![]() |
Foto: IST |
![]() |
Foto: IST |
Bulan purnama merupakan peristiwa yang sangat menarik untuk diamati. Selain cahaya bulan yang indah menerangi malam, permukaan bulan pun terlihat cantik dengan penampakan permukaan yang sempurna. Sebagai satelit bumi, bulan selalu mengitari bumi dengan bentuk orbit yang lonjong (elip) dengan waktu tempuh dalam satu kali orbit (sinodis) selama 29 hari 12 jam 44 menit 43 detik.
Bentuk orbit bulan yang lonjong mengakibatkan dalam perjalanan nya ada saat dimana posisi bulan jauh dengan bumi (apogee) dengan jarak 405.969 Kilometer, bila posisi bulan saat purnama lebih jauh dari 405.969 kilometer disebut dengan Micromoon. Saat bulan dekat dengan bumi (perigee) dengan jarak 363.104 kilometer, bila posisi bulan saat purnama lebih dekat dari 363.104 kilometer disebut dengan Supermoon. Jarak rata-rata bumi ke bulan adalah 384.400 kilometer.
Supermoon merupakan sebuah istilah untuk peristiwa bulan purnama yang terjadi bersamaan dengan fenomena perigee atau posisi terdekat bulan dengan bumi. Dinamakan terdekat dengan bumi bila jarak bulan lebih dekat dari 363.104 kilometer. Pada tanggal 14 juni 2022 jarak bumi dengan bulan 337.433 kilometer. Dampak dari peristiwa ini, piringan bulan akan terlihat lebih besar 14 persen dari purnama saat Micromoon dan 6 persen lebih besar dari purnama rata-rata. Cahaya bulan akan terasa lebih terang 30 persen dari purnama saat Mikromoon dan 16 persen dari purnama rata-rata.
Fase puncak purnama kali ini terjadi pada pukul 18.51 WIB. Mahasiswa Ilmu Falak didampingi oleh dosen Ilmu Falak IAIN Lhokseumawe, Dr. Ismail, S.Sy., M.A. melakukan pengamatan Supermoon dengan menggunakan 3 buah teleskop. Kegiatan ini dilaksanakan mulai pukul 18.30 sampai pukul 20.30 WIB.
Sumber: Rilis
Editor: Redaksi