![]() |
Foto: Qurrata A'yuni |
Penulis: Alya Nadila
Editor: Tiara Khalisna
Foto: Jati Mainah www.lpmalkalam.com – Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al-Kalam UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe menyelenggarakan kegiatan K...
![]() |
Foto: Qurrata A'yuni |
Penulis: Alya Nadila
Editor: Tiara Khalisna
![]() |
Foto: IST |
Kegiatan ini mengusung tema "Integrasi Nilai Islam, Teknologi, dan Alam: Membangun Karakter dan Kompetensi di Sekolah Alam.” Duta Gender dan Anak UIN SUNA Lhokseumawe yang diwakili oleh dua anggota, Nanda Alifa dan Muthmainnah, menjadi pemateri dalam sesi bertajuk “Ketahanan Diri terhadap Bullying” yang diikuti oleh siswa SMP kelas VII hingga IX. Materi mencakup pengenalan bullying, jenis-jenisnya, dampak yang ditimbulkan, strategi membangun ketahanan diri, hingga bagaimana bersikap jika melihat tindakan bullying.
Kegiatan berlangsung di lapangan terbuka, diawali dengan ice breaking untuk mencairkan suasana, kemudian pemutaran video animasi "Stop Perundungan” sebagai pengantar materi. Metode ini membuat siswa lebih mudah memahami topik yang dibahas.
Para peserta juga diajak berdiskusi dan berbagi pengalaman mereka terkait bullying. Antusiasme terlihat saat mereka mengajukan pertanyaan dan menanggapi materi yang disampaikan. Salah satu peserta memberikan jawaban yang menyentuh ketika ditanya bagaimana seharusnya bersikap jika melihat teman dibuli. Ia berkata, “Membantunya, jangan ikutan membuli, karena kita semua adalah teman.” Kalimat ini langsung disambut tepuk tangan dari teman-temannya, menegaskan pentingnya solidaritas di antara siswa.
Menjelang penutupan, pemateri kembali memutar sebuah video singkat sarat makna untuk menegaskan kembali poin-poin yang telah dibahas. Siswa terlihat sangat antusias menyimak video tersebut dan mengaitkannya dengan materi yang baru mereka pelajari.
Nanda Alifa mengungkapkan, kegiatan ini bukan hanya sekadar memberi materi, tetapi juga membuka ruang aman bagi siswa untuk bercerita. “Kami ingin mereka merasa nyaman berbagi pengalaman supaya mereka sadar bahwa mereka tidak sendirian dan ada cara untuk melindungi diri,” ujarnya.
Muthmainnah menambahkan, keterampilan sosial dalam menghadapi bullying sangat penting dimiliki setiap siswa. “Kami tidak hanya menjelaskan apa itu bullying, tapi juga bagaimana menghadapi, melapor, dan mendukung teman yang menjadi korban. Harapannya, mereka bisa langsung mempraktikkannya di kehidupan sehari-hari,” jelasnya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan siswa dapat membangun kesadaran bersama untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, ramah, dan bebas dari perundungan.
Penulis: Nurul Fadhilla
Editor: Putri Ruqaiyah
![]() |
Foto: Qurrata A'yuni |
www.lpmalkalam.com - Belakangan ini, banyak hal yang membuat warganet geram dan merasa terganggu, terutama dengan keberadaan perokok yang tidak memperhatikan sekitarnya. Salah satunya adalah sosok Sadam Permanawiyana yang mengunggah sebuah video tentang perokok di akun TikTok dan Instagram-nya.
Pria bertopi putih itu hanya berdiri diam sambil memegang kertas bertuliskan “Stop normalisasi merokok di dekat non-perokok.” Kemudian ia menukar kertas dengan tulisan “Saya tidak mau jadi perokok pasif.” Terakhir, ia menukar kertas dengan kalimat “Kita berhak menghirup udara segar.”
