Portal Berita Al-Kalam

Mahasiswa Mengeluh Soal Hewan Lembu Berkeliaran di Kampus, Kabag ULA UIN SUNA Sampaikan Aksi yang Tengah Dilakukan

Foto: Qurrata A'yuni www.lpmalkalam.com -  Menanggapi keluhan mahasiswa terhadap hewan ternak lembu disertai kotorannya yang berada di l...

HEADLINE

Latest Post

27 Juli 2025

Air Laut Pasang di Ujong Blang: Sumber Kehidupan dan Pesona Alam Pesisir Lhokseumawe

Foto: Qurrata A'yuni

www.lpmalkalam.com - Fenomena air laut pasang di Pantai Ujong Blang, Lhokseumawe, merupakan siklus alamiah yang terjadi akibat pengaruh gravitasi bulan dan matahari. Sebagai kawasan pesisir yang langsung berhadapan dengan Selat Malaka, Ujong Blang mengalami pasang surut laut secara rutin, dan hal ini telah menjadi bagian dari ritme kehidupan masyarakat setempat.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), prediksi pasang surut di wilayah Lhokseumawe, termasuk tinggi dan waktu pasang, didasarkan pada data astronomi seperti posisi matahari, bulan, dan bumi serta data hidrologi yang mencakup kedalaman laut dan topografi pantai.

Foto: Qurrata A'yuni
Menariknya, air laut yang pasang justru membawa manfaat tersendiri bagi para nelayan. Fenomena ini memudahkan aktivitas penangkapan ikan karena arus air sering kali membawa ikan lebih dekat ke tepi pantai. Masyarakat memanfaatkan momen ini melalui tradisi Tarek Pukat, yakni menarik jaring tangkap secara berkelompok di sepanjang bibir pantai.

Selain nilai ekonomi, air pasang juga menghadirkan daya tarik wisata. Banyak pengunjung datang untuk menikmati suasana pantai, berswafoto, atau bahkan berenang saat kondisi memungkinkan. Keindahan alam yang dipadu dengan aktivitas masyarakat lokal menjadikan Pantai Ujong Blang sebagai destinasi yang memikat, baik secara visual maupun budaya.

Secara keseluruhan, fenomena air laut pasang di Ujong Blang tidak hanya menjadi bagian dari keseharian masyarakat, tetapi juga berperan penting dalam keberlanjutan sosial, ekonomi, dan ekologi wilayah pesisir. Oleh karena itu, proses pengelolaan dan pemanfaatannya perlu terus diarahkan pada prinsip kehati-hatian dan pelestarian lingkungan, agar warisan alam ini tetap lestari bagi generasi mendatang.


Penulis: Qurrata A'yuni

Editor: Putri Ruqaiyah

20 Juli 2025

Dayah Misbahul Ulum: Sejarah dan Tradisi Kitab Kuning

Foto: IST
www.lpmalkalam.com

Pendahuluan

Misbahul Ulum adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang berfokus pada pengajaran ilmu agama dan umum. Nama Misbahul Ulum sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti “Pelita Ilmu,” mencerminkan tujuan lembaga ini dalam menyebarkan ilmu pengetahuan dan mencetak generasi yang berakhlak mulia.

Lembaga ini biasanya mengintegrasikan kurikulum berbasis keislaman dengan pendidikan formal, seperti ilmu pengetahuan alam, sosial, dan teknologi. Beberapa pesantren atau madrasah dengan nama Misbahul Ulum tersebar di berbagai daerah di Indonesia, masing-masing dengan ciri khas dan metode pengajarannya sendiri.

Metode Penelitian

Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan di Pesantren Modern Misbahul Ulum Lhokseumawe, metode penelitian yang sering digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode ini bertujuan untuk memahami dan menafsirkan makna dari interaksi dan perilaku manusia dalam situasi tertentu, sehingga dapat memberikan gambaran yang sistematis.

Sebagai contoh, dalam penelitian mengenai strategi ustaz dan ustazah dalam meningkatkan kemampuan public speaking santri, digunakan metode kualitatif deskriptif untuk mengumpulkan dan menganalisis data melalui wawancara dan observasi.

