![]() |
Foto: Zahira Putri Meola |
www.lpmalkalam.com- Pelaksanaan wisuda Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe tahun 2025 mengalami pergeseran jadwal. Awalnya agenda wisuda tahun 2025 dijadwalkan pada bulan April sesuai dengan kalender akademik. Namun, hingga saat ini belum ada pengumuman resmi dari pihak kampus terkait kepastian pelaksanaan wisuda tahun 2025.
Berdasarkan hal tersebut Dr. Iskandar, M.Si, sebagai Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kelembagaan memberikan penjelasan terkait pelaksanaan wisuda tahun 2025, ia mengatakan bahwa perubahan ini dilakukan karena adanya kebijakan efisiensi anggaran. “Namanya kita merencanakan, tapi kemudian ada kendala teknik segala macam kemudian ada penyesuaian-penyesuaian. Terkait wisuda, saya kira sama seperti kegiatan lainnya, ada beberapa yang kita harus peduli karena adanya kebijakan efisiensi, jadi kita tidak bisa bergerak, baru bisa berjalan bila ada anggaran,” tuturnya.
Beliau juga mengatakan bahwa wisuda tahun 2025 akan dilaksanakan pada akhir bulan Juni atau di awal bulan Juli, “wisuda kita geser ke bulan yang memungkinkan kita bisa selenggarakan wisuda, bila tersedia anggaran. Memang sedang diblokir, bukan dipotong tapi diblokir. Jadi, kita tunda pelaksanaannya sehingga bergeser dari bulan Mei yang kita tentukan di kalender akademik. Tapi, kita terus berupaya untuk wisuda biasanya satu tahun dua kali, sekarang juga akan dilakukan seperti itu, hanya saja apakah nanti di akhir bulan Juni atau di awal bulan Juli,” tambahnya.
Meskipun mengalami pengunduran waktu, pelaksanaan wisuda tetap akan di laksanakan dua kali dalam setahun. Serta pihak kampus saat ini juga sedang menyiapkan platform pendaftaran wisuda untuk mempermudah bagi para peserta agar proses pendaftaran menjadi lebih efisien. Pada tahun ini kampus juga akan menetapkan kuota peserta agar proses pelaksanaannya lebih sistematis dan adil. “Selama ini, begini kejadiannya, wisuda itu selalu bermasalah di data akhir karena pendaftaran itu ketika sudah ditutup, lalu kemudian ada juga yang konfirmasi ingin mengikuti wisuda, alasannya bisa berbagai macam, sehingga panitia sedikit lelah menyesuaikan data-data. Yang kedua, tempat kita terbatas dan kegiatan wisuda itu direncanakan. Misalkan jika di POK ditulis misalnya 400 peserta, maka yang ditanggulangi itu 400 peserta. Ketika ada 420 peserta, misalnya 20 itu diluar POK, tapi selama ini dicukup-cukupkan,” ungkapnya.
“Jadi berangkat dari situ kita berencana agar wisuda itu kita tetapkan kuotanya itu dari awal, misalnya peserta wisuda yang sudah layak mengikuti wisuda misalnya 500 atau 600 peserta digelombang pertama. Tapi kita coba, kita sedang cari format kita buatkan kuota untuk ikut wisuda gelombang pertama tahun 2025 itu berjumlah 450 misalnya. Nanti Ketika mereka sudah mendaftar di pendaftar 451, itu maka akan pindah ke wisuda gelombang ke dua, kenapa kita buat seperti itu agar panitia lebih maksimal untuk siapkan segala sesuatu” jelasnya.
Iskandar juga menegaskan bahwa pentingnya penyebaran informasi wisuda dan tautan pendaftaran kepada seluruh peserta agar mendapatkan informasi yang tepat. “Maka tadi sudah saya sampaikan juga pastikan informasi wisuda dan link pendaftaran itu diketahui oleh semua, jadi jika kita meyakini informasi itu sudah diketahui oleh semua, maka ketika ada yang datang kemudian maka akan kita minta pengertiannya untuk mendaftar di wisuda gelombang kedua, yang biasa kita lakukan di bulan November atau akhir tahun,” tuturnya.
Terkait pergeseran jadwal, Iskandar menyampaikan bahwa jika sampai waktu yang direncanakan pemblokiran anggaran belum juga dibuka, maka pelaksanaan wisuda bisa saja kembali digeser. “Ini fleksibel, kalau memang blokir belum dibuka, kita tidak berani bertaruh untuk membuat kegiatan. Kita juga tidak boleh melaksanakan kegiatan tanpa ada anggaran,” jelasnya. Meski demikian, ia berharap agar tidak akan ada perubahan lagi. Namun jika memang diperlukan, kampus akan segera menyampaikan informasi resmi kepada mahasiswa.
Pihak kampus juga sedang berusaha keras agar anggaran yang sebelumnya terblokir bisa segera dibuka kembali. Pemblokiran itu terjadi karena alasan efisiensi. Sebelumnya tidak tahu kapan pemblokiran itu dibuka, tapi sekarang sudah ada tanda-tanda bahwa itu akan dibuka kembali. “Sembari ketika sedang menunggu pemblokiran itu dibuka dari akibat efisiensi, kemarin kita tidak bisa memprediksi yang sudah diblokir itu kapan dibuka. Tapi, sekarang kan sudah mulai nampak. Kita bisa meyakini pertengahan tahun itu sudah dibuka. Jadi ada beberapa kegiatan yang diprioritaskan itu akan kita laksanakan, wisuda itu prioritas, disitu penanda sarjana dikukuhkan dan saat-saat terakhir mereka dilepas secara resmi oleh kampus kemudian menjadi alumni,” ujarnya.
Untuk mencegah gangguan teknis seperti pemadaman listrik yang sempat terjadi tahun lalu saat wisuda, pihak kampus telah mengambil langkah-langkah mitigasi risiko. Iskandar menyampaikan bahwa meskipun pemadaman listrik tidak dapat sepenuhnya diprediksi, kampus sudah berupaya untuk meminimalkan dampaknya. “kita tetap sampaikan ke PLN, bagaimana teknisnya kita juga tidak tau. Begitu lampu mati, langsung tersambung. Kita tetap evaluasi, yang kejadian dulu kita tetap komplen juga, karena secara finansial kita dirugikan. Kita juga tetap sampaikan kebenaran itu, termasuk kemaren ketika mati lampu itu segera di sambung dengan genset, hal teknis yang paling tau itu kan PLN,” jelasnya.
Salah satu tindakan pencegahan yang dilakukan oleh pihak kampus adalah mengirimkan surat pemberitahuan resmi kepada PLN jauh hari sebelum pelaksanaan wisuda, agar penyediaan listrik pada hari pelaksanaan wisuda tetap aman. Selain itu, kampus juga telah menyewa genset sebagai sumber daya cadangan untuk mengantisipasi gangguan yang mendadak. Seluruh persiapan ini dilakukan demi memastikan acara wisuda dapat berjalan dengan lancar.
Sebagai penutup, Wakil Rektor I menyampaikan harapan agar seluruh rangkaian wisuda tahun ini dapat berjalan dengan baik, khidmat, dan meninggalkan kesan positif bagi seluruh peserta. Mohon dukungan serta doa dari semua pihak demi kelancaran agenda wisuda.
Reporter: Indira Ulfa Rizkya
Editor: Zuhra