![]() |
Foto: instagram.com/sadampermana.w/ |
Pemerintah juga telah menyusun berbagai peraturan dan strategi. Salah satunya adalah UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 Pasal 115, yang melarang merokok di tempat-tempat umum seperti fasilitas kesehatan, tempat pengasuhan anak, taman bermain anak, tempat ibadah, transportasi umum, tempat kerja, dan area bebas rokok atau Kawasan Tanpa Rokok (KTR).
Berdasarkan sebuah jurnal tentang Perilaku dan Pengetahuan Remaja Indonesia Tentang Merokok, World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa jumlah perokok aktif di Indonesia mencapai 72.723.300 orang, dan diprediksi akan meningkat menjadi 96.776.800 perokok.
![]() |
Foto: Qurrata A'yuni |
Oleh karena itu, penting bagi perokok untuk menghormati hak-hak orang lain dengan merokok di tempat yang telah ditentukan dan tidak mengganggu kenyamanan publik.
Secara keseluruhan, perokok aktif yang merokok sembarangan perlu menyadari dampak dari tindakan mereka dan berusaha untuk lebih bertanggung jawab. Kesadaran akan kesehatan diri sendiri dan orang lain, serta kepatuhan terhadap peraturan yang ada, adalah langkah penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan nyaman bagi semua.
Penulis: Qurrata A'yuni
Editor: Putri Ruqaiyah
![]() |
Foto: Pexels.com |
www.lpmalkalam.com- “Bahasa adalah Jiwa Bangsa,” begitulah kata pepatah yang bermakna mendalam tentang bahasa dan identitas suatu daerah. Namun, seiring berkembangnya zaman pepatah itu mulai hilang dari peradaban. Pergeseran bahasa yang kian meningkat menimbulkan kecemasan tersendiri bagi suatu daerah. Setiap daerah memiliki bahasa tersendiri yang membedakannya dengan daerah yang lain. Jika bahasa daerah punah, maka daerah tersebut akan kehilangan identitasnya. Itulah yang sedang dikhawatirkan terhadap vitalitas bahasa Aceh saat ini.
Bahasa Aceh kini tengah menghadapi masalah yang serius terhadap keberlangsungannya. Pasalnya, berdasarkan penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), bahasa Aceh mendapat skor 3 berdasarkan kriteria UNESCO yang berarti masuk ke dalam kategori terancam punah secara pasti. Lalu bagaimana dengan keberlangsungan identitas suatu daerah jika bahasanya berada pada level kritis?
Ketika bahasa suatu daerah telah mengalami pergeseran secara drastis, maka sudah dapat dipastikan bahasa tersebut terancam punah secara perlahan. Bahasa Aceh bukan hanya sekadar alat komunikasi, tetapi juga merupakan jati diri dan identitas bagi daerah Aceh. Apabila bahasa Aceh telah punah, maka punah pula budaya lokal yang di dalamnya terkandung nilai sejarah, agama, pendidikan, moral, adab, dan etika.
Pergeseran bahasa terjadi karena dampak globalisasi yang semakin berkembang, serta minimnya penggunaan bahasa ibu yang diwariskan kepada generasi muda. Banyak generasi muda di Aceh menganggap bahwa menggunakan bahasa Indonesia berarti keren dan gaul. Sedangkan orang yang menggunakan bahasa daerah dianggap kudet (kurang update), serta ketinggalan zaman. Hal tersebut memicu pergeseran bahasa akibat generasi muda lebih memilih menggunakan bahasa nasional dibandingkan dengan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak ada larangan untuk menggunakan bahasa nasional, namun jangan sampai bahasa ibu lengser dari tempatnya. Sesuaikan pada tempat dan porsinya masing-masing, bahasa nasional dalam lingkup formal, sedangkan bahasa daerah dalam lingkup informal terutama pada lingkungan rumah dan keluarga. Sebagai generasi muda, mempertahankan vitalitas bahasa tempat kita berasal berarti menjaga jati diri daerah tersebut.