Demikian pula, penelitian tentang metode bimbingan akhlak bagi santri yang melakukan pelanggaran peraturan pesantren juga menerapkan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik purposive sampling digunakan untuk menentukan subjek penelitian, dan data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara.

Selain itu, penelitian mengenai manajemen sarana dan prasarana dalam peningkatan akreditasi di Pesantren Modern Misbahul Ulum menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini melibatkan subjek seperti pimpinan pesantren, kepala bidang sarana dan prasarana, serta guru, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Penggunaan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dalam penelitian-penelitian tersebut memungkinkan peneliti untuk menggali informasi mendalam mengenai fenomena yang terjadi di lingkungan Pesantren Modern Misbahul Ulum Lhokseumawe.

Hasil dan Pembahasan

Pesantren Modern Misbahul Ulum atau yang biasa disingkat PMMU terletak di Jalan Tgk. Chik Di Paloh, Desa Meuria Paloh, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe, yang berada sejauh 800 meter dari Jalan Medan–Banda Aceh ke arah utara Desa Meuria Paloh. Pesantren Modern Misbahul Ulum adalah pondok pesantren yang memadukan unsur keagamaan tradisional yang kuat di Aceh dengan unsur kemajuan dan modernisasi yang dipadukan melalui sistematika Pondok Pesantren Gontor, menjadikan Pesantren Modern Misbahul Ulum sebagai pesantren terbesar di Kota Lhokseumawe dengan beragam prestasi. PMMU adalah pondok pesantren yang memiliki metode belajar-mengajar umum dan juga agama. Pesantren ini juga memiliki berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan metode pembelajaran yang sangat praktis.

Tahun ajaran 2019–2020, Pesantren Modern Misbahul Ulum memiliki jumlah santri kurang lebih sebanyak 1.522 santri, di antaranya 817 santriwan dan sekitar 705 santriwati. PPMU juga memiliki 73 tenaga pengajar atau yang biasa disebut “ustaz/ah”, di antaranya 43 ustaz dan sekitar 30 ustazah. Ustaz dan ustazah ada yang menjadi guru tetap dan tinggal di lingkungan pesantren, ada juga yang tidak tetap seperti halnya guru-guru di luar sana.

Strategi dalam Membina Seni Berbicara dan Mental Santri

Pesantren Modern Misbahul Ulum merupakan pesantren yang menerapkan pendidikan umum, agama, serta aneka ragam kegiatan ekstrakurikuler. Pendidikan ekstrakurikuler sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan masa depan. Kegiatan ini diajarkan oleh ustaz dan ustazah. Pembinaan kegiatan ini pada santri dilaksanakan dengan cara ustaz dan ustazah mengajarkan langsung bagaimana cara meningkatkan seni berbicara dan membentuk mental pada diri santri, serta bagaimana cara mengajarkan kepada santri-santri di bawah mereka.

Pelaksanaan pembinaan ini terpusat pada seni berbicara dan mental masing-masing santri. Apa pun yang dilakukan pondok pesantren berdasarkan kebutuhan dari santri tersebut, demi membentuk karakter santri yang memiliki keterampilan dalam seni berbicara dan mental untuk menjadi alumni yang berguna bagi masyarakat dan bangsa. Pelaksanaan pembelajaran di Pesantren Modern Misbahul Ulum menggunakan sistem salafiyah modern, yaitu selain mengaji, pesantren juga mengajarkan segala jenis ekstrakurikuler yang bertujuan untuk terciptanya sosok santri yang memiliki ilmu agama juga ilmu cara berorganisasi, berinovasi, berkreasi, dan mengajar apa yang telah dikaji selama dari kelas satu hingga kelas lima, dan saat kelas enam mereka harus mampu mengimplementasikan segala ilmu yang telah dikaji selama kurang lebih lima tahun sebelumnya.

