![]() |
Foto: IST |
Pendahuluan
Pesantren
merupakan Lembaga Pendidikan Islam (LPI) yang telah berakar kuat dalam sejarah dan perkembangan masyarakat
Indonesia. Selain berfungsi sebagai pusat pembelajaran agama, pesantren juga
menjadi tempat pembentukan karakter, moral, dan budaya santri yang menjunjung
tinggi nilai-nilai keislaman dan kebangsaan. Salah satu pesantren yang turut
memainkan peran penting dalam pembinaan generasi muda adalah Pesantren Bustanul
Arifin.
Pesantren
Bustanul Arifin tidak hanya berfokus pada pendidikan keagamaan, tetapi juga
mendorong santri untuk aktif dalam kegiatan sosial, keterampilan hidup (life
skill), dan pengembangan intelektual. Dengan pendekatan yang menyeluruh,
pesantren ini menjadi wadah pembentukan insan yang tidak hanya taat secara
spiritual, tetapi juga siap menghadapi tantangan zaman.
Melalui mini
riset ini, penulis berusaha menggali lebih dalam tentang efektivitas metode
pembelajaran kitab kuning, peran pesantren dalam pemberdayaan ekonomi santri,
atau pola pembinaan akhlak di lingkungan pesantren. Diharapkan hasil dari
penelitian kecil ini dapat memberikan gambaran nyata mengenai dinamika yang
terjadi di Pesantren Bustanul Arifin serta memberikan kontribusi positif bagi
pengembangan pesantren ke depan.
Metode Penelitian
Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh
gambaran secara mendalam mengenai metode pembelajaran, pola pembinaan akhlak, dan peran pesantren dalam kegiatan sosial. Pendekatan ini dipilih
karena sesuai untuk mengkaji fenomena sosial, perilaku, serta pengalaman para
subjek penelitian dalam konteks keseharian di lingkungan pesantren.
Lokasi dan
Waktu Penelitian
Penelitian ini
dilakukan di Pesantren Bustanul Arifin, yang berlokasi di Desa Bale Atu, Kecamatan
Bukit, Kabupaten Bener Meriah. Kegiatan
penelitian dilaksanakan selama satu minggu, mulai
dari tanggal 27 Maret s.d. selesai.
Subjek
Penelitian
Subjek dalam penelitian ini terdiri dari pengasuh/pimpinan pesantren, ustaz/ustazah, santri (dipilih secara purposive/sengaja, berdasarkan kriteria tertentu).
Teknik
Pengumpulan Data
Data dalam
penelitian ini dikumpulkan melalui beberapa teknik, yaitu:
a. Observasi:
Mengamati langsung kegiatan pembelajaran atau aktivitas santri di lingkungan
pesantren.
b. Wawancara:
Dilakukan secara semi-struktural kepada beberapa informan utama untuk menggali
informasi lebih dalam.
c. Dokumentasi:
Mengumpulkan dokumen atau catatan yang relevan, seperti jadwal kegiatan,
kurikulum, atau arsip pesantren.
Teknik Analisis
Data
Data yang
diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif-kualitatif.
Proses analisis dilakukan melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Validitas data diperkuat melalui teknik triangulasi,
yaitu membandingkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk
memastikan keakuratan informasi.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan
hasil observasi dan wawancara dengan pengasuh pesantren, ustadz, serta beberapa
santri, diperoleh informasi bahwa pembinaan akhlak di Pesantren Bustanul Arifin
dilakukan melalui beberapa pendekatan utama, yaitu:
1. Keteladanan:
Para ustaz dan pengasuh menjadi teladan dalam sikap dan perilaku sehari-hari. Santri
dibiasakan melihat langsung contoh akhlak mulia dari guru mereka, baik dalam
ibadah, sopan santun, maupun interaksi sosial.
2. Pembiasaan:
Kegiatan harian pesantren dirancang untuk menanamkan nilai-nilai akhlak seperti
disiplin, tanggung jawab, dan kebersamaan. Misalnya, salat berjamaah, gotong
royong, dan pembacaan wirid rutin.
3. Pengawasan
dan Teguran: Santri yang melanggar aturan atau menunjukkan sikap tidak terpuji
akan diberi teguran secara bertahap, mulai dari nasihat hingga sanksi edukatif.
Hal ini bertujuan untuk memperbaiki, bukan menghukum.
4. Kajian
Kitab Akhlak: Pesantren rutin mengadakan pengajian kitab-kitab klasik yang
membahas tentang akhlak, seperti Ta'lim Muta’allim, Bidayatul Hidayah,
dan Ihya Ulumuddin.
Pembahasan
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa metode pembinaan akhlak yang diterapkan di
Pesantren Bustanul Arifin menekankan pada pendekatan holistik, yakni menggabungkan teori (pengajaran kitab), praktik (pembiasaan), dan
contoh nyata (keteladanan). Ini sejalan dengan konsep tarbiyah Islamiyah
yang menekankan pendidikan secara menyeluruh, tidak hanya aspek kognitif,
tetapi juga afektif dan psikomotorik.
Keteladanan
dari para ustaz terbukti menjadi faktor dominan dalam membentuk karakter
santri. Santri mengaku lebih mudah mengikuti dan meniru perilaku yang mereka
lihat langsung setiap hari. Selain itu, pembiasaan kegiatan keagamaan secara
konsisten membentuk rutinitas positif yang menjadi bagian dari karakter santri.