![]() |
Foto: Pexels.com |
www.lpmalkalam.com - Seorang laki-laki dan perempuan
muslim itu sama di hadapan Allah tergantung bagaimana perbuatan amal salihnya:
siapa yang tetap taat dalam ketaatannya, yang membenarkan kebenaran dan
bersabar di setiap keadaan, khusyuk dalam beribadah, yang senantiasa selalu
bersedekah di kala lapang maupun sempit, dan yang selalu berzikir
mengingat Allah. Allah
akan memberikan ampunan
dan pahala (syurga) yang sama untuk umat muslim
laki-laki maupun perempuan, sebagaimana dalam firman-Nya:
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan
muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam
ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk,
laki-laki dan perempuan yang bersedekah,
laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara
kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah
telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Ahzab
ayat 35)
Tafsir Surah Al-Ahzab Ayat 35
Surah Al-Ahzab
ayat 35 menurut Tafsir Ringkas
(Kemenag RI), Allah
menjanjikan ampunan dan balasan kebaikan
kepada para istri Nabi selama mereka taat kepada
Allah dan rasul-Nya. Janji demikian juga diberikan kepada siapapun, laki-laki maupun
perempuan, yang beriman dan taat kepada Allah dan rasul-Nya. Ayat ini
menjelaskan kesetaraan laki-laki dan perempuan di hadapan Allah dalam hal
mendapat balasan amal perbuatan sesuai apa yang masing-masing individu
kerjakan.
Surah Al-Ahzab ayat 35 ini menyebutkan tentang 10 karakter hamba Allah yang dijanjikan mendapatkan ampunan dari segala
dosa-dasanya dan akan di masukkan ke dalam syurga. 10 karakter itu antara
lain sebagai berikut.
1. Taat
dan tunduk terhadap
aturan Islam. Contohnya adalah senantiasa menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
2. Membenarkan dan mempercayai ajaran
Allah Swt. beserta
rasul-Nya. Contohnya ialah mempercayai bahwa Rasulullah adalah utusan Allah dan mempercayai ajarannya, meneladani sifat-sifat Rasulullah sebagaimana yang
Rasulullah lakukan.
3. Selalu melaksanakan perintah-perintah Allah dengan kekhusyukan dan ketenangan. Contohnya seperti
melaksanakan salat dengan
tidak tergesa-gesa (khusyuk), menghindari perbuatan
yang dilarang, memperbanyak sunnah dan selalu bersyukur dalam setiap keadaan,
dan lain-lain.
4. Benar dalam ucapan dan perbuatan sebagai
tanda keimanan yang
sempurna. Contohnya adalah mengucapkan amar ma'ruf nahi mungkar sesuai
kebenaran ajaran Islam dan
perbuatannya sesuai dengan ajaran dan sunnah-sunnah Rasulullah.
5. Sabar dalam menghadapi setiap kesulitan (cobaan)
dalam melaksanakan perintah
Allah serta menahan syahwat dan hawa nafsu.
6. Khusyuk dan tawadu kepada Allah Swt. dalam menjalankan semua tugas dan kewajiban.
7. Bersedekah dengan harta dan memberi bantuan
kepada mereka yang serba kekurangan. Contohnya
bisa seperti bersedekah kepada anak yatim,
kaum duafa, kaum fakir miskin,
dan lain-lain.
8. Berpuasa yang dapat membantu
menundukkan syahwat dan hawa nafsu.
Contohnya adalah menjalankan puasa sunnah seperti
puasa Senin-Kamis,
puasa Daud, dan puasa pada hari-hari yang disunnahkan dalam Islam.
9. Menjaga kemaluan
dan kehormatan dari segala perbuatan yang haram dan keji. Contohnya adalah memiliki rasa malu, tidak berzina dan tidak mendekati, menjaga batasan antara
laki- laki dan perempuan dan tidak bersentuhan dengan lawan jenis, dan
lain-lain.