Semua ini mengedepankan pembelajaran yang sistematis dan metodis dari kurikulum pesantren tersendiri. Adapun kegiatan-kegiatan yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran ekstrakurikuler dalam meningkatkan seni berbicara dan mental santri Pesantren Modern Misbahul Ulum yaitu Muhadharah, Muhadatsah, Darsul Izhaf, Khutbah Jumat, dan Amaliah Tadris. Selain itu, juga ada beberapa kegiatan lainnya yang muncul dari kegiatan-kegiatan yang telah disebutkan di atas. Kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan dan dikemas oleh kurikulum pesantren sangat efektif dalam meningkatkan seni berbicara dan mental santri Pesantren Modern Misbahul Ulum. Segala kegiatan tersebut telah terbagi seperti yang telah penulis jelaskan di atas, yaitu:

Pertama, Muhadharah  (محاضرة) adalah bahasa Arab yang berarti lecture/kuliah. Kata yang sepadan dengan muhadharah dalam bahasa Arab adalah dars (درس) yang berarti lesson/pelajaran. Secara sederhana, muhadharah adalah latihan pidato. Jadi, kegiatan muhadharah yang selama ini digunakan di pesantren ternyata sangat berpengaruh bagi anak-anak santri.

Dengan pembekalan muhadharah yang lebih serius lagi, pastinya akan menjadi tempat pembinaan yang lebih baik. Dalam kegiatan ini santri dituntut untuk membuat sebuah pidato yang dirangkai oleh pribadi mereka masing-masing. Rangkaian tersebut tercipta melalui ilmu pengetahuan mereka masing-masing dalam kajian ilmu yang telah mereka pelajari setiap harinya di pesantren. Setelah itu ustaz dan ustazah menyuruh mereka menghafalkan dan memahami apa yang telah mereka rangkai sedemikian rupa sehingga mereka mampu berpidato di depan santri lainnya.

Kedua, Pesantren Modern Misbahul Ulum adalah salah satu pondok yang menerapkan muhadatsah sebagai pembelajaran maharah kalam bagi santrinya. Pertama, di pesantren setelah salat subuh setiap santri diajarkan bahasa Arab oleh para mudabbir di setiap asrama masing-masing. Kemudian saat belajar-mengajar di pagi hari juga diajarkan bahasa Arab dan beberapa pelajaran lain yang mencakup tentang bahasa Arab oleh para ustaz dan ustazah. Pelajaran tersebut diimplementasikan dalam bentuk muhadatsah sambil menunggu waktu magrib setiap seminggu tiga kali.

Ketiga, Darsul Izhaf ialah tempat santri tampil untuk mengajar di setiap kelas yang ada di pondok pesantren saat siang menjelang sore. Kesempatan ini diberikan untuk santri/ah kelas V dan VI yang telah hampir menyelesaikan tuntut ilmu di pondok pesantren. Kesempatan ini didapatkan oleh seluruh santri saat duduk di bangku kelas V dan VI untuk mengajar di setiap kelas I, II, III, dan juga kelas IV. Darsul Izhaf ini memiliki keunikan tersendiri, karena pelajaran yang diajarkan kepada adik-adik mereka harus pelajaran antara bahasa Inggris dan Arab. Pelajaran tersebut juga digunakan melalui komunikasi bahasa itu tersendiri. Misalnya, pelajaran yang berkaitan dengan bahasa Arab harus menggunakan bahasa Arab dalam menjelaskan pelajaran tersebut atau saat proses belajar-mengajar terjadi, begitu juga dengan bahasa Inggris.

Keempat, mendengarkan kata dari khutbah Jumat pastinya tidak asing lagi di telinga umat Islam tentang sebuah khutbah yang dilakukan pada hari Jumat sebelum salat Jumat dilaksanakan. Khutbah Jumat bagi umat Islam adalah kegiatan yang wajib dilakukan saat salat pada hari Jumat. Tetapi, yang dimaksud dengan khutbah Jumat pada kegiatan di Pesantren Modern Misbahul Ulum adalah sebuah kegiatan yang dilakukan seminggu sekali di malam Jumat. Kegiatan ini ditetapkan oleh pembina muhadharah di setiap waktu muhadharah pada jadwal malam Jumat. Kegiatan ini dibina langsung oleh Ustaz Zikri sendiri, agar para santri bisa dilatih semaksimal mungkin, apalagi beliau adalah seorang khatib yang telah diakui di tingkat Provinsi Aceh.

