Untuk Lhokseumawe-Aceh Utara,
siapa yang tidak kenal dengan sebuah nama lembaga perguruan tinggi STAIN
Malikussaleh. Banyak di isi oleh lulusan-lulusan dayah terkemuka yang ada di
Aceh. Tidak hanya itu, STAIN juga di kenal dengan pemikiran-pemikiran yang
selalu mengembangkan ajaran-ajaran Islam dan pemikiran-pemikiran Islam,
sehingga tak heran jika banyak santri lulusan-lulusan dayah terbaik di Aceh
memilih STAIN sebagai perguruan tingginya jika ingin melanjutkan studi.
Belum lama ini STAIN
Malikussaleh terus di sibukkan dengan proses Alih Status menjadi Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Malik Ash-Shalih. Belum ada ketentuan yang pasti mengenai
kapan STAIN akan diresmikan menjadi IAIN, namun di prediksikan peresmian STAIN
menjadi IAIN Malikussaleh akan diresmikan sebelum Agustus mendatang.
Menjadi IAIN tentu bukan
perkara yang mudah. Hal ini akan membutuhkan jangka waktu yang panjang. ini di
buktikan dengan isu – isu yang telah muncul dari tahun 2013 silam bahwa STAIN
akan segera IAIN tapi sampai sekarang isu tersebut berhasil tertepis. Sampai
saat ini pun walaupun kabar isu IAIN Malikussaleh sudah tercium semakin nyata,
belum ada pihak manapun yang berani nyatakan kapan secara pasti diresmikan IAIN
Malikussaleh.
“Peremian STAIN menjadi IAIN
masih lama, karena membutuhkan tanda tangan Presiden, setelah STAIN
menandatangani perubahan alih status barulah kemudian diadakan program
peresmian, sebelum itu harus ada
perubahan-perubahan organisasi tata laksana, jelas ketua STAIN kepada tim
redaksi Al-kalam (16/06/2016).
Proses perjuangan alih status
ini sudah di mulai dari tahun 2014,2015 sampai dengan 2016, sehingga sudah dua
tahun penuh perjuangan STAIN alih statusnya menjadi IAIN. Tak sedikit tantangan
dan rintangan yang harus dilalui dalam proses memperjuangkan alih status ini,
terutama STAIN harus mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memenuhi
standar kualitas seperi yang di tentukan oleh Menteri Aparatur Negara,
Kementrian Agama, dan Sekertaris Negara, selanjutnya mengenai soal keuangan
yang harus di lalui tahap demi tahap.
persiapan mental daripada
Civitas Akademika dan sumber daya karyawan untuk menghadapi perubahan alih
status, dan juga persiapan penunjang lainnya pun di anggap perlu. Seperti meningkatkan penelitian dan meningkatkan mutu
pengabdian kepada Masyarakat. Membuat program-program yang jitu untuk
pengembangan lembaga. selain itu STAIN Malikussaleh juga membutuhkan
dosen-dosen yang berkualitas taraf Nasional dan Internasional.
Dr Hafifuddin Ketua STAIN
Malikussaleh pun juga melanjutkan bahwa “STAIN ini ibarat sungai kecil, ikannya
kecil-kecil, Ikannya pun yang ada Cuma dua – tiga jenis. Tapi jika sudah IAIN
akan di ibaratkan seperti Danau yang luas, Ikannya banyak dan memiliki banyak
jenis. Tapi jika universitas akan menjadi seperti laut samudera luas, semua
ikan bisa.”
Untuk memngembangkan perguruan
tinggi islam malikussaleh ini, maka perlu adanya perubahan status yang lebih
tinggi. IAIN mampu mengkaji ilmu agama ke yang lebih tinggi dan lebih luas.
Beliau juga menambahkan
bahwasanya dalam waktu dekat ini kita akan buka jurusan-jurusan baru. Seperti
Ekonomi Bisnis dan Tafsir Hadis. Di ikuti juga pada tahun selanjutnya yaitu
jurusan Psikologi Islam.
Selain alih status, yang menjadi
prioritas utama STAIN kali ini juga masalah akreditasi. Kita sudah membentuk
tim khusus untuk menyelesaikan akreditasi. Kita akan selesaikan ini sebelum
bulan 9. Kita akan terus berbenah dan jika masi ada yang kurang kita akan terus
memperbaiki sehingga perguruan tinggi ini benar-benar bisa di akui oleh semua
kalangan kedepannya. Perioritas utama kita adalah alih status dan akreditasi
baru setelah itu kita akan memikirkan pengembangan. Dr H. Hafifuddin M.Ag
Menambahkan.
STAIN Malikussaleh ini memiliki
harapan besar kedepannya. Kita juga berharap bahwa STAIN bisa membawa
pendidikan Islam di Aceh lebih maju dan dapat menjadi wadah bagi pengembagan
studi dan syariat Islam. (S,M)