![]() |
Foto: Pixabay.com |
Namun, bagaimana rasanya ketika mendengar seseorang bisa menghasilkan omzet ratusan juta dengan hal yang kita anggap sepele? Benarkah usaha tersebut hanya karena cicak? Berikut penjelasannya.
Sempat viral di tahun 2022, warga Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon meraup pundi-pundi rupiah dari hasil mengekspor cicak kering ke China. Ya cicak, hewan yang sering kita jumpai di Indonesia. Seringkali kita merasa jengkel akan keberadaannya karena meninggalkan kotoran dimana-mana. Namun, masih jengkelkah seseorang ketika mendengar ada yang menjadi jutawan karena cicak?
Dilansir dari laman news.detik.com, usaha cicak kering tersebut milik Sugandi, yang dijual seharga Rp 380 ribu per Kilogram untuk cicak kering dalam keadaan utuh, sedangkan untuk cicak yang kehilangan ekornya dijual dengan harga Rp. 280 ribu perkilogram. Usaha itu sudah dirintis selama lebih kurang 15 tahun dengan mempekerjakan ibu-ibu di lingkungan sekitar.
Cicak-cicak tersebut diperoleh dari sejumlah daerah seperti Cirebon, Indramayu, hingga Karawang yang dibeli seharga Rp.52 ribu per kilogram. Cicak yang dibeli dari pengepul tersebut disebut cicak basah, yang masih harus dicuci agar tidak ada kotoran. Kemudian cicak tersebut dijemur setengah kering, lalu dimasukkan oven.
Dalam sehari, Sugandi mampu memproduksi cicak kering hingga 40 kilogram. Adapun, dalam sebulan, Sugandi bisa menghasilkan hingga 1 ton cicak kering. Pengiriman baru dilakukan setelah persediaan cicak kering telah mencapai satu kontainer.
Dari Sugandi kita dapat belajar bahwa Indonesia kaya akan Sumber Daya Alam, namun masih banyak yang tidak dikelola dengan baik atau tidak diketahui manfaatnya. Bahkan, hal yang kita anggap remeh, ternyata cukup berguna di negara lain, seperti China.
Oleh: Tiara Khalisna
Editor: Redaksi