Kelima, Amaliah Tadris ialah kegiatan yang dilakukan untuk menguji santri kelas akhir dalam hal mengajar dengan tata cara yang benar. Kegiatan ini telah disusun secara sistematis oleh ustaz-ustazah Pesantren Modern Misbahul Ulum, dengan menguji santri/ah mengajar menggunakan bahasa Arab dan Inggris yang baik dan benar.

 

Tradisi Kitab Kuning

Tingkat Tsanawiyah

Pelajaran dan Judul dan Penulis Kitab di Tingkat Tsanawiyah

Sumber data: Dayah Misbahul Ulum, berlokasi di Desa Meuria Paloh, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe, pada tahun 1987 - Wawancara dengan H. M. Yusuf Syeikh (Kepala di Dayah Misbahul Ulum), di Paloh, Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe 28 Maret 2025


Karya: Hashilla Rihadatul Vahada, Mahasiswi Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe

Editor: Putri Ruqaiyah

19 Juli 2025

Dayah Terpadu Bustanul Arifin: Sejarah dan Tradisi Kitab Kuning

 

Foto: IST
www.lpmalkalam.com 

Pendahuluan

Pesantren merupakan Lembaga Pendidikan Islam (LPI) yang telah berakar kuat dalam sejarah dan perkembangan masyarakat Indonesia. Selain berfungsi sebagai pusat pembelajaran agama, pesantren juga menjadi tempat pembentukan karakter, moral, dan budaya santri yang menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dan kebangsaan. Salah satu pesantren yang turut memainkan peran penting dalam pembinaan generasi muda adalah Pesantren Bustanul Arifin.

Pesantren Bustanul Arifin tidak hanya berfokus pada pendidikan keagamaan, tetapi juga mendorong santri untuk aktif dalam kegiatan sosial, keterampilan hidup (life skill), dan pengembangan intelektual. Dengan pendekatan yang menyeluruh, pesantren ini menjadi wadah pembentukan insan yang tidak hanya taat secara spiritual, tetapi juga siap menghadapi tantangan zaman.

Melalui mini riset ini, penulis berusaha menggali lebih dalam tentang efektivitas metode pembelajaran kitab kuning, peran pesantren dalam pemberdayaan ekonomi santri, atau pola pembinaan akhlak di lingkungan pesantren. Diharapkan hasil dari penelitian kecil ini dapat memberikan gambaran nyata mengenai dinamika yang terjadi di Pesantren Bustanul Arifin serta memberikan kontribusi positif bagi pengembangan pesantren ke depan.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran secara mendalam mengenai metode pembelajaran, pola pembinaan akhlak, dan peran pesantren dalam kegiatan sosial. Pendekatan ini dipilih karena sesuai untuk mengkaji fenomena sosial, perilaku, serta pengalaman para subjek penelitian dalam konteks keseharian di lingkungan pesantren.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pesantren Bustanul Arifin, yang berlokasi di Desa Bale Atu, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah. Kegiatan penelitian dilaksanakan selama satu minggu, mulai dari tanggal 27 Maret s.d. selesai.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini terdiri dari pengasuh/pimpinan pesantren, ustaz/ustazah, santri (dipilih secara purposive/sengaja, berdasarkan kriteria tertentu).

Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui beberapa teknik, yaitu:

a. Observasi: Mengamati langsung kegiatan pembelajaran atau aktivitas santri di lingkungan pesantren.

b. Wawancara: Dilakukan secara semi-struktural kepada beberapa informan utama untuk menggali informasi lebih dalam.

c. Dokumentasi: Mengumpulkan dokumen atau catatan yang relevan, seperti jadwal kegiatan, kurikulum, atau arsip pesantren.

Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif-kualitatif. Proses analisis dilakukan melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Validitas data diperkuat melalui teknik triangulasi, yaitu membandingkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk memastikan keakuratan informasi.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan pengasuh pesantren, ustadz, serta beberapa santri, diperoleh informasi bahwa pembinaan akhlak di Pesantren Bustanul Arifin dilakukan melalui beberapa pendekatan utama, yaitu:

1. Keteladanan: Para ustaz dan pengasuh menjadi teladan dalam sikap dan perilaku sehari-hari. Santri dibiasakan melihat langsung contoh akhlak mulia dari guru mereka, baik dalam ibadah, sopan santun, maupun interaksi sosial.

