterbatasan Logistik

Foto: IST

www.lpmalkalam.com– Keterbatasan logistik pasca banjir yang melanda sejumlah wilayah di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat turut dirasakan oleh mahasiswa rantau yang mengalami dampak terputusnya akses komunikasi dengan keluarga dan belum mendapatkan kiriman dari orang tua. Menanggapi hal tersebut, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) dan Fakultas Syariah (Fasya) salurkan bantuan sembako melalui panita kecil dari lingkup Organisasi Mahasiswa (Ormawa) FEBI kepada mahasiswa rantau FEBI dan Fasya yang terdampak, bertempat di Gedung FEBI kampus setempat, Selasa (02/12/2025).

Sebanyak 36 paket sembako berhasil disalurkan. Mahasiswa yang memperoleh manfaat tersebut sebagian besar berasal dari Aceh Tengah, Aceh Tamiang, dan Aceh Timur. Bantuan yang diberikan berupa beras, telur, mi instan, minyak makan 1 liter, air mineral, dan roti/snack

Maulidansyah, Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah yang merupakan salah satu panitia mengatakan bahwa 36 paket sembako tersebut berasal dari pendanaan dalam waktu satu hari, Senin (01/12) sebelum adanya flyer donasi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe. "Pendataan mahasiswa yang akan memperoleh bantuan dilakukan sebelum adanya imbauan atau flyer donasi dari UIN SUNA. Setelah adanya flyer open donasi dari UIN SUNA, fakultas melakukan pemberhentian donasi secara pribadi kepada mahasiswa FEBI dan Fasya dan beralih mengikuti UIN SUNA," ujarnya. 

Foto: IST

Salah satu penerima bantuan, Dhefany, mahasiswi rantau asal Aceh Tamiang, mengatakan bahwa bantuan ini sangat bermanfaat baginya. "Pastinya sangat bermanfaat dan membantu karena waktu itu harga semuanya lagi naik dan kami sama sekali belum dapet kabar dari orang tua karena kendala jaringan," jelasnya. 

Dengan kelemahan hati, Maulidansyah berharap agar bantuan ini dapat menopang sedikit beban yang dihadapi oleh penerima, baik beban karena belum mendapatkan kabar dari keluarga atau beban ekonomi dari bencana ini. 


Reporter: Ririn Dayanti Harahap dan Alya Nadila 

Penulis: Alya Nadila

Editor: Putri Ruqaiyah 

KPM Kelompok 20 UIN SUNA Bersihkan Meunasah yang Menjadi Posko Pengungsian Korban Banjir

Foto: IST

www.lpmalkalam.com– Mahasiswa Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM), Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe, Kelompok 20 menunjukkan dedikasi luar biasa dengan membersihkan meunasah yang difungsikan sebagai posko pengungsian korban banjir di Pulo Iboih, Kecamatan Kuta Makmur, Kabupaten Aceh Utara pada Senin (01/12/2025).

Kegiatan gotong royong ini dilakukan untuk memastikan kondisi posko pengungsian tetap bersih dan layak sebagai tempat tinggal sementara bagi warga yang terdampak banjir. Kegiatan ini meliputi mencuci ambal, sajadah, dan membersihkan seluruh area meunasah agar tetap higienis dan nyaman. Para mahasiswa bekerja dengan penuh tanggung jawab dan memahami betapa pentingnya menjaga kebersihan tempat ibadah yang juga berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi masyarakat yang sedang mengalami kesulitan.

Aktivitas pembersihan ini dilakukan secara bersama-sama di halaman meunasah yang juga berfungsi sebagai posko pengungsian, sehingga mencerminkan solidaritas dan kepedulian tinggi terhadap kenyamanan para pengungsi.

"Meunasah ini menjadi tempat perlindungan sementara bagi warga yang kehilangan tempat tinggal akibat banjir. Kami ingin memastikan mereka tetap nyaman dan terjaga kebersihannya, terutama untuk keperluan ibadah," ungkap salah seorang mahasiswa KPM.

Masyarakat setempat sangat mengapresiasi kerja keras dan kepedulian mahasiswa KPM. Kehadiran mereka tidak hanya membantu secara fisik, tetapi juga memberikan semangat dan dukungan moral bagi para pengungsi yang sedang menghadapi musibah.

Program KPM UIN SUNA Lhokseumawe sekali lagi membuktikan komitmennya dalam memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Aksi tanggap darurat ini menjadi wujud nyata pengabdian mahasiswa dalam membantu meringankan beban masyarakat yang sedang tertimpa bencana.


Penulis: Fathin Syifa 

Editor: Tiara Khalisna

Mengenai Saya

Foto saya
Lhokseumawe, Aceh, Indonesia
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al – Kalam adalah salah satu lembaga pers mahasiswa guna mengembangkan bakat jurnalis muda yang berada di lingkungan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe.

Redaksi Al-Kalam

Nama

Email *

Pesan *

LPM AL-Kalam UIN SUNA Lhokseumawe, 0823-6508-3003 (Pemimpin Redaksi) 0852-6227-8755 (Sekretaris Redaksi) Alamat:Jl. Medan Banda Aceh,Alue Awe,Kec. Muara Dua, Kota Lhokseumawe. Diberdayakan oleh Blogger.