Al-Kalam- Kemampuan berkomunikasi yang
efektif menjadi salah satu tuntutan untuk menjadi seorang pengajar atau dosen
yang profesional. Dalam upaya
meningkatkan keterampilan dosennya dalam berkomunikasi yang efektif, jurusan
Tarbiyah STAIN Malikussaleh Lhokseumawe menyelenggarakan kegiatan workshop
public relation bagi dosen Jurusan Tarbiyah. acara berlangsung di Aula Akademik STAIN Malikussaleh 10/12.19.
Kegiatan
yang mengangkat tema “Optimalisasi Peran
Public Relation dalam Menjalin Komunikasi yang Efektif” ini berlangsung selama 2 hari, yakni mulai tanggal 10
sampai dengan 11 Desember 2016. Workshop ini
diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan dosen dalam menjalin komunikasi yang efektif baik dengan sesama dosen,
karyawan juga dengan mahasiswa dalam proses perkuliahan dan membimbing skripsi
mahasiswa. Workshop ini
menghadirkan Dr. Kusmawati Hatta, M.Pd yang merupakan dosen senior sekaligus
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh serta Dr. H.
Hafifuddin, M.Ag Ketua STAIN Malikussaleh Lhokseumawe sebagai Instruktur,
demikian disampaikan oleh sekretaris panitia Samhudi, M.P.
Workshop yang diikuti oleh 40 orang
peserta ini dibuka secara resmi oleh Kepala Bagian (Kabag) Drs. M. Nazar, M.Hum mewakili Ketua STAIN
Malikussaleh Lhokseumawe. Dalam
sambutannya, ia menjelaskan pentingnya memiliki keterampilan berkomunikasi yang
baik, apapun profesi maupun jabatan yang kita emban, faktor komunikasi sangat
menentukan kesuksesan kinerja kita. Ia juga mencontohkan posisi seorang
pimpinan di suatu lembaga, jika tidak memiliki kemampuan komunikasi yang baik,
maka akan berimbas pada kemajuan lembaga yang ia pimpin. Selain itu, public relation dalam perkembangannya tidak lagi hanya
berfungsi memberitahukan kepada pihak lain tentang siapa dan bagaimana diri
kita, tetapi juga memberitahukan kepada ‘kita’ tentang apa dan bagaimana
pendapat atau pikiran lain terhadap ‘diri kita’ tuturnya.
Sementara itu Dr. Kusmawati Hatta, M.Pd dalam
pemaparannya menjelaskan bagaimana fungsi dan peran public relation dalam menjalin komunikasi yang efektif, seorang
dosen harus mampu mengontrol emosinya, jangan berbicara kalau sedang marah
apalagi membuat suatu keputusan imbuhnya. Menurutnya ada 5 aturan dalam komunikasi yang efektif, yaitu: Pertama, sikap hormat dan saling menghargai
kepada setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang disampaikan. Ingatlah
bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. bahkan jika
harus mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh respek
terhadap harga diri dan kebanggaaan seseorang, maka akan dapat membangun
kerjasama, sehingga menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektifitas
kinerja, baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim.
Kedua Empati, yaitu kemampuan untuk menempatkan diri
pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat
utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan untuk mendengarkan atau mengerti terlebih
dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain.
Ketiga
adalah audible, yaitu pesan yang di
sampaikan dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Keempat adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak
menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Kelima adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan aturan yang terkait dengan aturan pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain,
biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang di miliki. Jika komunikasi di
bangun didasarkan pada 5 aturan pokok komunikasi efektif ini, maka akan dapat
menjadi seorang komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat membangun
jaringan hubungan dengan orang lain yang penuh dengan penghargaan (respect), karena inilah yang dapat
membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan saling
menguatkan imbuhnya.
Dikesempatan
terpisah, Dr.H.Hafifuddin, M.Ag memaparkan bagaimana cara mengelola potensi
yang ada dalam diri manusia. Manusia memiliki potensi hati, hilmun, nuhiyah,
hijrun dan akal. Sebagai seorang individu, manusia berperan menggali,
menguatkan serta mengembangkan potensi diri yang dimilikinya. Sementara itu
sebagai bagian dari masyarakat, manusia berperan dalam pengembangan masyarakat.
Hal itu mampu dilaksanakan dengan cara memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan
dan seni tambahnya. (M.F)