![]() |
Foto: IST |
Pendahuluan
Misbahul
Ulum adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang berfokus pada pengajaran ilmu
agama dan umum. Nama Misbahul Ulum sendiri berasal dari bahasa Arab yang
berarti “Pelita Ilmu,” mencerminkan tujuan lembaga ini dalam menyebarkan ilmu
pengetahuan dan mencetak generasi yang berakhlak mulia.
Lembaga
ini biasanya mengintegrasikan kurikulum berbasis keislaman dengan pendidikan
formal, seperti ilmu pengetahuan alam, sosial, dan teknologi. Beberapa
pesantren atau madrasah dengan nama Misbahul Ulum tersebar di berbagai daerah
di Indonesia, masing-masing dengan ciri khas dan metode pengajarannya sendiri.
Metode
Penelitian
Berdasarkan
beberapa penelitian yang dilakukan di Pesantren Modern Misbahul Ulum
Lhokseumawe, metode penelitian yang sering digunakan adalah metode kualitatif
dengan pendekatan deskriptif. Metode ini bertujuan untuk memahami dan
menafsirkan makna dari interaksi dan perilaku manusia dalam situasi tertentu,
sehingga dapat memberikan gambaran yang sistematis.
Sebagai
contoh, dalam penelitian mengenai strategi ustaz dan ustazah dalam meningkatkan
kemampuan public speaking santri, digunakan metode kualitatif deskriptif
untuk mengumpulkan dan menganalisis data melalui wawancara dan observasi.
Demikian
pula, penelitian tentang metode bimbingan akhlak bagi santri yang melakukan
pelanggaran peraturan pesantren juga menerapkan pendekatan kualitatif dengan
metode deskriptif. Teknik purposive sampling digunakan untuk menentukan
subjek penelitian, dan data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara.
Selain
itu, penelitian mengenai manajemen sarana dan prasarana dalam peningkatan
akreditasi di Pesantren Modern Misbahul Ulum menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini melibatkan subjek seperti pimpinan
pesantren, kepala bidang sarana dan prasarana, serta guru, dengan teknik
pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Penggunaan
metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dalam penelitian-penelitian
tersebut memungkinkan peneliti untuk menggali informasi mendalam mengenai
fenomena yang terjadi di lingkungan Pesantren Modern Misbahul Ulum Lhokseumawe.
Hasil
dan Pembahasan
Pesantren
Modern Misbahul Ulum atau yang biasa disingkat PMMU terletak di Jalan Tgk. Chik
Di Paloh, Desa Meuria Paloh, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe, yang
berada sejauh 800 meter dari Jalan Medan–Banda Aceh ke arah utara Desa Meuria
Paloh. Pesantren Modern Misbahul Ulum adalah pondok pesantren yang memadukan
unsur keagamaan tradisional yang kuat di Aceh dengan unsur kemajuan dan
modernisasi yang dipadukan melalui sistematika Pondok Pesantren Gontor,
menjadikan Pesantren Modern Misbahul Ulum sebagai pesantren terbesar di Kota
Lhokseumawe dengan beragam prestasi. PMMU adalah pondok pesantren yang memiliki
metode belajar-mengajar umum dan juga agama. Pesantren ini juga memiliki
berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan metode pembelajaran yang sangat praktis.
Tahun
ajaran 2019–2020, Pesantren Modern Misbahul Ulum memiliki jumlah santri kurang
lebih sebanyak 1.522 santri, di antaranya 817 santriwan dan sekitar 705
santriwati. PPMU juga memiliki 73 tenaga pengajar atau yang biasa disebut
“ustaz/ah”, di antaranya 43 ustaz dan sekitar 30 ustazah. Ustaz dan ustazah ada
yang menjadi guru tetap dan tinggal di lingkungan pesantren, ada juga yang
tidak tetap seperti halnya guru-guru di luar sana.
Strategi
dalam Membina Seni Berbicara dan Mental Santri
Pesantren
Modern Misbahul Ulum merupakan pesantren yang menerapkan pendidikan umum,
agama, serta aneka ragam kegiatan ekstrakurikuler. Pendidikan ekstrakurikuler
sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan masa depan. Kegiatan ini
diajarkan oleh ustaz dan ustazah. Pembinaan kegiatan ini pada santri dilaksanakan
dengan cara ustaz dan ustazah mengajarkan langsung bagaimana cara meningkatkan
seni berbicara dan membentuk mental pada diri santri, serta bagaimana cara
mengajarkan kepada santri-santri di bawah mereka.
Pelaksanaan
pembinaan ini terpusat pada seni berbicara dan mental masing-masing santri. Apa
pun yang dilakukan pondok pesantren berdasarkan kebutuhan dari santri tersebut,
demi membentuk karakter santri yang memiliki keterampilan dalam seni berbicara
dan mental untuk menjadi alumni yang berguna bagi masyarakat dan bangsa.
Pelaksanaan pembelajaran di Pesantren Modern Misbahul Ulum menggunakan sistem
salafiyah modern, yaitu selain mengaji, pesantren juga mengajarkan segala jenis
ekstrakurikuler yang bertujuan untuk terciptanya sosok santri yang memiliki ilmu
agama juga ilmu cara berorganisasi, berinovasi, berkreasi, dan mengajar apa
yang telah dikaji selama dari kelas satu hingga kelas lima, dan saat kelas enam
mereka harus mampu mengimplementasikan segala ilmu yang telah dikaji selama
kurang lebih lima tahun sebelumnya.
