 |
| Foto: Muhammad Rido |
Kegiatan PKA-8 ini berlangsung selama 9 hari di awal bulan November, tujuan diadakannya PKA adalah untuk melestarikan dan mempertahankan sumber daya, adat, sejarah, dan nilai nilai budaya Aceh. Selain itu juga untuk memperkenalkan kepada masyarakat Aceh mengenai kesenian, adat, dan budaya Aceh agar tidak pudar karena pengaruh perkembangan zaman.
Dalam pelaksanaannya, acara dimulai dengan penampilan tumbuk rempah dalam lesung rapa’i oleh Grup Putra Pasee, Aceh Utara, dilanjutkan penampilan Marchine Band Gita Handayani dari dinas pendidikan Aceh, dan penyerahan piala bergilir oleh Kabupaten Aceh Selatan sebagai juara umum PKA ke-7 tahun 2018, yang diserahkan oleh Pj Bupati Aceh Selatan Cut Syazalisma kepada Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki. Peresmian pembukaan PKA-8 di tandai dengan penumbukan Lesung Kaye oleh Deputi bidang koordinasi revolusi mental kemajuan dan kebudayaan prestasi olahraga , Pj Gubernur Aceh, Wali Nanggroe Aceh dan seluruh Bupati Walikota dari 23 kabupaten kota se-Aceh.
 |
| Foto: IST |
Selanjutnya, persembahan Theme song PKA-8 , diikuti Dramatical musikal, dan Gebyar music PKA-8, dan diakhiri oleh persembahan lagu khas Aceh yakni Pasang Jabet oleh artis Aceh.
Muhammad Ridho selaku Mahasiswa IAIN Lhokseumawe yang menghadiri pembukaan PKA-8 menuturkan bahwa “Konsep kegiatan acara pembukaan PKA-8 ini sangat meriah, di hadiri oleh ribuan masyarakat, dengan sangat antusias untuk menyaksikan persembahan penampilan seni kebudayaan aceh oleh berbagai seniman Aceh, sehingga terjadi kemacetan di kota Banda Aceh dikarenakan kepadatan masyarakat, namun ada yang mengecewakan nya sedikit yaitu adanya ketidaksetaraan antara pejabat dan masyarakat, namun acara yang di gelar ini mewah dan meriah".
Muhammad ridho juga berharap bahwa masyarakat aceh khususnya pemuda dan pemudi untuk tetap selalu menjaga dan mempertahankan kemurnian adat dan budaya Aceh “ Dengan adanya PKA-8 ini saya berharap kepada kita semua khususnya kepada remaja,pemuda-pemudi Aceh untuk mempertahankan dan menjaga kemurnian adat Aceh ini sehingga tidak dipengaruhi oleh budaya luar".
Reporter : Zahira Putri Meola (Magang)
Editor: Redaksi
0 Comments
