HEADLINE

Latest Post
Loading...

17 December 2022

Menguak Sejarah di Museum Kota Juang

Foto: IST

www.lpmalkalam.comPada Sabtu, 3 Desember 2022 pukul 14.30 WIB kami mengunjungi Museum Kota Juang yang terletak di Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen. Di kesempatan ini kami bertiga yaitu Muhammad Rizky Azdillah, Eka Munanda dan Firza Humaira yang merupakan mahasiswa IAIN Lhokseumawe memutuskan untuk mengunjungi Museum Kota Juang ini bersama demi mengetahui langsung mengenai sejarah yang ada di Kota Bireuen.

Disana kami memperoleh informasi dari narasumber di Museum tersebut, diantaranya yaitu: Museum ini dibangun pada tahun 2019 dan diresmikan pada tahun 2021. Makanya banyak orang yang belum mengetahui bahwa di Bireuen ada museum yang terletak di Jl. T. Pulo Kiton, Gampong Baro, Kec. Kota Juang, Kabupaten Bireuen, Aceh. Bireuen pernah menjadi ibu kota Negara Indonesia selama seminggu ketika kedatangan Presiden Soekarno ke Bireuen.

Di dalam museum juga terdapat sejumlah foto tokoh-tokoh yang berjasa di Bireuen. Foto tersebut merupakan hasil lukisan yang dipajang di dalam museum. Museum ini berbentuk rumah Aceh atau rumah panggung yang dibawahnya dilengkapi dengan alat-alat tradisional seperti kroeng pade, jeungki dan peuneurah plik. Terdapat pula sejumlah koleksi dari ibu Hj. Noor Balqis, S.Psi, beliau merupakan perempuan Aceh pertama yang menjadi anggota DPR-RI dan juga sebagai penggagas berdirinya museum ini. Koleksinya berupa cinderamata dari berbagai negara khususnya Turki, dikarenakan ibu Noor Balqis merupakan keturunan Turki dan Portugis yang tinggal di Aceh. Ayah beliau H. Abu Bakar bin Ibrahim bin Salem Bey mempunyai jasa besar terhadap Kabupaten Bireuen.

Di dalam rumah Aceh ini terdapat berbagai macam barang antik nan unik, seperti guci yang dipakai zaman dahulu untuk menyimpan asam sunti, piring-piring antik bahkan ada yang berasal dari dinasti Ming, berbagai jenis rencong dari ukuran kecil sampai besar, alat musik tradisional Aceh yaitu rapa’i. Dan tak kalah menarik di dalam museum terdapat pelaminan adat Aceh yang bisa digunakan untuk berfoto-foto.

Di samping museum terdapat replika dari Meuligoe Bupati Bireuen yang  sekarang sering digunakan untuk tempat foto prewedding. Desain replika Meuligoe ini sangat indah dan Persis seperti aslinya meskipun ukurannya agak kecil. Meuligoe Bupati yang asli memiliki empat kamar, sedangkan ini hanya terdapat tiga kamar. Di Meuligoe Bupati inilah bapak Presiden Soekarno tinggal saat beliau berkunjung ke Bireuen.

Di depan museum terdapat berbagai replika monumen yang terdiri dari monumen Kerajaan Jeumpa, Radio Rimba Raya dan Tugu Bireuen. Di depan museum juga dihiasi dengan berbagai tanaman cantik yang membuat suasana sangat asri.
Foto: IST
Di sana, kami disambut dengan baik oleh petugas museum yang akrab disapa Kak Nora. Kami juga sempat berjumpa langsung dengan ibu Hj. Noor Balqis, S.Psi dan shalat ashar di dalam rumah replika Meuligoe Bireuen. Kami juga membawa pulang pin dan gantungan sebagai kenang-kenangan dari Museum Kota Juang Bireuen.

Kami merasa sangat antusias sekali dengan hal-hal yang kami dapati pada kunjungan kali ini. Kami berharap kedepannya museum ini dapat menjadi tujuan para pengunjung yang ingin pergi ke Kota Bireuen. Karena selain tempatnya yang menarik juga dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan seputar sejarah Aceh dan Kota Bireuen. Sehingga dapat menumbuhkan rasa nasionalisme serta cinta budaya. 


Penulis: Eka Munanda (Mahasiswa Semester 5 Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Lhokseumawe)

Editor: Redaksi


banner
Previous Post
Next Post
Comments
0 Comments

0 comments:

Pers Mahasiswa AL-Kalam, IAIN Lhokseumawe Phone. 0852 6017 5841 (Pimpinan Umum). Powered by Blogger.