![]() |
Foto: IST |
Dalam rukyat hilal kali ini terlihat pengunjung sangat antusias untuk melihat langsung proses pemantau hilal, setelah sebelumnya beredar informasi terjadinya perbedaan awal Ramadhan dari beberapa Organisasi Masyarakat Islam.
Para pengunjung terdiri dari masyarakat umum, para santri, mahasiswa, para ulama dan cendekiawan muslim dari berbagai latar belakang terlihat turut meramaikan proses rukyat hilal kali ini.
![]() |
Foto: IST |
Adapun tinggi hilal diatas ufuk barat pada hari Jumat tanggal 1 April 2022 M atau 29 Sya'ban 1443 H saat matahari terbenam di seluruh Indonesia berkisar antara 2 derajat 10 menit Busur (tertinggi) di Bengkulu, sampai dengan 1 derajat 7 menit busur (terendah) di Jayapura.
Sementara, nilai sudut elongasi Bulan saat Matahari terbenam pada hari Jumat 1 April 2022 atau 29 Sya'ban 1443 H di seluruh Indonesia berkisar antara 3 derajat 28 menit busur (tertinggi) di Banda Aceh sampai 2 derajat 56 menit busur (terendah) di Kupang.
Dari data hilal di atas, dapat diinformasikan bahwa kondisi hilal di seluruh Indonesia pada hari Jumat 1 April 2022 atau 29 Sya'ban 1443 H belum memungkinkan untuk diamati karena masih jauh dari teori kriteria imkan rukyat, sehingga jumlah hari bulan Sya'ban 1443 H digenapkan menjadi 30 hari dan 1 Ramadhan 1443 H jatuh pada hari Minggu 3 April 2022, jelas Tgk Ismail.
Waled Mustafa M. Isa, Ulama dan pakar Ilmu Falak Aceh Utara, menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat agar saling menghargai dan menghormati pendapat Ormas Islam yang berbeda dalam mengawali Ramadhan. Dimana mereka memiliki landasan dan cara pandang dalil tersendiri.
"Sehingga kita perlu meyakini apa yang kita rasa benar dengan tidak menyalahkan pihak lainnya," tutupnya.
Sumber: Rilis
Editor: Redaksi