Semua
ini mengedepankan pembelajaran yang sistematis dan metodis dari kurikulum
pesantren tersendiri. Adapun kegiatan-kegiatan yang dapat mendukung pelaksanaan
pembelajaran ekstrakurikuler dalam meningkatkan seni berbicara dan mental
santri Pesantren Modern Misbahul Ulum yaitu Muhadharah, Muhadatsah, Darsul
Izhaf, Khutbah Jumat, dan Amaliah Tadris. Selain itu, juga ada beberapa
kegiatan lainnya yang muncul dari kegiatan-kegiatan yang telah disebutkan di
atas. Kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan dan dikemas oleh kurikulum
pesantren sangat efektif dalam meningkatkan seni berbicara dan mental santri
Pesantren Modern Misbahul Ulum. Segala kegiatan tersebut telah terbagi seperti
yang telah penulis jelaskan di atas, yaitu:
Pertama,
Muhadharah (ู
ุญุงุถุฑุฉ) adalah bahasa Arab yang berarti lecture/kuliah. Kata
yang sepadan dengan muhadharah dalam bahasa Arab adalah dars (ุฏุฑุณ) yang berarti lesson/pelajaran.
Secara sederhana, muhadharah adalah latihan pidato. Jadi, kegiatan muhadharah
yang selama ini digunakan di pesantren ternyata sangat berpengaruh bagi
anak-anak santri.
Dengan
pembekalan muhadharah yang lebih serius lagi, pastinya akan menjadi
tempat pembinaan yang lebih baik. Dalam kegiatan ini santri dituntut untuk
membuat sebuah pidato yang dirangkai oleh pribadi mereka masing-masing.
Rangkaian tersebut tercipta melalui ilmu pengetahuan mereka masing-masing dalam
kajian ilmu yang telah mereka pelajari setiap harinya di pesantren. Setelah itu
ustaz dan ustazah menyuruh mereka menghafalkan dan memahami apa yang telah
mereka rangkai sedemikian rupa sehingga mereka mampu berpidato di depan santri
lainnya.
Kedua,
Pesantren Modern Misbahul Ulum adalah salah satu pondok yang menerapkan muhadatsah
sebagai pembelajaran maharah kalam bagi santrinya. Pertama, di pesantren
setelah salat subuh setiap santri diajarkan bahasa Arab oleh para mudabbir
di setiap asrama masing-masing. Kemudian saat belajar-mengajar di pagi hari
juga diajarkan bahasa Arab dan beberapa pelajaran lain yang mencakup tentang
bahasa Arab oleh para ustaz dan ustazah. Pelajaran tersebut diimplementasikan
dalam bentuk muhadatsah sambil menunggu waktu magrib setiap seminggu
tiga kali.
Ketiga,
Darsul Izhaf ialah tempat santri tampil untuk mengajar di setiap kelas
yang ada di pondok pesantren saat siang menjelang sore. Kesempatan ini
diberikan untuk santri/ah kelas V dan VI yang telah hampir menyelesaikan tuntut
ilmu di pondok pesantren. Kesempatan ini didapatkan oleh seluruh santri saat
duduk di bangku kelas V dan VI untuk mengajar di setiap kelas I, II, III, dan
juga kelas IV. Darsul Izhaf ini memiliki keunikan tersendiri, karena
pelajaran yang diajarkan kepada adik-adik mereka harus pelajaran antara bahasa
Inggris dan Arab. Pelajaran tersebut juga digunakan melalui komunikasi bahasa
itu tersendiri. Misalnya, pelajaran yang berkaitan dengan bahasa Arab harus
menggunakan bahasa Arab dalam menjelaskan pelajaran tersebut atau saat proses
belajar-mengajar terjadi, begitu juga dengan bahasa Inggris.
Keempat,
mendengarkan kata dari khutbah Jumat pastinya tidak asing lagi di
telinga umat Islam tentang sebuah khutbah yang dilakukan pada hari Jumat
sebelum salat Jumat dilaksanakan. Khutbah Jumat bagi umat Islam adalah
kegiatan yang wajib dilakukan saat salat pada hari Jumat. Tetapi, yang dimaksud
dengan khutbah Jumat pada kegiatan di Pesantren Modern Misbahul
Ulum adalah sebuah kegiatan yang dilakukan seminggu sekali di malam Jumat.
Kegiatan ini ditetapkan oleh pembina muhadharah di setiap waktu muhadharah
pada jadwal malam Jumat. Kegiatan ini dibina langsung oleh Ustaz Zikri sendiri,
agar para santri bisa dilatih semaksimal mungkin, apalagi beliau adalah seorang
khatib yang telah diakui di tingkat Provinsi Aceh.
Kelima,
Amaliah Tadris ialah kegiatan yang dilakukan untuk menguji santri kelas
akhir dalam hal mengajar dengan tata cara yang benar. Kegiatan ini telah
disusun secara sistematis oleh ustaz-ustazah Pesantren Modern Misbahul Ulum,
dengan menguji santri/ah mengajar menggunakan bahasa Arab dan Inggris yang baik
dan benar.
Tradisi
Kitab Kuning
Tingkat
Tsanawiyah
Pelajaran
dan Judul dan Penulis Kitab di Tingkat Tsanawiyah
Karya: Hashilla Rihadatul Vahada, Mahasiswi Jurusan Pendidikan Islam
Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Sultanah Nahrasiyah
Lhokseumawe
Editor: Putri Ruqaiyah