![]() |
Foto: IST |
Pendahuluan
Dayah merupakan lembaga pendidikan Islam tradisional yang berkembang di
Aceh, Indonesia. Lembaga ini berfungsi sebagai tempat pembelajaran agama Islam
yang menekankan pengajaran kitab-kitab klasik (kitab kuning) yang bermazhab Ahlussunnah
wal Jama’ah. Dayah biasanya dipimpin oleh seorang ulama atau teungku yang disebut sebagai Pimpinan Dayah atau Abi, dan
memiliki sistem pendidikan yang bersifat nonformal, namun memiliki pengaruh
besar dalam membentuk karakter dan keilmuan santri.
Metode Penelitian
Penelitan ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif
Hasil dan Pembahasan
Sejarah Dayah
Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Raudhatul Islam
Pondok Pesantren Raudhatul Islam merupakan salah satu lembaga
pendidikan Islam yang berdiri kokoh di Kutacane aceh Tenggara. Tahun berdirinya
Pesantren Raudhatul Islam 23 Februari 2023, Desa Perapat Batu Nunggul. Didirikan
oleh para tokoh agama dan masyarakat setempat yang memiliki visi untuk mencetak
kader-kader ulama dan insan berakhlak mulia. Pondok Pesantren Raudhatul Islam hadir
dengan semangat untuk memperkuat nilai-nilai keislaman, akidah Ahlussunnah wal Jama’ah,
serta menjunjung tinggi budaya ilmu dan amal.
Sejak awal berdirinya, Dayah Pesantren raudhatul islam terus
berkembang, baik dari segi jumlah santri maupun fasilitas pendidikan. Dalam
kurang waktu 21 tahun, lembaga ini telah menjadi tempat belajar yang dihormati
dan dipercaya oleh masyarakat sekitar. Para santri yang menimba ilmu di sini
tidak hanya diajarkan ilmu agama, tetapi juga dibina dalam kedisiplinan,
akhlak, serta kemandirian.
Kini, setelah dua puluh satu tahun berkiprah sejak tahun 2003, Dayah
Pesantren raudhatul islam telah menunjukkan kontribusi nyata dalam mencerdaskan
dan membina generasi muda Islam di Kutacane dan sekitarnya. Dengan dukungan
masyarakat, para guru, dan para alumni, Dayah ini terus berupaya menjadi pusat pembelajaran
agama yang unggul dan berdaya saing, sekaligus menjaga warisan keilmuan Islam
yang telah mengakar di Aceh Tenggara.
Tingkat Tsanawiyah
Pelajaran, Judul, dan Penulis Kitab di Tingkat Tsanawiyah
![]() |
Sumber Data: Pesantren Raudhatul Islam, Kurikulum Pesantren Raudhatul Islam (Kutacane Aceh Tenggara: Pesantren Raudhatul Islam, 2023) |
Pelajaran, Judul, dan Penulis Kitab di Tingkat Aliyah
![]() |
Sumber Data: Pesantren Raudhatul Islam, Kurikulum Pesantren Raudhatul Islam (Kutacane Aceh Tenggara: Pesantren Raudhatul Islam, 2023) |
Penutup
Kesimpulan
Pesantren Raudhatul Islam di Kutacane Aceh Tenggara, merupakan salah
satu lembaga pendidikan Islam
tradisional yang telah berperan penting dalam mencetak generasi
berakhlak mulia, berilmu, dan berkontribusi dalam kehidupan masyarakat.
Keberadaannya tidak hanya sebagai pusat pendidikan agama, tetapi juga sebagai
wadah pembentukan karakter, kemandirian, dan nilai-nilai sosial yang kuat.
Dalam menghadapi tantangan zaman modern, pondok Pesantren Raudhatul
Islam terus melakukan inovasi tanpa meninggalkan nilai-nilai dasar yang menjadi
identitasnya. Integrasi antara kurikulum klasik dan modern menjadi kunci agar
pesantren raudhatul islam tetap relevan
dan mampu mencetak santri yang siap bersaing di berbagai bidang kehidupan.
Oleh karena itu, dukungan dari berbagai pihak baik pemerintah,
masyarakat, maupun alumni
sangat diperlukan untuk memperkuat eksistensi dan kualitas
pendidikan pesantren. Dengan demikian, pondok pesantren akan tetap menjadi
tiang penyangga moral dan spiritual bangsa Indonesia di masa kini dan masa yang
akan datang
Saran
1. Penguatan Metode Pengajaran Kitab
Diharapkan Pesantren Raudhatul Islam terus mempertahankan dan
menguatkan metode pengajaran kitab kuning seperti halaqah dan musyawarah. Cara
ini terbukti mampu memperdalam pemahaman santri serta membangun hubungan ilmiah
yang erat antara guru dan murid.
2. Pemanfaatan Teknologi sebagai Pendukung
Dalam menghadapi perkembangan zaman, pesantren dapat mulai memanfaatkan
teknologi sebagai penunjang proses pembelajaran. Misalnya dengan menyediakan
kitab dalam bentuk digital atau rekaman audio untuk memudahkan santri dalam
mengulang pelajaran.
3. Penambahan Koleksi Kitab
Pesantren diharapkan dapat menambah koleksi kitab kuning, baik tingkat
dasar maupun lanjutan, termasuk kitab syarah dan hasyiah. Hal ini akan
memperkaya wawasan santri dan mendukung proses belajar yang lebih dalam.
4. Pelatihan untuk Para Pengajar
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, pesantren dapat mengadakan
pelatihan khusus bagi para ustaz dan ustazah dalam metode mengajar kitab kuning
yang lebih komunikatif dan efektif.
5. Peningkatan Dokumentasi Kegiatan Akademik
Penting bagi pesantren untuk mendokumentasikan kegiatan
belajar-mengajar dan sistem kurikulum secara tertib. Hal ini akan memudahkan
pelacakan perkembangan pesantren serta memberikan kemudahan bagi pihak luar
yang ingin mengetahui sistem pendidikan di dalamnya.
6. Penguatan Nilai Lokal dalam Pendidikan
Sebagai pesantren yang berada di wilayah ALAS, perpaduan antara
nilai-nilai lokal dan keilmuan Islam dapat menjadi kekuatan tersendiri. Hal ini
akan membuat pendidikan di pesantren lebih kontekstual dan dekat dengan budaya
masyarakat sekitar.
Karya: Dara Fatmawati, Mahasiswi Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe
Editor: Alya Nadila