2. Pembiasaan: Kegiatan harian pesantren dirancang untuk menanamkan nilai-nilai akhlak seperti disiplin, tanggung jawab, dan kebersamaan. Misalnya, salat berjamaah, gotong royong, dan pembacaan wirid rutin.

3. Pengawasan dan Teguran: Santri yang melanggar aturan atau menunjukkan sikap tidak terpuji akan diberi teguran secara bertahap, mulai dari nasihat hingga sanksi edukatif. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki, bukan menghukum.

4. Kajian Kitab Akhlak: Pesantren rutin mengadakan pengajian kitab-kitab klasik yang membahas tentang akhlak, seperti Ta'lim Muta’allim, Bidayatul Hidayah, dan Ihya Ulumuddin.

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembinaan akhlak yang diterapkan di Pesantren Bustanul Arifin menekankan pada pendekatan holistik, yakni menggabungkan teori (pengajaran kitab), praktik (pembiasaan), dan contoh nyata (keteladanan). Ini sejalan dengan konsep tarbiyah Islamiyah yang menekankan pendidikan secara menyeluruh, tidak hanya aspek kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik.

Keteladanan dari para ustaz terbukti menjadi faktor dominan dalam membentuk karakter santri. Santri mengaku lebih mudah mengikuti dan meniru perilaku yang mereka lihat langsung setiap hari. Selain itu, pembiasaan kegiatan keagamaan secara konsisten membentuk rutinitas positif yang menjadi bagian dari karakter santri.

Temuan ini juga memperkuat teori pendidikan karakter yang menyebut bahwa lingkungan dan figur panutan berperan besar dalam pembentukan kepribadian anak. Dengan sistem yang teratur dan nilai-nilai yang diajarkan secara konsisten, pesantren dapat menjadi wadah efektif dalam membentuk akhlak mulia pada generasi muda.

Sejarah Pesantren

Pesantren Busatanul Arifin merupakan Pesantren yang di bawah naungan Yayasan Darul Muttakin yang didirikan pada tanggal 3 Agustus 2000 yang di dipimpin oleh Tgk. Syarfawi Abd Shamad. Awalnya Pesantren ini hanya memberikan pendidikan kitab klasik saja. Akan tetapi, seiring waktu dan tuntunan dari masyarakat maka pada 2001 pesantren ini menjadi Pesantren Terpadu Bustanul Arifin dengan Madrasah Tsanawiyah (MTs) di dalamnya. MTs Bustanul Arifin di kepalai oleh Tgk. Saidi M. Nurdin, S.Pd, kemudian pada tahun 2004, Pesantren Bustanul Arifin juga mendirikan Madrasah Aliyah (MA) dengan maksud agar santri/santriwati yang tamat dari MTs, bisa langsung melanjutkan ke jenjang selanjutnya tanpa pindah.

Dalam perjalanan roda pendidikan, pada tahun 2005, MTs dan MA mengalami perubahan nama menajdi SMP dan SMA Terpadu Bustanul Arifin. Atas dorongan dan dukungan masyarakat Bener Meriah dan sekitarnya, Pesantren Bustanul Arifin mendirikan dan mengelola penguruan tinggi, maka pada tahun 2011 Pesantren Bustanul Arifin mengajukan permohonan pendirian Perguruan Tinggi kepada Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI). Pada tanggal 3 April 2013 Pesantren Bustanul Arifin disetujui dan diberi kepercayaan oleh Kemenag RI untuk mengelola Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Bustanul Arifin, prodi Bahasa  Arab dengan SK Dirjen Pendis (Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam) Nomor 779 Tahun 2013.

Awalnya Pesantren Bustanul Arifin hanya memiliki areal 1,5 Ha di pondok sayur (komplek putri sekarang), pada waktu itu masih digabung antara komplek putra dan putri, dengan bertambahnya tahun maka bertambah juga santri di dayah Bustanul Arifin, maka pada tahun 2012  sudah tidak memungkinkan lagi untuk di gabung jadi satu dan dipindahakan di desa Bale  Atu (+5 km) dari komplek putri seluas areal tanah 6,5 hektar.