Temuan ini juga
memperkuat teori pendidikan karakter yang menyebut bahwa lingkungan dan figur
panutan berperan besar dalam pembentukan kepribadian anak. Dengan sistem yang
teratur dan nilai-nilai yang diajarkan secara konsisten, pesantren dapat
menjadi wadah efektif dalam membentuk akhlak mulia pada generasi muda.
Sejarah Pesantren
Pesantren Busatanul Arifin merupakan Pesantren yang di bawah naungan
Yayasan Darul Muttakin yang didirikan pada tanggal 3 Agustus 2000 yang di
dipimpin oleh Tgk. Syarfawi Abd Shamad. Awalnya Pesantren ini hanya memberikan
pendidikan kitab klasik saja. Akan tetapi, seiring waktu dan tuntunan dari
masyarakat maka pada 2001 pesantren ini menjadi Pesantren Terpadu Bustanul
Arifin dengan Madrasah Tsanawiyah (MTs) di dalamnya. MTs Bustanul Arifin di
kepalai oleh Tgk. Saidi M. Nurdin, S.Pd, kemudian pada tahun 2004, Pesantren
Bustanul Arifin juga mendirikan Madrasah Aliyah (MA) dengan maksud agar santri/santriwati
yang tamat dari MTs, bisa langsung melanjutkan ke jenjang selanjutnya tanpa
pindah.
Dalam perjalanan roda pendidikan, pada tahun 2005, MTs dan MA mengalami
perubahan nama menajdi SMP dan SMA Terpadu Bustanul Arifin. Atas dorongan dan
dukungan masyarakat Bener Meriah dan sekitarnya, Pesantren Bustanul Arifin
mendirikan dan mengelola penguruan tinggi, maka pada tahun 2011 Pesantren
Bustanul Arifin mengajukan permohonan pendirian Perguruan Tinggi kepada
Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI). Pada tanggal 3 April 2013
Pesantren Bustanul Arifin disetujui dan diberi kepercayaan oleh Kemenag RI
untuk mengelola Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Bustanul Arifin, prodi
Bahasa Arab dengan SK Dirjen Pendis
(Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam) Nomor 779 Tahun 2013.
Awalnya Pesantren Bustanul Arifin hanya memiliki areal 1,5 Ha di pondok
sayur (komplek putri sekarang), pada waktu itu masih digabung antara komplek
putra dan putri, dengan bertambahnya tahun maka bertambah juga santri di dayah
Bustanul Arifin, maka pada tahun 2012
sudah tidak memungkinkan lagi untuk di gabung jadi satu dan dipindahakan
di desa Bale Atu (+5 km) dari komplek
putri seluas areal tanah 6,5 hektar.
Pesantren Bustanul Arifin selalu melakukan kajian strategis dan
penenlitian untuk meningkatkan mutu pendidikan di Pesantren Bustanul Arifin
khususnya, dan pada seluruh pesantren umumnya.
Tradisi Kitab Kuning
Pelajaran dan Judul dan Penulis Kitab di Tingkat Tsanawiyah
Pelajaran, Judul dan Penulis Kitab di Tingkat Aliyah
Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Pesantren Bustanul
Arifin, dapat disimpulkan bahwa pembinaan akhlak santri dilaksanakan melalui
pendekatan yang terpadu, yaitu:
1. Keteladanan dari ustadz dan pengasuh, yang menjadi model nyata
dalam perilaku sehari-hari.
2. Pembiasaan aktivitas positif, seperti shalat berjamaah, gotong
royong, dan kegiatan keagamaan rutin.
3. Pengawasan dan penegakan disiplin, yang dilakukan secara bertahap
dan edukatif.
4. Pengajaran kitab-kitab akhlak, yang menanamkan nilai-nilai moral
melalui pemahaman keilmuan klasik.
Saran
1. Nilai-nilai moderasi beragama
di Pesantren
Bustanul Arifin.
2. Integrasi kurikulum penerapan
Diniyah dan Umum di Pesantren Bustanul Arifin.
3. Strategi pembinaan karakter
santri
melalui kegiatan
harian
pesantren.
4. Peran pesantren dalam pemberdayaan
masyarakat
sekitar.
5. Pengaruh kegiatan ekstrakurikuler
terhadap kedisiplinan santri.
Daftar Pustaka
Wati, R. (2023). Kebijakan Penguatan Bahasa Asing dalam Menghadapi
Era Digital di Pesantren Terpadu Bustanul Arifin di Bener Meriah. Skripsi, Universitas
Islam Negeri Ar-Raniry.
Mustaqim, M. H., & Abdussyukur. (2024). Pengembangan Budaya Keagamaan
Pesantren: Studi Kasus di Pondok Pesantren Terpadu Bustanul Arifin dan Nurul
Islam Bener Meriah. Jumper: Journal of Educational Multidisciplinary
Research, 3(2), 57–74.
Sejarah Singkat Pesantren Bustanul Arifin. Pesantren Bustanul
Arifin. Diakses dari: Pesantren Bustanul Arifin
Dayah Bustanul Arifin Putera. Dinas Pendidikan Dayah Kabupaten
Bener Meriah. Diakses dari: Bener Meriah Education
Dayah Bustanul Arifin Puteri. Dinas Pendidikan Dayah Kabupaten
Bener Meriah. Diakses dari: Bener Meriah Education
Karya:
Hairani, Mahasiswi Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe
Editor: Tiara Khalisna