Ilustrasi: Net/ mozaik.inilah.com Oleh: Tia Safarina |
www.lpmalkalam.com- Agama adalah suatu keyakinan yang mengatur aturan keimanan dan peribadatan pada Tuhan Yang Maha Kuasa serta hubungan antar manusia dan makhluknya. Asal nama Agama berasal dari sangskerta berarti tradisi, sedangkan dalam kata lain religi yaitu mengikat dirinya dengan Tuhan.
Di samping itu, agama merupakan segala sesuatu yang diyakini dan
dijadikan sebagai falsafah hidup dalam berbangsa dengan didasari oleh kesatuan pandangan
serta ideologi. Namun apa terjadi, justru agama malah dijadikan pemicu pertama oleh sebagian besar sebagai perdebatan
sampai terjadinya konflik yang disebabkan adanya antagonisme agama. Bukan agama
saja yang menjadi serotan tetapi antar suku, ras, budaya, juga terjadi pemasalahan
lantaran tidak terima satu sama lain itu.
Secara fitrah, perbedaan antar keagamaan tidak dikenai namanya paksaan
sama sekali karena itu mencangkup pada personal, tidak ada hak orang lain untuk
mencampurinya. Pada pandangan agama, mengajarkan bahwa seseorang harus bisa
menghargai dan saling toleransi sesama. Tidak ada pungutan seseorang untuk memaksa
orang lain meyakini apa yang diyakini malahan menyuruh untuk toleransi, termasuk
juga dengan perbedaan lainnya seperti suku, ras, budaya dan sebagainya yang merupakan
kepercayaan oleh sebagian kelompok. Orang lain tidak boleh mengklaim orang
untuk mengikuti apa yang diikutinya karena dia berbeda. Tiap individu mempunyai
hak untuk mempercayai apa yang dipercayanya hanya saja sikap saling menghormati
yang harus diterapnya tanpa melihat sisi perbedaan.
Dunia ini begitu banyak sekali perbedaan pada tiap-tiap negera
seperti halnya di Indonesia banyak sekali perbedaan bukan agama saja tetapi
budaya, bahasa, tradisi, suku, dan sebagainya dalam satu negara. Tetapi bedanya,
Indonesia ber-ideologi dengan satu pandangan saja yaitu pancasila. Namun, dibalik
perbedaan pasti adanya konflik seperti yang terjadi pada berita “Komnas HAM:
Pemaksaan Agama Masih terjadi.“ Kompas.com.
Dalam berita tersebut pemaksaan agama masih terus terjadi di
Indonesia. Kejadian tersebut terjadi pada enam kota yang berada provinsi di Indonesia
yaitu Kota Tangerang, Lebak, Sukabumi, Tasik, Blora, dan Solo. Adapum kasus
pemaksaan agama dan keyakinan terjadi melalui aspek pendidikan, kesehatan,
ketenaga kerjaan, dan administrasi kependudukan. Dari perihal tersebut, maka
akan tejadinya kerusuhan serta pemusuhan sesamanya, dan pancasila yang seharusnya
dijadikan sebagai ideologi pertama malah tidak berlaku lagi. Itu membuat warga
tidak lagi hidup secara hukum dan banyak yang akan melanggar HAM.
Lantaran pemeluk agama yang paling banyak dianut
di Indonesia adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Kong Hu Cu dan
lainnya. Membuat seseorang kadang tidak bisa menerima satu sama lain, meskipun
begitu seseorang harus bisa menerima adanya perbedaan tersebut. Karena hidup di
dunia bukan kita saja tetapi orang berbeda pun berhak untuk hidup dan memilih.
Menurut survei yang di dapatkan pada data Sensus Penduduk tahun
2010, agama yang paling banyak pemeluk di Indonesia adalah agama Islam. Pemeluk
agama Islam mencapai 207, 2 juta jiwa atau 87,18 persen, kemudian agama Kristen
sebesar 16,5 juta jiwa atau 2,91 persen, selanjutnya Katolik 6,9 juta jiwa atau
2,91 persen, lalu agama Hindu 4,01 juta jiwa atau ,69 persen, dan Budha sebesar
1,7 juta jiwa atau 0,72 persen, sedangkan terakhir agama Kong Hu Cu 127,1 ribu
jiwa atau 0,05 persen.
Mungkin karena data tersebut, membuat para oknum tertentu melakukan
pemaksaan dan keyakinan tersebut karena tidak bisa menerima agama lain di satu negara
yang sama dengannya. Jika begitu, pemerintah harus turun langsung dan
memberikan hukuman setimpa padanya sebab melakukan tindakan tak wajar, serta
melakukan pecegahan agar hal tersebut tidak terulang lagi, kalau bisa tidak
memandang siapapun pelakunya.
Oleh karena itu, agama adalah suatu keyakinan yang ada pada tiap
manusia tanpa adanya pemaksaan, hanya saja menerapkan sikap saling hormat sesamanya. Terutama Indonesia, meski hidup
berbeda-beda namun harus ada sikap hormat tanpa ada antagonisme. Tiap pandangan
agama juga, mengajarkan bahwa seseorang harus bisa menghargai dan saling
toleransi tanpa melihat sisi perbedaan. Hidup itu akan damai jika tidak ada
musuh, maka jangan cari musuh. Hiduplah secara toleransi dan menghargai
selayaknya saudara sendiri.
Penulis merupakan mahasiswa bahasa Indonesia dan Anggota Pers Mahasiswa Al-Kalam dan tulisan ini telah lulus seleksi Sejuk.