Pesantren Bustanul Arifin selalu melakukan kajian strategis dan penenlitian untuk meningkatkan mutu pendidikan di Pesantren Bustanul Arifin khususnya, dan pada seluruh pesantren umumnya.

Tradisi Kitab Kuning

Pelajaran dan Judul dan Penulis Kitab di Tingkat Tsanawiyah

Sumber data: Pesanren Busatanul Arifin, Kurikulum Pesantren Busatanul Arifin (Bener Meriah: Pesantren Busatanul Arifin, 2022) - Wawancara dengan Ustaz Aldasyah (Pimpinan Dayah di Pesantren Bustanul Arifin) di Bener Meriah, 27 Maret 2025

Pelajaran, Judul dan Penulis Kitab di Tingkat Aliyah

Sumber data: Pesantren Bustanul Arifin, Kurikulum Pesantren Bustanul Arifin (Bener Meriah: Pesantren Busatanul Arifin,2022) - Wawancara online dengan Ustaz Aldasyah (Pimpinan Dayah di Pesantren Bustanul Arifin) di Bener Meriah, 27 Maret 2025

Penutup

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Pesantren Bustanul Arifin, dapat disimpulkan bahwa pembinaan akhlak santri dilaksanakan melalui pendekatan yang terpadu, yaitu:

1. Keteladanan dari ustadz dan pengasuh, yang menjadi model nyata dalam perilaku sehari-hari.

2. Pembiasaan aktivitas positif, seperti shalat berjamaah, gotong royong, dan kegiatan keagamaan rutin.

3. Pengawasan dan penegakan disiplin, yang dilakukan secara bertahap dan edukatif.

4. Pengajaran kitab-kitab akhlak, yang menanamkan nilai-nilai moral melalui pemahaman keilmuan klasik.

Saran

1. Nilai-nilai moderasi beragama di Pesantren Bustanul Arifin.

2. Integrasi kurikulum penerapan Diniyah dan Umum di Pesantren Bustanul Arifin.

3. Strategi pembinaan karakter santri melalui kegiatan harian pesantren.

4. Peran pesantren dalam pemberdayaan masyarakat sekitar.

5. Pengaruh kegiatan ekstrakurikuler terhadap kedisiplinan santri.

Daftar Pustaka

Wati, R. (2023). Kebijakan Penguatan Bahasa Asing dalam Menghadapi Era Digital di Pesantren Terpadu Bustanul Arifin di Bener Meriah. Skripsi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.

Mustaqim, M. H., & Abdussyukur. (2024). Pengembangan Budaya Keagamaan Pesantren: Studi Kasus di Pondok Pesantren Terpadu Bustanul Arifin dan Nurul Islam Bener Meriah. Jumper: Journal of Educational Multidisciplinary Research, 3(2), 57–74.

Sejarah Singkat Pesantren Bustanul Arifin. Pesantren Bustanul Arifin. Diakses dari: Pesantren Bustanul Arifin

Dayah Bustanul Arifin Putera. Dinas Pendidikan Dayah Kabupaten Bener Meriah. Diakses dari: Bener Meriah Education

Dayah Bustanul Arifin Puteri. Dinas Pendidikan Dayah Kabupaten Bener Meriah. Diakses dari: Bener Meriah Education

 

Karya: Hairani, Mahasiswi Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe

Editor: Tiara Khalisna

20 Juni 2025

Aksi Bersih dan Kampanye Lingkungan Warnai Milad UKM PA Jipala ke-14

 

Foto: Abdul Aziz Perangin-angin

www.lpmalkalam.com- Dalam rangka peringatan milad ke-14, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pecinta Alam (PA) Jipala Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe menggelar aksi bersih dan kampanye lingkungan yang bertitik temu di Lapangan Biro UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe pada Jumat (20/06/2025). 

