![]() |
Foto: Razwa Syuib (Magang) |
Kunjungan dipandu langsung oleh pemandu Makam Malikussaleh, Marzuki, yang menjelaskan sejumlah aspek penting dari sejarah kawasan tersebut. Kerajaan Samudra Pasai didirikan di wilayah Aceh sekitar abad ke-13 Masehi oleh Sultan Malikussaleh. Kerajaan ini adalah salah satu kerajaan Islam pertama di Nusantara dan sangat penting untuk perdagangan maritim dan menyebarkan Islam.
Silsilah dan keturunan raja-raja Pasai mencakup orang-orang yang terus memerintah dan menyebarkan Islam. Setiap raja bertanggung jawab atas pembangunan pemerintahan Islam di pesisir Aceh dan daerah sekitarnya.
![]() |
Foto: Razwa Syuib (Magang) |
Marzuki menyampaikan, pemandu tidak digaji oleh pemerintah, makam tersebut dibuka setiap hari hingga malam hari. Jumlah pengunjung pernah mencapai angka empat ribu jiwa dalam satu rombongan yang berasal dari berbagai daerah. Pengunjung tersebut berasal dari kalangan anak sekolah dan pengajian. Saat itu, pemandu yang jumlahnya delapan orang tersebut sampai kalang kabut dikarenakan jumlah pengunjung yang membludak. Ramai dari pengunjung tersebut yang datang untuk menunaikan nazarnya.
“Barangsiapa yang bernazar di sini 99 persen Insya Allah berhasil. Orang yang belum punya keturunan orang yang tidak lewat sekolah, pekerjaan bermacam- macam berdoa disini,” ujarnya.
“Khawatirnya hilang sejarah, jadi karena orang tidak berapa peduli tentang sejarah dan anak-anak sekolah pun gak ada tiga persen yang ingin memedulikan sejarah. Sangat dikhawatirkan, jangankan ke depan, dari sekarang itu sudah sangat kurang yang mengerti tentang sejarah,” khawatirnya.
Setelah mendengarkan penjelasan pemandu, para cakru LPM Al-Kalam memiliki kesempatan berharga untuk mempelajari nilai sejarah dan spiritualitas Makam Malikussaleh secara langsung. Melalui kisah perjuangan para pendahulu, peserta belajar lebih menghargai peran penting Aceh sebagai pusat awal peradaban Islam di Nusantara.
Melalui kunjungan ini, cakru LPM Al-Kalam tidak hanya belajar dalam bidang jurnalistik, tetapi juga dalam menjaga dan mengenalkan kembali warisan sejarah Islam kepada generasi muda. Karena mengenal sejarah berarti menyelidiki identitas asli bangsa.
Reporter: M. Alif Maulana
Editor: Zuhra