Kutulis dengan sebuah pena di kertas putih tanpa noda dengan gengaman
tangan kecil,
kata perkata mulai terukir seraya berfikirkan gagasan, ide atau pokok persoalan
untuk menghasilkan sebuah cerita.
Disudut
kamar kecilku tempat dimana tulisan ini tertulis dengan temani anginan sejuk
dari kipas angin serta sehelai kain ikat diatas kepala seakan-akan pertualangan mulai dilaksanakan
melewati imajinasi fikiran, sering sekali kertas demi kertas tercoret bahkan terobek oleh tangan
dengan emosi yang refleksi dari hati.
Yah...
Mungkin itu juga yang dirasakan oleh penulis sebelumnya, seorang penulis pemula
sepertiku memiliki segudang keinginan agar karya-karya dapat diliris Cuma baru
disadari bahwa tidak semudah itu untuk membuat para pembaca mau menerimanya.
Wahai pembaca ketahuilah Tidak semua orang bisa menulis tapi semua penulis bisa
menjadi pembaca. Sering sekali kekecewaan bahkan air mata berlinang dipipi saat
hasil tidak sesuai dengan keinginan yang tercipta.
Disela-sela waktu ada saja gangguan yang
mengusik telingaku membuat kefokusan ini terusik , kulihat dari arah jendela
ternyata aldi memanggil..” Hei kau sedang apa disini” Suara lantang yang
sengaja kulontarkan dari lidah uap emosi karna tulisan tidak lulus seleksi. Pria bertubuh tinggi berkulit
putih dan memiliki mata berwarna coklat itu merupakan teman seperjuanganku di
kampus. Dia memiliki kebiasaan buruk menghabiskan waktunya ketempat yang
menurutku sangat tidak berguna, dia merupakan ketua dalam organisasi dikampus
ku yang sering menginap dihutan terkadang panggilan yang cocok buatnya ialah
orang utan.
“ Turun sebentar ada yang harus dibicarakan “
Sautnya. Namun tanpa berfikir panjang aku langsung menuju ke cermin terlebih dahulu untuk
memastikan penampilan, kemudian melepaskan ikat kepala agar tidak diketawain
oleh dia. “ Kemana ikat kepalamu? hahaha pasti kausedang menulis lagi.. Mau sampai kapan kau menulis hah
tak pernah ku baca terbitan atas namamu..” katanya dengan intinasi ejekan...
Orang yang paling
menyebalkan dikampus bahkan di dunia , Seandainya aku terkenal mungkin dia
adalah heters terburuk yang pernah ada. ‘’ Kau datang disini hanya untuk
menghinaku huff sebaiknya pulang sana.. aku sibuk”.
Dengan raut wajahnya yang tersenyum kurasa
dia sangat suka membuat aku kesal. Tiba- tiba ia langsung menarik tangan ku sehingga terjatuh
dihadapannya. Membuat mata ku terus memandang tanpa berkedip dibola mata coklat milik dia...hmm
tampan sih.
Tak lama kemudian aldi mulai mengeluarkan
sesuatu, Kukira dia mengeluarkan pistol, pisau atau benda tanjam lainnya,
ternyata dia mengeluarkan surat utusan dari kepala kemahasiswaan yang berisikan
bahwa aku terpilih untuk mengikuti studi penelitian itu. Entah hati ini senang
atau sedih dikarenakan perjalanan tersebut menggunakan kapal laut. Dulu ayah ku tenggelam
di lautan dan beliau meninggal usai menyelamati nyawaku. Aku tak sanggup
mengingat insiden itu, menyakitkan sangat menyakitkan.
Saat malam
tiba...selontak fikiran ini mengalih pada pandangan saat dia menarik tanganku
tadi siang , Salah tingkah pun terjadi di kasur tempat perebahan yang fungsinya
untuk tidur tiba- tiba berubah menjadi tempat penghayalan. Entah apa yang
kubayangkan, fikiran dengan hati kian terkontranisi... masa ia pria menyebalkan
itu berhasil menghipnotis penulis seperti ku . dan...traaaappp terlelap
sudah.
Disebuah pulau aku terasing
seorang diri , perahu yang kutumpangi mendadak terbalik membuat para awak kapal
semua pada tenggelam. Sempat pingsan kemudian aku terbangun seorang diri dengan
dikelilingi pasir putih yang hanya bernadakan suara gemuruhan dari ombak yang
kecang. Dan kemudian... ibu..........( Terkejut dari tempat tidur ).
Yaa
ampun hanya mimpi ....”Namun kenapa
mimpi ini datang menghampiri”. ( Azan
subuh berkumandang ) “ahhh dari pada
memikirikan hal aneh baiknya aku ibadah
saja dan bersiap untuk berangkat ke kampus”. Tapi perasaan
ini masih saja takut, takut akan kejadian di dalam mimpi benar adanya..
Status istagram,whatsaAp,Facebook.
Entah kenapa firasat buruk
datang begitu saja tampa diundang dibenak ini, mimpi itu sangat mengerikan
....tak terbayang apabila aku berada disana seorang diri ..pasti aku akan mati .
oh tuhan.... semoga hanya sebatas mimpi saja...
Catatan harian kian
menambah lembaran. Mungkin inilah yang disebut penulis sejati walau gagal lulus
seleksi namun tetap narsis, seperti biasa posting medsos adalah anugerah karena
tidak banyak penyaringan untuk merangkai pena, semua bebas menulis apapun tak
terkecuali aku.
Ayah meninggal setahun yang lalu demi
menyelamatiku yang terbawa ombak deras ketika kami berlibur ke sebuah pulau
yang berpasir putih. Namun ‘naas’
hanya aku yang bertahan saat insident tersebut. Ayah memberi wasiat kepadaku
untuk melanjutkan pekerjaannya sebagai seorang penulis. Oleh karena itu
kulanjutkan proses yang sangat berliku demi menjadi penulis seperti yang ayah
harapkan.
Ditengah perjalanan menuju kampus, Mata melirik ketempat yang dianggap
menarik sekaligus berharap mendapatkan ide baru kembali yah...sebuah taman
sederhana tapi sekerumunan orang-orang tersebutlah membawa jiwaku menjadi
penasaran. Dengan dibekali hanphone ku bisa menjadi fotografer dalam waktu beberapa
detik saja.
Ketika
kaki ku mulai melangkah kian kedepan, seorang pria ber aktraksi dengan pedang
panjangnya ala Jaki Chan. Hati ini mulai derdegug sangat kencang , aksinya itu sangat memukau
bermodalkan sebuah topi yang berisikan uang recehan dihadapannya. kuramal
mungkin dia akan menjadi milyoner suatu saat nanti.
"Ketika aku Sudah Berada Di Ruangan Belajar."
‘’
Najwa.. dosen
panggil kamu segera keruangannya sekarang ‘’. Ujar komisaris membangunkan
hayalan indahku. Kaki mulai melangkah, setibanya di ruangan ternyata didalam
sana sudah ada aldi dan juga anak- anak lain.
Pak mahmud :‘’ Najwa yulia ningsih apa betul
itu namamu“
Aku : ‘’ ia pak “
Pak mahmud : ‘’ Selamat ya nak kamu terpilih
untuk mengikuti studi penelitian pada tahun
ini “
Aku : ‘’Terima kasih saya tidak
akan mengecewakan bapak dan tim “
Pak mahmud
: ‘’ Ia besok kamu akan berangkat untuk tata tertib dan syaratnya bisa
Dibaca dipapan
mading”.
Aku : “ Baik pak “.