Kegiatan ini dihadiri oleh kru UKM PA Jipala serta beberapa tamu undangan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi sampah dan juga memperasri lingkungan kampus serta menyadarkan mahasiswa tentang pentingnya memerhatikan lingkungan sekitar. Kegiatan ini diisi dengan aksi mengutip sampah dan pemasangan pamflet yang dimulai dari Lapangan Biro UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe hingga Halaman Gedung Lab Center.

Muhammad Safii, Ketua Umum UKM PA Jipala, menyampaikan setelah kegiatan ini diharapkan mahasiswa tetap menjaga lingkungan agar tidak tercemar. 

"Acara ini dimulai dari Lapangan Biro UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe hingga Lab Center. Acara ini diisi dengan aksi bersih-bersih dengan mengutip sampah dan pemasangan plang-plang tadi," ujar Abi Naim selaku ketua panitia ketika diwawancarai.


Reporter: Tiara Khalisna

Editor: Zuhra

18 Juni 2025

LGBT Menyerang, Muda-Mudi Dihadang: Respons Al-Qur'an terhadap Perilaku Fahisyah yang Dapat Merusak Moral Anak Bangsa

Foto: Pixabay.com

www.lpmalkalam.com- Islam merupakan agama yang sempurna, mengatur kehidupan umatnya dengan aturan-aturan terbaik yang telah ditetapkan oleh Allah. Salah satu perintah-Nya adalah mengerjakan segala sesuatu yang diperintahkan dan meninggalkan segala yang dilarang. Al-Qur’an menegaskan hal ini melalui kisah umat Nabi Luth a.s. yang termaktub dalam Surah An-Naml ayat 54–58.

Q.S. An-Naml (54–55):
وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ وَأَنتُمْ تُبْصِرُونَ (٥٤) أَئِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِّن دُونِ النِّسَاءِ ۚ بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ (٥٥)

Artinya:
“Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya: ‘Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah itu sedang kamu melihat (kejahatannya)? Sungguh, kamu mendatangi laki-laki (untuk memuaskan nafsumu), bukan perempuan. Sungguh, kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu).’”

Penjelasan Ayat:
Dalam ayat tersebut, “fahisyah” merupakan kata kunci. Menurut Tafsir Al-Munir, istilah ini merujuk pada perbuatan keji dengan mendatangi sesama jenis untuk memuaskan nafsu, padahal mereka menyadari bahwa hal tersebut merupakan kejahatan. Sementara menurut Tafsir Al-Misbah, “fahisyah” adalah perbuatan keji yang belum pernah dilakukan oleh umat-umat sebelum Nabi Luth a.s. Ayat ini secara jelas menunjukkan bahwa salah satu bentuk kerusakan moral anak bangsa adalah penyimpangan terhadap fitrah seksualitas manusia.

Lantas, timbul pertanyaan: apakah di Nanggroe Aceh Darussalam yang dikenal sebagai Serambi Makkah, daerah yang kental dengan nilai-nilai keislaman juga terdapat individu yang tergabung dalam kelompok LGBT?

Hasil analisis penulis dari Januari hingga April 2025 terhadap kasus LGBT di Kota Lhokseumawe menunjukkan kondisi yang cukup memprihatinkan. Berdasarkan wawancara dengan dua informan (MRR dan AS), yang merupakan mahasiswa di salah satu universitas di Lhokseumawe, MRR menyampaikan, “LGBT di kota ini sebenarnya banyak, hanya saja mereka masih tahu batasan untuk menutupi kelainan mereka.”

Faktor utama yang membuat kelompok ini tidak terang-terangan menyuarakan identitas mereka adalah keberadaan Qanun Jinayat yang diterapkan di Aceh, serta peran aktif instansi pemerintah seperti Wilayatul Hisbah (WH) di Lhokseumawe. Mereka yang terbukti melakukan perilaku amoral akan diproses secara hukum dan direhabilitasi.

Bagaimana status mereka di mata masyarakat? “Status kami di mata masyarakat masih sama seperti orang-orang pada umumnya, yakni masih dianggap normal,” ungkap AS. Ternyata, MRR dan AS pernah menjalin hubungan selama hampir dua tahun. Mereka menyebut bahwa faktor penyebab kecenderungan homoseksual tersebut adalah lingkungan yang tidak mendukung, tekanan sosial berupa kecaman dan bullying semasa sekolah, serta ketiadaan kasih sayang dari orang tua.

