Oleh
Gunawan
|
Di awal pagi televisi saya hidupkan. Remote control dalam genggaman berita. Selebriti menjadi tontonan pertama tanpa disengaja, salah satu artis kondang sedang menangis meratapi ibunya, terpikir dalam pikiran saya, siapa lagi korban perceraian, namun perasangka itu salah, ternyata ia sedang menangis dalam pelukan ibunya disertai ucapan permohonan maaf serta ucapan terimakasih atas segala pengorbanan yang telah diberikan. Ia mengatakan pada ibunya selamat hari ibu.
Android yang selalu
dalam genggaman saya buka di Medsos, berbagai foto Ibu dan anaknya serta
syair-Syair syahdu berlantun dalam tulisan yang menyertai foto seorang ibu dan
anaknya, pada saat itu kelender yang bergantung saya tunjuk mengikuti tanggal
ternyata benar hari ibu telah tiba.
Ada penasaran yang
tertanam dalam benak dari mana asal muasalnya hari ibu lahir, bagi hemat
penulis hari ibu itu tidak ada hari khusus, ya sampai kapanpun dimanamun doa
pengabdian anak dan doa terhadap Ibu tidak boleh putus, walaupaun kasih “Anak
Sepanjang Galah Kasih Ibu sepanjang Masa” yang namanya kasih sayang anak kepada
Ibu sudah wajib dilakukan setiap saat.
Hari ibu banyak diperingatai
diseluruh belahan dunia, termasuk negara Adidaya America serikat, banyak yang
mengatakan kesejarahan awal hari ibu di mulai di negara tersebut, pada
awalnya, hari ibu di America serikat dirayakan
pertama kali pada tahun 1908, dimana seorang anak yang bernama “Anna Jarvis”
mengadakan peringatan kematian ibunya “Grafton” di West Virginia. Pada tahun
1914 baru di deklarasikan hari ibu dan dijadikan hari ibu sebagai hari libur
nasional.
Namun bagaimana dengan
sejarah hari Ibu di Indonesia, apakah
memiliki kesamaan dengan negara Adidaya Amerika serikat. Perayaan hari ibu di
Indonesia diawali dengan berkumpulnya para pejuang perempuan dari 12 kota di
jawa dan Sumatra dan diadakannya kongres perempuan Indonesia pada tanggal 22-25
Desember 1928 di Yogyakarta. Salah satu hasil kongres tersebut salah satunya
membentuk hari kongres wanita Indonesia (Kowani). Namun penetapan tanggal 22
Desember sebagai hari ibu diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada
tahun 1938. Bahkan, Presiden Soekarno menetapkan tanggal 22 Desember ini
sebagai Hari Ibu memalui Dekrit presiden No. 316 tahun 1959. (ayahbunda.com)
Melihat sejarah Hari
Ibu di Indonesia memiliki perbedaan dengan cerita yang terjadi di negara
Amerika Serikat, banyak Natizen mengatakan kesejarahan Hari ibu bermula dari
negara tersebut, bisa dikatakan cikal bakalnya lahirnya hari ibu, namun
memiliki History yang sangat berbeda dengan negara kita tercinta. Perkumpulan
wanita-wanita Indonesia memiliki semangat juang yang tinggi demi mengangkat
harkat dan martabat wanita Indonesia demi meraih kemerdekaan dan juga dimaksudkan
untuk senantiasa mengingatkan seluruh rakyat Indonesia terutama generasi muda,
akan makna hari ibu sebagi hari kebangkitan dan persatuan kaum perempuan.
Perayaan hari ibu di
Indonesia pada saat itu menghargai pejuang pejuang wanita yang gugur di medan pertempuran
melawan penjajahan. Sebagaimana situasi yang sedang kaum wanita hadapi, banyak
kaum ibu dan wanita yang tertindas, menjadi budak sex, ditinggal suami
berperang, kehilangan anak-anak yang di cintainya, disini hemat penulis
menyimpulkan perayaan hari ibu pada masa itu menghargai segala bentuk
perjuangan wanita-wanita yang tertindas dalam perjuangan meraih kemerdekaan.
Perayaan hari ibu di
abad 21, berbagai bunga dan kado-kado kecil mereka persiapkan. Turun kejalan beramai-ramai. Memberikan setangkai
bunga kepada ibu-ibu yang melintas dijalan raya. Sebagian membuat sebuah
seminar tentang perayaan hari ibu, kunjungan ke panti jombo, kegiatan positif
ini banyak dilakukan oleh kelompok-kelompok Organisasi mulai dari tingkat
pelajar maupun Mahasiswa.
Banyak kegiatan positif
yang dilakukan penuh hikmat. Namun bagaimana dengan perayaan hari ibu bagi diri
kita masing-masing apakah hanya berpatokan pada kegiatan hari Ibu semata yang
diperingati satu tahun sekali. Kita berharap semoga saja tidak demikian. Perayaan
hari ibu dan kasih sayang kepada seorang ibu harus kita lakukan setiap hari,
setiap saat kapanpun dan dimanapun kepedulian terhadap ibu dan kedua orang tua
wajib dilakuan setiap harinya terutama generasi muda Indonesia, menjadi
generasi “Birrul Walidain” Generasi yang berbuat kebajikan kepada kedua
orang tunya.