Sebuah peristiwa di subuh hari
Itu hanyalah sebuah ayunan lembut bagi-Nya, tapi bagi
manusia inilah sebuah guncangan yang begitu hebat. Ya, itulah gempa bumi.
Pagi menjelang subuh pada 7 Desember silam kita telah
dikejutkan oleh kisah silam, kisah dimana banyak kesedihan yang sangat
memilukan di bumi Aceh. Gempa
kembali menemui kita kala manusia masih terhanyut dalam alunan mimpi. Perasaan
lama kembali lagi, apa yang akan terjadi di bumi ini??
±6,5 SR bumi Aceh yang berpusat di Pidie Jaya terguncang. Rumah,
toko, bahkan masjid pun hancur saat kejadian tersebut. Memang tidak seberapa
dengan kejadian 12 tahun yang lalu, yang memakan korban jiwa begitu banyak.
Tapi hal ini bukanlah hal yang bisa dianggap sepele.
Dikatakan dalam kitab kuno ‘Tajjul Muluk’ oleh kolektor naskah kuno
Aceh, tentang ramalan-ramalan gempa : “ Bab bermula jika pada bulan Rabiul
Awwal gempa pada ketika subuh alamat akan kacau balau dan lapar dengan negeri
itu padanya. Jika ketika subuh alamat akan lapar dan masalah rakyat dalam
negeri padanya.”
Entahlah, kita tidak tau apakah itu benar atau tidak. Tapi satu
yang harus kita ketahui, walaupun tanpa ramalan tersebut, Allah telah
mengatakan dalam QS. Adz-Dzariyat:56, bahwa manusia dan jin diciptakan hanya
untuk beribadah padanya. Jadi, kejadian saat ini bisa menjadi satu cara Allah
memperingati hambanya yang lupa akan kewajiban mereka yang sesunguhnya.
Bumi ini sudah sangat tua, dia tidak sanggup lagi menanggung beban
dosa manusia yang berinjakkan kaki pada dirinya. Saat ini yang bisa kita
lakukan hanyalah do’a dan meminta ampun pada yang Maha Kuasa. Kelak saat bumi
pergi, maka kita akan diikut sertakan bersamanya, yaitu ke dunia yang abadi. (IM)