10. Selalu ingat kepada Allah Swt. dengan
lidah dan hati. Contohnya adalah
lidah yang selalu
berzikir dan hati yang selalu
mengingat Allah.
Di dalam QS.Al-Ahzab ayat 35 juga
disebutkan bahwa laki-laki dan perempuan sama derajatnya di hadapan Allah Swt., yang membedakannya hanyalah
amal perbuatannya sebagaimana pahala yang mereka
dapatkan atas amal kebaikan mereka.
Pesan moral dari ayat ini adalah
kesetaraan kedudukan lelaki dan perempuan di hadapan Allah Swt. dalam beribadah dan menerima pahala, serta keutamaan pentingnya ketaatan
kepada Allah dan rasul-Nya
dalam segala aspek kehidupan.
Karya: Nur Havivi,
Mahasiswa Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah
UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe
Editor: Alya Nadila
![]() |
Foto: IST |
Pendahuluan
Misbahul
Ulum adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang berfokus pada pengajaran ilmu
agama dan umum. Nama Misbahul Ulum sendiri berasal dari bahasa Arab yang
berarti “Pelita Ilmu,” mencerminkan tujuan lembaga ini dalam menyebarkan ilmu
pengetahuan dan mencetak generasi yang berakhlak mulia.
Lembaga
ini biasanya mengintegrasikan kurikulum berbasis keislaman dengan pendidikan
formal, seperti ilmu pengetahuan alam, sosial, dan teknologi. Beberapa
pesantren atau madrasah dengan nama Misbahul Ulum tersebar di berbagai daerah
di Indonesia, masing-masing dengan ciri khas dan metode pengajarannya sendiri.
Metode
Penelitian
Berdasarkan
beberapa penelitian yang dilakukan di Pesantren Modern Misbahul Ulum
Lhokseumawe, metode penelitian yang sering digunakan adalah metode kualitatif
dengan pendekatan deskriptif. Metode ini bertujuan untuk memahami dan
menafsirkan makna dari interaksi dan perilaku manusia dalam situasi tertentu,
sehingga dapat memberikan gambaran yang sistematis.
Sebagai
contoh, dalam penelitian mengenai strategi ustaz dan ustazah dalam meningkatkan
kemampuan public speaking santri, digunakan metode kualitatif deskriptif
untuk mengumpulkan dan menganalisis data melalui wawancara dan observasi.
Demikian
pula, penelitian tentang metode bimbingan akhlak bagi santri yang melakukan
pelanggaran peraturan pesantren juga menerapkan pendekatan kualitatif dengan
metode deskriptif. Teknik purposive sampling digunakan untuk menentukan
subjek penelitian, dan data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara.
Selain
itu, penelitian mengenai manajemen sarana dan prasarana dalam peningkatan
akreditasi di Pesantren Modern Misbahul Ulum menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini melibatkan subjek seperti pimpinan
pesantren, kepala bidang sarana dan prasarana, serta guru, dengan teknik
pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Penggunaan
metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dalam penelitian-penelitian
tersebut memungkinkan peneliti untuk menggali informasi mendalam mengenai
fenomena yang terjadi di lingkungan Pesantren Modern Misbahul Ulum Lhokseumawe.
Hasil
dan Pembahasan
Pesantren
Modern Misbahul Ulum atau yang biasa disingkat PMMU terletak di Jalan Tgk. Chik
Di Paloh, Desa Meuria Paloh, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe, yang
berada sejauh 800 meter dari Jalan Medan–Banda Aceh ke arah utara Desa Meuria
Paloh. Pesantren Modern Misbahul Ulum adalah pondok pesantren yang memadukan
unsur keagamaan tradisional yang kuat di Aceh dengan unsur kemajuan dan
modernisasi yang dipadukan melalui sistematika Pondok Pesantren Gontor,
menjadikan Pesantren Modern Misbahul Ulum sebagai pesantren terbesar di Kota
Lhokseumawe dengan beragam prestasi. PMMU adalah pondok pesantren yang memiliki
metode belajar-mengajar umum dan juga agama. Pesantren ini juga memiliki
berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan metode pembelajaran yang sangat praktis.