Mereka mengakui bahwa apa yang mereka lakukan adalah penyimpangan. Ini sejalan dengan makna “fahisyah” dalam ayat sebelumnya, yaitu sadar akan kesalahan namun tidak saling mengingatkan. “Di kota ini banyak LGBT pendatang dari luar daerah. Dominan dari mereka adalah orang-orang pintar, bahkan tidak sedikit yang memiliki posisi penting di kampus maupun di pemerintahan,” lanjut AS. Ketika ditanya bagaimana mereka saling mengenal, AS menjawab, “Awalnya kami kenalan dari aplikasi khusus gay, lalu lanjut ke media sosial biasa.”

Tugas kita sebagai masyarakat adalah menjaga diri dan lingkungan dari perbuatan menyimpang tersebut. Ingatlah kodrat dan fitrah kita sebagai manusia. Seperti ungkapan warganet Indonesia: “Awalnya bercanda, lama-lama jadi suka.” Kebiasaan buruk akan membawa dampak buruk pula, sebagaimana yang dialami oleh kedua informan yang pernah mengidap penyakit menular seksual (IMS) seperti gonore dan sifilis. Penyakit ini dapat menjadi bentuk peringatan dari Allah agar manusia tidak mendekati perbuatan amoral seperti homoseksualitas.

Karya: Galih Novdiantoro, Mahasiswa Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe (Rilis)

Editor: Putri Ruqaiyah

22 Februari 2025

Liburan semester di Sidikalang: Antara Alam, Kuliner , dan Keluarga

Foto: Juramaida Ziliwu

www.lpmalkalam.com- Menghabiskan liburan semester di kampung halaman, khususnya di kota Sidikalang, dapat menjadi pengalaman yang sangat berkesan. Sidikalang, yang dikenal dengan udara sejuk dan pemandangan alam yang asri, menawarkan berbagai aktivitas yang dapat dinikmati selama liburan.Salah satu daya tarik utama Sidikalang adalah kekayaan alamnya. Anda dapat mengunjungi perkebunan kopi yang terkenal di daerah ini, mengingat Sidikalang dikenal sebagai penghasil kopi berkualitas tinggi. Selain itu, menikmati kuliner lokal seperti durian Sidikalang yang memiliki rasa khas dapat menjadi pengalaman kuliner yang tak terlupakan.

Liburan di kampung halaman juga memberikan kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga besar dan berinteraksi dengan masyarakat setempat. Mengikuti kegiatan tradisional atau sekadar berbincang dengan tetangga dapat memperkaya pengalaman dan memperdalam pemahaman tentang budaya lokal.

Jauh dari hiruk-pikuk kota besar, Sidikalang menawarkan suasana tenang yang ideal untuk refleksi dan relaksasi. Menghabiskan waktu di alam terbuka, seperti berjalan-jalan di sekitar desa atau menikmati pemandangan pegunungan, dapat membantu menyegarkan pikiran sebelum kembali ke rutinitas sehari-hari. Secara keseluruhan, liburan semester di kampung halaman seperti Sidikalang tidak hanya menawarkan keindahan alam dan kuliner khas, tetapi juga kesempatan untuk mempererat hubungan keluarga dan menikmati ketenangan yang jarang ditemui di perkotaan.


Oleh: Juramaida Ziliwu

Editor: Redaksi

Mengenai Saya

Foto saya
Lhokseumawe, Aceh, Indonesia
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al – Kalam adalah salah satu lembaga pers mahasiswa guna mengembangkan bakat jurnalis muda yang berada di lingkungan kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe.

Redaksi Al-Kalam

Nama

Email *

Pesan *

LPM AL-Kalam UIN SUNA Lhokseumawe, 0823-6508-3003 (Pemimpin Redaksi) 0852-6227-8755 (Sekretaris Redaksi) Alamat:Jl. Medan Banda Aceh,Alue Awe,Kec. Muara Dua, Kota Lhokseumawe. Diberdayakan oleh Blogger.