![]() |
Foto: Pixabay.com |
www.lpmalkalam.com-
Indahnya Sinar senja, telah hilang digantikan oleh sinar rembulan.
Munculnya rembulan, menciptakan satu sinar warna dan menutupi beragam warna senja.
Mungkin, hal itu cukup menjadi pengungkap rasa yang pernah membuat canda tawa bahagia namun tiba-tiba dipaksa untuk berhenti dan menutupnya.
Hinggap hanya untuk pergi.
Menepi di tepian hanya untuk kembali berlayar.
Kembali mendarat namun ternyata hanya bertahan dalam waktu yang bisa dihitung jari saja.
Begitulah kiranya, hanya bisa Menaruh rasa, sekedar untuk sementara saja.
Sebenarnya, rasa itu boleh saja untuk diperpanjang agendanya.
Namun, apakah sudi kiranya menahan rasa yang tidak tau kapan pasti akan berjumpa?
Katamu sanggup untuk menahanya?
Bahkan Lidah yang tergigit saat kamu makan saja, merupakan sebuah gambaran yang tepat untuk menceritakan tentang bagaimana kamu bisa gagal meskipun kamu punya puluhan tahun pengalaman dalam melakukannya.
Berhentilah berharap, karena senja hanya bisa dimiliki langit.
Jika perasaan itu memang benar-benar hinggap dikedua pelakunya
Maka ia akan tinggal, bukan hanya sekedar tempat menepi saja.
Dari rasa yang selalu ada untuk penantian yang taktau kapan berakhirnya.
Karya: Fitdaturrahmi