Tahun
ajaran 2019–2020, Pesantren Modern Misbahul Ulum memiliki jumlah santri kurang
lebih sebanyak 1.522 santri, di antaranya 817 santriwan dan sekitar 705
santriwati. PPMU juga memiliki 73 tenaga pengajar atau yang biasa disebut
“ustaz/ah”, di antaranya 43 ustaz dan sekitar 30 ustazah. Ustaz dan ustazah ada
yang menjadi guru tetap dan tinggal di lingkungan pesantren, ada juga yang
tidak tetap seperti halnya guru-guru di luar sana.
Strategi
dalam Membina Seni Berbicara dan Mental Santri
Pesantren
Modern Misbahul Ulum merupakan pesantren yang menerapkan pendidikan umum,
agama, serta aneka ragam kegiatan ekstrakurikuler. Pendidikan ekstrakurikuler
sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan masa depan. Kegiatan ini
diajarkan oleh ustaz dan ustazah. Pembinaan kegiatan ini pada santri dilaksanakan
dengan cara ustaz dan ustazah mengajarkan langsung bagaimana cara meningkatkan
seni berbicara dan membentuk mental pada diri santri, serta bagaimana cara
mengajarkan kepada santri-santri di bawah mereka.
Pelaksanaan
pembinaan ini terpusat pada seni berbicara dan mental masing-masing santri. Apa
pun yang dilakukan pondok pesantren berdasarkan kebutuhan dari santri tersebut,
demi membentuk karakter santri yang memiliki keterampilan dalam seni berbicara
dan mental untuk menjadi alumni yang berguna bagi masyarakat dan bangsa.
Pelaksanaan pembelajaran di Pesantren Modern Misbahul Ulum menggunakan sistem
salafiyah modern, yaitu selain mengaji, pesantren juga mengajarkan segala jenis
ekstrakurikuler yang bertujuan untuk terciptanya sosok santri yang memiliki ilmu
agama juga ilmu cara berorganisasi, berinovasi, berkreasi, dan mengajar apa
yang telah dikaji selama dari kelas satu hingga kelas lima, dan saat kelas enam
mereka harus mampu mengimplementasikan segala ilmu yang telah dikaji selama
kurang lebih lima tahun sebelumnya.
Semua
ini mengedepankan pembelajaran yang sistematis dan metodis dari kurikulum
pesantren tersendiri. Adapun kegiatan-kegiatan yang dapat mendukung pelaksanaan
pembelajaran ekstrakurikuler dalam meningkatkan seni berbicara dan mental
santri Pesantren Modern Misbahul Ulum yaitu Muhadharah, Muhadatsah, Darsul
Izhaf, Khutbah Jumat, dan Amaliah Tadris. Selain itu, juga ada beberapa
kegiatan lainnya yang muncul dari kegiatan-kegiatan yang telah disebutkan di
atas. Kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan dan dikemas oleh kurikulum
pesantren sangat efektif dalam meningkatkan seni berbicara dan mental santri
Pesantren Modern Misbahul Ulum. Segala kegiatan tersebut telah terbagi seperti
yang telah penulis jelaskan di atas, yaitu:
Pertama,
Muhadharah (محاضرة) adalah bahasa Arab yang berarti lecture/kuliah. Kata
yang sepadan dengan muhadharah dalam bahasa Arab adalah dars (درس) yang berarti lesson/pelajaran.
Secara sederhana, muhadharah adalah latihan pidato. Jadi, kegiatan muhadharah
yang selama ini digunakan di pesantren ternyata sangat berpengaruh bagi
anak-anak santri.
Dengan
pembekalan muhadharah yang lebih serius lagi, pastinya akan menjadi
tempat pembinaan yang lebih baik. Dalam kegiatan ini santri dituntut untuk
membuat sebuah pidato yang dirangkai oleh pribadi mereka masing-masing.
