![]() |
Foto: Neza Azharni |
Pelatihan ini mengusung tema "Menjembatani Cinta Tanpa Suara, Berseni dengan Isyarat yang bermakna." Kegiatan ini diikuti sekitar 80 peserta dari kalangan mahasiswa, dosen, serta tamu undangan. Kegiatan ini bertujuan membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan dasar dalam berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat, sebagai upaya membangun komunikasi yang inklusif dan ramah disabilitas.
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Wakil Rektor III, Dr. Darmadi, S.Sos., M.Si. “Saya mengapresiasi setinggi-tingginya kepada panitia pelaksana, khususnya kepada Himpunan Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, yang telah menggagas kegiatan ini dengan semangat inklusi dan empati," ungkap Darmadi dalam sambutannya.
Ia menambahkan bahwa pelatihan ini tidak hanya tentang belajar bahasa isyarat sebagai alat komunikasi, tetapi juga tentang membuka hati, membangun kesadaran, dan menjembatani cinta kepada saudara-saudara dari kalangan disabilitas. “Cinta tidak selalu diungkapkan dengan kata-kata. Terkadang, isyarat sederhana mampu menyampaikan makna yang lebih dalam daripada seribu kalimat,” tambahnya.
Ia juga berharap kegiatan ini menjadi langkah awal dalam membangun kampus yang ramah disabilitas, bukan hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kaya secara emosional dan spiritual.
Ketua Jurusan KPI, Zanzibar, M.Sos., dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian sosial mahasiswa terhadap kelompok disabilitas, khususnya tuna rungu, serta sebagai langkah awal menciptakan lingkungan kampus yang lebih terbuka dan inklusif.
Acara pelatihan diisi oleh pemateri yang berkompeten di bidang bahasa isyarat, yaitu Mursyita, S.Pd.Gr., guru Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Aneuk Nanggroe. Melalui pelatihan ini, Mursyita berharap peserta mampu mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam kehidupan sehari-hari serta menyebarkan kesadaran akan pentingnya komunikasi yang setara.
Ketua panitia, Arif Firmanda, menyampaikan, “Tujuan utama dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi dengan penyandang disabilitas, khususnya teman-teman tuli dan tunawicara. Selain itu, pelatihan ini juga bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan ramah bagi semua kalangan.”
Ia menambahkan harapannya agar mahasiswa mampu menjalin komunikasi yang lebih baik dengan penyandang disabilitas, serta tidak lagi mengasingkan mereka dalam kehidupan sosial.
Ketua HMJ KPI, Ferdi Firmansyah, mengungkapkan, "Tujuan pelatihan ini sangat banyak, khususnya untuk kalangan disabilitas. Menurut saya, anak-anak disabilitas saat ini masih kurang mendapat perhatian. Maka dari itu, pelatihan ini diadakan agar mereka bisa lebih dipandang dan diingat oleh masyarakat luas.”
Ferdi berharap anak-anak disabilitas semakin terlihat dan tidak lagi dipandang sebelah mata. Kepada masyarakat umum, ia mengajak untuk lebih menghargai dan tidak merendahkan mereka. "Karena pada dasarnya, kita semua itu sama. Semoga kita semua bisa lebih baik dan saling menghargai ke depannya,” tuturnya.
Reporter: Juramaida Ziliwu
Editor: Putri Ruqaiyah