www.lpmalkalam.com- Pagi itu, aku terbangun dengan semangat membara. Setelah berbulan-bulan berjuang dan belajar, aku akhirnya diterima di Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe, kampus yang selama ini aku impikan. Kabar itu membuatku tidak sabar untuk memulai petualangan baru dalam hidupku.
Setelah berpamitan dengan keluargaku, aku mengemas ransel dengan hati-hati. Aku memasukkan buku-buku pelajaran, beberapa pakaian, dan makanan ringan yang disiapkan ibuku. "Jaga diri, ya, Maida. Belajar yang baik dan jangan lupa berdoa," kata ibu sambil memelukku erat. Dengan semangat dan harapan, aku melangkah keluar rumah menuju Terminal Amplas di Medan.
Sesampainya di terminal, suasana ramai langsung menyambutku. Bus-bus besar berdiri di sepanjang jalan, dan penumpang datang dan pergi. Aku membeli tiket untuk bus yang menuju Lhokseumawe. Sambil menunggu, aku melihat sekeliling, merasakan kebisingan dan kesibukan yang membuatku sedikit cemas. Namun, rasa semangatku untuk kuliah mengalahkan semua ketakutan itu.
Setelah beberapa saat, bus yang ditunggu akhirnya tiba. Aku mencari tempat duduk dan merasa lega ketika bisa duduk di samping jendela. Dengan senyum di wajah, aku melihat pemandangan kota Medan yang mulai menjauh. Setelah bus melaju, aku menyaksikan pemandangan alam yang indah—sawah hijau yang membentang, bukit-bukit yang berdiri megah, dan pohon-pohon yang menghiasi sepanjang perjalanan. Perjalanan ini bukan hanya tentang berpindah tempat, tetapi juga tentang menuju cita-cita.
Selama perjalanan, aku berbincang dengan penumpang di sampingku, seorang mahasiswa dari Medan yang juga akan kuliah di Lhokseumawe. Kami berbagi cerita tentang harapan dan pengalaman hidup. Aku merasa senang bisa bertemu dengan orang-orang baru yang memiliki tujuan yang sama.
Setelah lima belas jam perjalanan, bus akhirnya memasuki Kota Lhokseumawe. Aku bisa melihat laut di kejauhan dan merasakan angin segar yang menerpa wajahku. Tak lama kemudian, bus berhenti di terminal, dan aku melangkah keluar dengan penuh rasa syukur. Aku memesan grab untuk membawaku ke kampus.
Di grab, aku memperhatikan suasana Lhokseumawe yang berbeda dari Medan. Jalanan yang lebih sepi, rumah-rumah yang sederhana, dan suara ombak di dekat pantai memberikan nuansa baru. Aku merasa bersemangat ketika grab akhirnya tiba di depan Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe.
Sesampainya di kampus, aku takjub melihat gedung-gedung yang megah dan suasana yang hangat. Aku segera menuju gedung rektorat untuk mendaftar ulang dan mengikuti orientasi mahasiswa baru. Di sana, aku bertemu dengan banyak teman baru, dan kebersamaan itu membuatku merasa lebih nyaman dan bersemangat.
Orientasi berlangsung selama beberapa hari, diisi dengan berbagai kegiatan yang mengenalkan mahasiswa baru pada lingkungan kampus. Aku belajar banyak tentang visi misi kampus, fasilitas yang tersedia, dan berbagai kegiatan kemahasiswaan. Aku merasa beruntung bisa menjadi bagian dari institusi yang memiliki komitmen tinggi dalam pendidikan agama.
Hari-hari berlalu, aku mulai menyesuaikan diri dengan kehidupan baru di Lhokseumawe. Aku aktif mengikuti kelas dan berusaha belajar dengan giat. Setiap malam, saat mengerjakan tugas, aku selalu teringat akan pesan ibu untuk tidak lupa berdoa dan bersyukur atas kesempatan ini.
Dengan tekad dan semangat yang kuat, aku yakin bahwa perjalanan dari Medan ke Lhokseumawe ini adalah langkah awal menuju masa depan yang gemilang. Aku siap menghadapi segala tantangan dan meraih impian untuk menjadi seorang sarjana yang berkualitas dan berkontribusi bagi masyarakat. Di dalam hati, aku percaya bahwa setiap usaha dan doa tidak akan sia-sia.
Oleh: Juramaida Ziliwu (Magang)
Editor: Redaksi