Rangkaian tersebut tercipta melalui ilmu pengetahuan mereka masing-masing dalam
kajian ilmu yang telah mereka pelajari setiap harinya di pesantren. Setelah itu
ustaz dan ustazah menyuruh mereka menghafalkan dan memahami apa yang telah
mereka rangkai sedemikian rupa sehingga mereka mampu berpidato di depan santri
lainnya.
Kedua,
Pesantren Modern Misbahul Ulum adalah salah satu pondok yang menerapkan muhadatsah
sebagai pembelajaran maharah kalam bagi santrinya. Pertama, di pesantren
setelah salat subuh setiap santri diajarkan bahasa Arab oleh para mudabbir
di setiap asrama masing-masing. Kemudian saat belajar-mengajar di pagi hari
juga diajarkan bahasa Arab dan beberapa pelajaran lain yang mencakup tentang
bahasa Arab oleh para ustaz dan ustazah. Pelajaran tersebut diimplementasikan
dalam bentuk muhadatsah sambil menunggu waktu magrib setiap seminggu
tiga kali.
Ketiga,
Darsul Izhaf ialah tempat santri tampil untuk mengajar di setiap kelas
yang ada di pondok pesantren saat siang menjelang sore. Kesempatan ini
diberikan untuk santri/ah kelas V dan VI yang telah hampir menyelesaikan tuntut
ilmu di pondok pesantren. Kesempatan ini didapatkan oleh seluruh santri saat
duduk di bangku kelas V dan VI untuk mengajar di setiap kelas I, II, III, dan
juga kelas IV. Darsul Izhaf ini memiliki keunikan tersendiri, karena
pelajaran yang diajarkan kepada adik-adik mereka harus pelajaran antara bahasa
Inggris dan Arab. Pelajaran tersebut juga digunakan melalui komunikasi bahasa
itu tersendiri. Misalnya, pelajaran yang berkaitan dengan bahasa Arab harus
menggunakan bahasa Arab dalam menjelaskan pelajaran tersebut atau saat proses
belajar-mengajar terjadi, begitu juga dengan bahasa Inggris.
Keempat,
mendengarkan kata dari khutbah Jumat pastinya tidak asing lagi di
telinga umat Islam tentang sebuah khutbah yang dilakukan pada hari Jumat
sebelum salat Jumat dilaksanakan. Khutbah Jumat bagi umat Islam adalah
kegiatan yang wajib dilakukan saat salat pada hari Jumat. Tetapi, yang dimaksud
dengan khutbah Jumat pada kegiatan di Pesantren Modern Misbahul
Ulum adalah sebuah kegiatan yang dilakukan seminggu sekali di malam Jumat.
Kegiatan ini ditetapkan oleh pembina muhadharah di setiap waktu muhadharah
pada jadwal malam Jumat. Kegiatan ini dibina langsung oleh Ustaz Zikri sendiri,
agar para santri bisa dilatih semaksimal mungkin, apalagi beliau adalah seorang
khatib yang telah diakui di tingkat Provinsi Aceh.
Kelima,
Amaliah Tadris ialah kegiatan yang dilakukan untuk menguji santri kelas
akhir dalam hal mengajar dengan tata cara yang benar. Kegiatan ini telah
disusun secara sistematis oleh ustaz-ustazah Pesantren Modern Misbahul Ulum,
dengan menguji santri/ah mengajar menggunakan bahasa Arab dan Inggris yang baik
dan benar.
Tradisi
Kitab Kuning
Tingkat
Tsanawiyah
Pelajaran
dan Judul dan Penulis Kitab di Tingkat Tsanawiyah
Karya: Hashilla Rihadatul Vahada, Mahasiswi Jurusan Pendidikan Islam
Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Sultanah Nahrasiyah
Lhokseumawe
Editor: Putri Ruqaiyah